tujuh [Hari ketiga pacaran]

23K 866 3
                                    

Serumit ini kita saling sayang namun tak saling percaya kita saling rindu tapi tak berani saling memberi tahu, Ada cinta diantara kita namun tak pernah ada status yang jelas pada kebersamaan kita ini.

******

Brak

Nesya mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu yang dibanting dengan keras, Bukan ia saja tapi semua yang ada dikelas ini bahkan guru yang sedang mengajar didepan kelas.

"Heh kenapa kamu terlambat?" tanya bu riska.

"Tadi.....ah itu bu tadi ban mobil saya kempes jadi saya harus ke bengkel dulu," ujar nathan sambil menyengir.

"Baiklah kembali ketempat duduk kalian," suruh bu riska guru ipa.

Daniel dan nathan kembali ketempat duduknya masing masing, Daniel menaruh tasnya lalu menatap muka nesya yang mengantuk karena ocehan bu riska.

"Tidur aja kalau ngantuk, jangan dipaksa," suruh daniel, Nesya menggelang masih dengan pandangan ke depan, Ia menyangga dagunya dengan tangan kirinya.

Matanya sangat berat, ia menaruh kepalanya dimeja dengan tumpuan tangan kanannya, Ia memajamkan matanya saking ngantuknya.

Daniel terus menatap tanpa mengalihkan pemandangan dari nesya, Nesya mengubah posisi menghadap daniel, muka polos nesya membuat daniel takjub beberapa saat sehingga ia enggan untuk mengalihkan pandangan.

"Lu cantik kalo engga pake kacamata,"

****

"Eghhhhhh," lenguh nesya, Ia bangun menatap ruangan yang penuh dengan obat obatan, ia mengerutkan keningnya bingung.

"Udah bangun," suara serak itu membuat perhatian nesya terahlikan ia menatap cowo yang tidur disofa yang berada tidak jauh dari tempatnya.

"Gua ada dimana?" tanya nesya.

"UKS."

"Lho bukannya tadi....."

"Tadi badan lu panas makanya gua bawa lu kesini," daniel mendekat kearah brankar yang ditempati nesya.

"Minum dulu," daniel menyodorkan air yang ia ambil dari naskah disebalah brankar nesya.

Nesya menegukknya hingga tak tersisa. Daniel tersenyum, "haus banget ya," nesya tersenyum tipis.

Daniel mengambil gelas yang di pegang nesya menaruhnya di meja, Ia duduk di kursi yang ada di dekat brankar nesya.

"Udah tidur lagi aja masih jam pelajaran," suruh daniel.

"Engga," tolak nesya, Daniel mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

Nesya ingin menjawab namun suara itu membuat nesya menutup mukanya, Daniel terkekeh melihat nesya yang malu karena suara perutnya.

"Jadi lu lepar?" senyum daniel mengembang, Nesya menatap kearah lain engga untuk menatap daniel.

Nesya menggeleng membuat daniel gemas, Daniel berdiri berjalan menuju pintu uks sebelum keluar ia berkata, "kalau lapar ke kantin aja gua mau ke kelas," setelahnya tak ada suara lagi di sana hanya kesepian yang menggerogiti nesya.

"Sendiri lagi," nesya tersenyum pedih, ia lebih memilih menidurkan kepalanya lagi, Ia merasa ngantuk kembali menyerangnya, Ia memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpi.

****

"Hey bangun," cowo itu yang ternyata daniel menggoyangkan tangan nesya agar segera bangun, Nesya yang merasa terganggu membuka matanya secara perlahan menatap kearah cowo yang berdiri disisi brankar tempat ia tidur.

"Ngapain disini bukannya ke kelas?" tanya nesya bingung.

"Engga, Cepet bangun," suruh daniel, Nesya bangun menatap daniel yang membuka bungkus plastik yang ia bawa.

"Jangan tidur dengan perut kosong engga baik," peringat daniel.

Daniel masih fokus membuka buah buahan dan mie ayam yang ia beli tadi, "Makan dulu baru boleh tidur,"

Daniel duduk dibangku dekat sana, ia memberi air putih kepada nesya, Setelah menenguk beberapa kali, daniel menyuapi nesya perlahan.

Nesya yang ingin mengambil makanannya segera dijauhkan oleh daniel, "Diem, gua yang nyuapin lu," tegas daniel.

Nesya hanya pasrah karena kepala dan badannya terasa sakit, Nesya menerima suapan demi suapan yang diberikan daniel kepadanya.

"Sekarang jam berapa?" tanya nesya saat mendengar suara bel.

"14.40," jawab daniel.

Nesya membulat kan mata nya ia lupa jika hari ini ada yang harus ia lakukan, ia mengambil handphone nya yang berada dikantung roknya, Matanya mencari kontak yang akan ia hubungi.

Tut tut tut

"Halo."

"Cepet datang ke kantor disana ada klien yang harus ditangani, saya engga bisa datang karena ada sedikit masalah."

"Tapi...."

"Sekarang!"

Tutttttt

Nesya mematikan teleponnya secara sepihak, Ia menatap daniel yang memejamkan matanya mungkin dia lelah karna hari ini mengurus nesya sepenuhnya.

Nesya menghembuskan nafasnya ia turun dari brankar dan mendekati daniel yang berada disofa, Ia berniat membangunkan nya tapi karena melihat daniel tertidur pulas membuatnya tidak tega untuk membangunkan daniel.

Ia lebih baik menunggu daripada mengganggu, Karena itu ia memilih memainkan handphone nya menunggu daniel yang akan terbangun dari tidurnya sendiri.

Pukul 16.10 pm

"Eh gua ketiduran," Daniel segera bangun dan melihat ke brankar yang kosong saat melihat kesampingnya ternyata gadis itu sedang tidur sambil memangku handphone nya.

Daniel melihat jam yang sudah hampir malam, Ia menggendong nesya menuju mobilnya, Diperjalanan daniel baru ingat jika ia belum tau dimana rumah nesya dengan terpaksa ia membangunkan nesya untuk menanyakan rumahnya.

"Nes rumah lu dimana?" tanya daniel.

"Ke apart gua aja di jalan ****," daniel mengangguk lalu membawa nesya ke tempat yang diberitahu nesya.

Beberapa menit kemudian

Daniel menatap apart yang berada didekatnya, Ia membangunkan nesya karena sudah sampai tujuan.

"Nes bangun udah sampai," daniel mencoba membangunkan nesya namun ia tidak ingin bangun juga, Ia bingung harus dengan cara apa ia membangunkannya.

Daniel mempunyai ide yang cemerlang, ia mendekatkan wajahnya dengan nesya jarak mereka hanya beberapa senti lagi, Nesya yang merasa terganggu membuka matanya lalu menengok kearah kiri dan mata mereka membulat sempurna karena .......

























****

Votmen💙💚

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang