Hari ini aku dan dokter wil bertemu dengan cyline.
"apa yang ingin kalian tanyakan padaku?" ucap cyline
"apa orang tua.. Rio masih?"
"iyaa mereka masih hidup"
"dimana mereka tinggal dan oh ya apa kabar mereka?"
Cyline memberiku sebuah alamat
"oh ya... Dimana makam rio?"
"aku akan berkunjung padanya hari ini"
"oh yaa?? Boleh kami ikut?"
Aku dan dokter wil serta Cyline menuju makam yang cyline maksud
"ini.." ucapnya padaku
Dan aku melihat cyline sedang berdoa dan menangis di nisan ini, tampak jelas dari wajahnya bahwa dia masih mencintai rio.
"hallo sayang" ucap seorang lelaki menghampiri cyline
Aku dan dokter wil terheran melihat sosok lelaki itu
"mari kita pulang? Tidak baik ibu hamil seperti ini disini"
Dalan pikirku "ibu hamil? Jadi cyline sudah menikah? Apa perasaan rio nanti?"
"ku mohon kalian jangan menanyakan soal rio lagi, aku punya kehidupan baru sekarang, biar dia bahagia disana" ucapnya pergi dari hadapan kami
Akupun duduk melihat kearah tanah makamnya dan memejam kan mata
"Tuhan.. Aku mencintainya, berikan dia ketenangan Tuhan.. Aku ingin dia damai Tuhan" ucapku meneteskan air mata. Tersungkur di nisan rio
Selama perjalanan pulang aku hanya terdiam seolah panik akan kejadian tadi, menyedihkan sekali rio.
"dok ayo kita ke alamat ini"
"kamu yakin sekarang?"
"iya saya yakin"
Kami pun sampai...
Sungguh rio termasuk orang kaya rumahnya mewah sekali
"permisi pak.. Apa benar ini rumah almarhum rio?" ucap dokter wil
"iya betul, dengan siapa ya ini"
Setelah panjang lebar kamipun masuk kedalam rumahnya dan bertemu dengan mama nya, mama nya sangat cantik walau sudah terlihat tua"kalian temanya rio?"
"iya tante" ucapku memperkenalkan diri
"ada apa ya? Kalian sudah tau kan kalau"
"iyaa tante.. Kami tahu" kamipun menceritakan kalau kami teman kecil nya
"ouh seperti itu"
"oh ya tante... Rio pernah bilang ke saya kalau dia sangat sayang ibu nya baginya tante itu ibarat malaikat"
"benar kah? Rasanya tante senang sekali, dia bisa bicara seperti itu pada mu, jujur saja dia sosok orang yang angkuh bahkan sebelum kematianya dia belum mengatakan hal apapun pada tante" ucapnya menangis
Akupun menghampirinya dan memegang tanganya
"tante.. Apa tante sakit?"
"beginilah dari rio kecil sampe sekarang tante tidak mau memeriksakannya"
"tante.. Boleh saya periksa? Eum kami dokter tan, kami ingin tante sembuh biar rio senang disana dia menitipkan amanat ini pada kami"
Dengan cukup bujukan akhirnya tante meli mau dan kagetnya menurut diagnosa dokter wil tante meli memiliki tumor pada saluran pencernaanya
"tante.. Ini bahaya" ucap dokter will
"iyaa tante tahu"
"tante harus melakukan operasi" ucap dokter wil
"untuk apa melakukan operasi toh tante akan segera meninggal dan bertemu dengan anak tunggal tante"
"tak baik tante bicara seperti itu, hati rio akan terpukul nantinya, saya akan menepati amanat rio untuk membantu tante yaa"
"apa benar rio berbicara seperti itu?'
"iyaa percayalah tante"
Kamipun berbincang denganya dan merencakan terapi pada ibu rio.
"terimakasih yaa.. Kalian memang baik"
Akupun sampai dirumah ku dan melihat rio sedang duduk menungguku.
Aku melihat kearahnya entah mengapa hatiku hancur sekali sedih rasanya setelah mengetahui semuanya.
"aku pulang" ucapku
Dia hanya berdiam saja dan merebahkan badanya di kursi dan memaling wajahnya sambil terpejam"kamu marah?"
"rio...."
"maaff"
"ih kalau marah ganteng nya ilang loh"
"rio.. Besok aku libur kitaa jalan yu?"
"kamu seneng kan?"
"ihh rioo kok diam ajaa sih" ucapku"kamu bohong mihka... Sekarang mikha yang ku kenal sudah sangat sibuk, apa gunanya aku diam disini lebih baik aku pergi saja keruangan lama ku lagi"
"ihh rio.. Apaansih kok kamu ngomong gini!! Harusnya kamu bersyukur aku pulang malam terus buat kamu rio"
"untuk aku? Apa?"
Ucapku dalam hati.. Lagi-lagi aku hampir ketahuan"
"eum.. Maksud aku.. Aku kerja untuk kitaa rio"
"yaudah sana kamu istirahat ajaa"
Akupun masuk ke kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
kesendirian (Ketika Cinta Beda Dunia)
HorrorSeorang wanita angkuh yang memiliki trouma terhadap masa lalunya dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang saling egois lika-liku keluarga dan lingkungan yang membuat mikha semakin benci hidup ini.. Hanya ruangan belakang kampus favoritnya dengan Rio...