Empat [Pengecut]

31.9K 1.1K 5
                                    

Kadang yang terlihat bahagia sebenarnya juga menyimpan luka, Hanya saja dia pandai menyamarkan lukanya mejadi tawa.

-

•••••

Semuanya melihat kearah pintu yang dibuka perlahan dan menampilkan.........

"Permisi......maaf telat," Gadis dengan kepang satu itu berjalan kearah guru dengan wajah datarnya.

"Kenapa kamu telat?" Tanya guru dengan name tag bu dwi guru sejarah yang terkenal dengan sikap tidak pedulinya.

"Apakah jika saya memberitahu alasannya anda akan percaya," Gadis itu masih menunduk namun berbicara dengan menekan disetiap katanya dan didengar oleh seluruh murid.

"Hm......kamu betul saya tak peduli dengan alasan apapun, Jadi keliling lapangan sebanyak 10 kali," Suruh bu dwi tegas, Gadis itu mengangguk dan keluar kelas untuk menuju lapangan.

Daniel menatap tak percaya pada cewe cupu itu.

"Berani banget tuh cewek? Hm menarik nih kalau gua balas dendam tentang yang dikantin kemarin," Batin Daniel tersenyum miring.

Disisi lain.

Gadis dengan kepang satu itu menaruh tas nya di pinggir lapangan, Ia menatap lapangan dan matahari yang sangat menyengat pagi ini.

"Huftttt olahraga pagi, lumayan lah," Gumam gadis itu dan berlari kearah lapangan memutarinya beberapa kali.

2 putaran

Gadis itu menambah kecepatan larinya.

4 puteran

Ia menyeka keringat yang berjatuhan dipelipisnya.

6 puteran.

Tinggal beberapa puteran lagi ia akan beristirahat dan bersantai sampai bel istirahat.

8 puteran.

Nafasnya mulai tidak beratur matahari semakin menyengat membuat kepalanya pusing.

"Harusnya tadi gua makan dulu, ah sial gara gara gua lupa masang alarm jadi kaya gini kan," Gumam gadis itu dan melanjutkan larinya.

9 putaran

"Tinggal satu lagi, semangat," Gadis itu menyemangati dirinya sendiri sambil tersenyum tipis, Ia mempercepat larinya agar hukumannya cepet selesai.

Dan....

10 putaran.

"Akhirnya selesai juga," Gadis itu menghembuskan nafasnya sambil berjalan kearah pinggir lapangan ingin mengambil tasnya namun ia tak menemukan tasnya padahalkan tadi dia menaruhnya disini.

"Jail banget sih nih orang," Kesal gadis itu, Amarahnya semakin memuncak saat mengingat didalamnya ada sesuatu yang berharga.

"Yaampun berkasnya," Gadis itu menepuk jidatnya dan berlari mencari orang yang jail terhadapnya.

"Awas aja kalau ketemu gua ancurin mukanya," Batin gadis itu.

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang