Ekstra Part ♥

26.6K 545 17
                                    

Aku tidak pernah bisa menjanjikan untuk sebuah perasaan, tapi aku bisa menjanjikan untuk sebuah kesetiaan
-
Daniel Alviorofanka

---------

Lelaki yang sudah berumur itu masih terlihat tampan dan gagah dengan style santainya, senyumnya kembali terbit, dia memakai parfum yang seperti biasa dan parfum kesukaan orang yang dicintainya.

"Masih ganteng aja gua hehe," Lelaki itu keluar dari kamarnya dan berjalan masuk ke dalam kamar anak tersayangnya.

"Acha," Panggil lelaki itu, gadis yang dipanggil tak menjawab dan malah sibuk dengan buku nya, lelaki itu menepuk jidatnya lupa, dia menghampiri acha dan menepuk pundak anak gadis nya.

"O--papah," Kaget gadis itu.

"Ca nanti kalau danes pulang bilangin ya kalau papa mau keluar dulu, biasa mau ketemu fans papa," Lelaki itu menyengir lalu mengusap kepala anak nya.

"Hahaha ada ada aja papa, yaudah nanti acha kasih tau kak danes," Senyum acha.

"Yaudah papa keluar dulu ya...bye," Lelaki itu mencium kepala acha sebelum keluar dari kamar gadis itu.

Lelaki itu berjalan ke garasi dan menaiki mobilnya, tanpa aba aba dia langsung menancap gas nya dan mengendarai mobilnya menuju tempat yang biasa dia jadikan tempat bertemu dengan sahabat nya.

Jalanan yang lumayan macet membuat nya menghela nafas. "Dimarahin lagi pasti," gumam lelaki itu.

Lelaki itu membelokkan mobilnya ke arah jalan sepi dengan kecepatan di atas rata rata, dia memilih mengambil jalan jauh tapi sepi dan tak mecet seperti tadi, lelaki itu tersenyum miring.

"Udah lama engga balapan," Gumam lelaki itu.

"Lu ngebut lagi?"

"Astaga bener bener nih orang tua, bukannya nikmati hidup malah mau cepet mati."

Lelaki itu mendengus saat ocehan sahabat nya terngiang ngiang di kepalanya, lelaki itu memarkirkan mobilnya saat sudah berada di kafe tujuannya.

Dia memakai kacamata hitam nya lalu turun dan mulai berjalan masuk ke dalam kafe, mata nya menyelusuri setiap sudut kafe, mata nya menangkap keberadaan sahabatnya berada, dan ternyata semua nya sudah berkumpul bahkan sudah memesan makanan.

"Lu kebiasaan telat mulu dah, iyah tau jalanan macetkan terus lu lewat jalan yang jauh, terus lu ngebut ngebut di jalan itu, makanya bisa sampe cepet disini iyahkan? Bener bener ya, pasti di jalan lu mikirin tentang balapan iyahkan? Ngaku lo kalau engga gua doain engga ada yang mau lagi sama lu," Oceh wanita itu.

Lelaki itu menutup kuping nya, omelan yang dilontarkan oleh wanita itu membuat kuping nya sakit, emang benar semua yang dikatakan oleh temannya karena setiap dia terlambat pasti alasannya akan selalu sama.

"Mulut lu gua sumpel cabe nih," Kata lelaki yang sedang memakan ramen nya.

"Diem lu tuyul, gua ceramahin juga nih," Cerocos wanita itu.

"Udahlah nes," Letta mencoba mengentikan omelan temannya itu.

"Serah deh," Ketus wanita itu.

"Niel," Panggil vikri sambil menghambiskan makanannya.

"Lo engga mau nikah lagi kan," itu lebih terdengar sepeti pernyataan bukan pertanyaan.

Uhuk uhuk

Daniel keselek ludahnya sendiri, mereka yang berada disana menatap vikri dengan tajam, "Dia engga bakal nikah lagi lah, iyah engga niel?" ella menatap daniel dengan senyum namun terkesan memaksa.

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang