Tigapuluhempat[Rumah sakit]

15.3K 573 0
                                    

Daniel mangacak rambutnya frustasi sudah hampir 2 jam dia menunggu di ruang UGD namun tak ada tanda tanda jika dokter akan keluar.

Mereka yang berada disana menghela nafas gusar merasa jika ada sesuatu yang buruk, vito menatap kearah daniel yang mundar mandir sedari tadi.

"Niel lu gak bisa duduk apa kepala gua pusing  liat lu mundar mandir kaya setrikan gitu," Celetuk vikri.

"Engga," Galak niel

"Galak amat mas," Vikri bergidig ngeri  memilih kembali diam daripada berurusan dengan pak macan.

"Lama amat sih," Kesal daniel.

Fauzi langsung berdiri bersama yang lainnya lalu menghampiri dokter yang menangani nesya.

"Gimana dok?" Tanya daniel lebih dulu.

"Keadaan nya sangat buruk, saya pernah bilang pada kalian jika nesya tidak boleh kecapean kenapa malah seperti ini, peluru yang ditembak kearah nesya hampir mengenai jantungnya jika kalian tak membawanya dengan cepat saya pastikan dia tak akan selamat," Dokter itu mengehela nafas lelah.

"Maksud dokter dia selamat kan dok?" Tanya fauzi.

"Dia selamat," Mereka menghela nafas lega namun...

"Tapi sekarang dia koma," Lanjut dokter itu, daniel membulatkan matanya. Dokter itu pamit utuk menangani pasien lain.

Suster keluar dengan membawa peralatan yang tadi dipakai untuk operasi nesya, "Sus apa kita boleh masuk?" Tanya daniel.

"Boleh setelah kita memindahkan pasien ke ruangan rawat inap," Suster itu pergi setelah meminta ijin dan mendapat anggukan dari mereka.

"Apa kita hubungin mom sama dad ya," Gumam fauzi tapi masih bisa didengar vito.

"Kita hubungin aja mereka berhak tau," Kata vito, fauzi mengangguk.

Diruang inap nesya.

Daniel menatap tubuh yang terbaring lemah di atas brankar, matanya menyiratkan kesedihan, tangannya sudah mengepal dipertarungan tadi daniel habis membantai semua gengster DB ketika mengetahui dalang dibalik pertarungan gengster BR & BD.

Mereka yang berada disana menatap gadis yang selalu terlihat kuat bahkan tak pernah menangis itu yang mereka tau tapi saat mereka menatap gadis yang sedang berbaring dengan lemah dengan berbagai alat di tubuhnya.

"Maaf aku gak bisa jaga kamu," Batin daniel menyesal.

Benar penyesalan selalu berada diakhir, mereka tak tau apa yang akan terjadi ke depannya maka dari itu belajar dari apa yang telah terjadi jangan menyesalinya karna itu percuma!.

Pukul  19.20 wib

Mereka sudah pulang tinggal daniel disana, mereka sudah memaksa cowo itu namun daniel tetaplah daniel dia selalu pada pendiriannya sikap daniel sama seperti nesya keras kepala namun cowo itu menunjukkannya pada saat ia ingin mempertahankan kehidupannya seperti sekarang dia tak ingin berjauhan sedikit pun dari nesya.

"Hey udah malam lho gak pegel apa tidur mulu aku aja yang liatnya pegel kok, mata kamu jangan merem mulu dong aku kan mau liat mata kamu aku suka sama mata kamu cantik kaya orangnya, nes kok pipi kamu jadis tirus gini sih aku gak suka nanti aku gak bisa makan pipi bakpau kamu lagi nanti gak bisa cubit cubit lagi, nes muka kamu pucet banget tapi masih tetep cantik kok malah bikin aku gak bisa berpaling hehehe, kok gak nyubit aku sih biasanya kan kalo aku gombal kamu suka cubit perut aku terus pipi kamu berubah merah kok sekarang engga, nes bangun ih nanti aku gak mau makan kalo kamu gak makan, nes jangan diem mulu aku lebih senang kamu marah marah, ngoceh kaya ibu arisan, atau mukulin aku aku gak suka kamu diam kalo kamu diam aku rasa dunia aku berhenti, nes ih gak enak tau dikacangin kalo makan kacang baru enak apalagi kalo makannya sama kamu," Daniel terkekeh mendengar jawabannya sendiri matanya menyiratkan kesedihan namun bibirnya tetap tersenyum jarang sekali bagi seorang daniel memperlihatkan ekspresi seperti sekarang.

"Nes kamu mau tau gak prinsip aku? Maulah ya dengerin okey, prinsip aku kalo ada cewe yang udah masuk dalam hidup aku, aku jamin dia gak bakal bisa keluar dari hidup aku karna jika aku udah sayang sama satu cewe aku gak bakal pernah berpaling sama cewe lain kenapa? Karena dihidup aku hanya ada dua cewe mamah aku dan kamu, kalau suatu saat aku ninggalin kamu eh tapi gak mungkin mana bisa aku ninggalin kamu satu detik jauhan dari kamu aja aku udah rindu apalagi buat ninggalin kamu rasanya aku pengen selalu ada disamping kamu jadi aku gak akan pernah bisa ninggalin kamu nes tapi kalo kamu yang ninggalin aku jangan sampe deh nes aku gak mau kehilangan kamu aku udah terlanjut sayang sama kamu kalo kamu ninggalin aku, aku jamin gak akan ada lagi cewe yang masuk ke dalam hidup aku bahkan aku bakal tutup hati aku buat semua cewe kecuali kamu dan mamah aku, eh tapi kalo sampe beneran kamu ninggalin aku, aku gak peduli maksud aku bukan aku gak peduli kamu ninggalin aku tapi aku gak peduli kalo ada cewe yang deketin aku, aku bakal cari kamu kemana pun kamu pergi aku bakal selalu nempatin nama kamu dalam hati aku gak akan ada yang bisa masuk siapa pun itu, nes aku tau walau kamu tutup mata kamu tapi kamu masih bisa dengerin ocehan aku kan jadi aku minta sama kamu aku mohon  bangun nes, aku mohon aku akan tetep nunggu kamu sampe kamu bangun Sampe kapanpun," Lirih daniel.

"Makasih niel."

Daniel menatap nesya yang mengeluarkan air matanya masih dengan mata tertutup daniel menghapus jejak air mata nesya dengan lembut.

"Aku tau kamu pasti dengerin aku. Maaf kalo aku bawel," Gumam daniel.

1 minggu

2 minggu

3 minggu

4 minggu

5 minggu

Sudah 1 bulan lebih nesya berbaring di brankar namun tak ada perubahan sama sekali, badannya tak menunjukkan pergerakan sama sekali itu semakin membuat dokter cemas.

"Udah 1 bulan nes kamu belum bangun juga. Aku kangen kamu," Lirih daniel sendu, nathan dan revan menatap sedih pada cowo itu penampilannya sangat kacau akhir akhir ini bahkan ada beberapa bulu halus di sekitar mukanya daniel jarang bercukur sekarang, daniel juga jarang makan membuat badannya mengecil matanya seperti panda dan penampilannya saat ini sangat urak urakan.

"Daniel makan dulu lu belum makan dari kemarin malam," Kata revan.

"Engga, gua gak lapar," Gumam daniel, revan menghela nafas lelah.

"Kalo sampe nesya tau lu kaya gini gua jamin pas bangun lu bakal jadi sambel goreng," Seru nathan.

"Gapapa, gua mau dia marah marah gua mau dia kaya dulu lagi cerewet, keras kepala, suka mukulin, gua ikhlas asal jangan kaya sekarang lagi gua gak mau dia diem terus gua capek dicuekin," Lirih daniel, mereka berdua menatap daniel sendu baru pertama kalinya daniel bersikap seperti ini dan itu semua karena nesya gadis yang sedang berbaring lemah.

"Tuhan, tolong kasih saya kesempatan buat bersama dia lagi, saya belum siap kehilangan dia, bahkan saya belum siap merasakan kehilangan, saya belum siap tuhan, saya mohon ijinkan saya menjaganya."

Daniel menatap kaget wajahnya berubah drastis, revan dan nathan juga sama mereka menghampiri daniel yang linglung membantunya menompang tubuh cowo itu.

"DOKTER, SUSTER."

°°°°°°°

Votment❤🙏

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang