DuapuluhTujuh [Cowo peka]

19.3K 658 15
                                    

Sekarang daniel dan nesya berada di jalan menuju resto namun ditengah jalan......

"BERHENTI NIEL," Pekik nesya.

Cittttttttt

Hampir saja kening nesya terpentok karena daniel yang berhenti mendadak, wajah nesya berubah merah menahan kekesalan yang sebentar lagi akan menguap.

"Gak usah marah lagian siapa suruh teriak teriak bikin khawatir aja," Jutek daniel.

Nesya yang awalnya ingin marah marah kembali bungkam, nesya menggaruk rambutnya membenarkan perkataan daniel, nesya menatap wajah kesal daniel namun lelaki itu tak memarahinya ia hanya diam menatap kedepan, baru saja nesya ingin membuka mulutnya namun tak jadi karena daniel segera menyelanya.

"Gak usah banyak ngomong keluar sekarang," Daniel keluar terlebih dahulu meninggalkan nesya yang kesal.

"Main tinggal aja," Dengus nesya, cewe itu menyusulnya dengan kaki yang dihentak hentakan.

Daniel berhenti mendadak, nesya yang tak melihat tanpa sengaja menabrak punggung daniel membuat suara ringisan keluar dari mulut nesya.

"Kalau jalan jangan nunduk nanti nabrak," Nasehat daniel, daniel menggandeng tangan nesya menuju tempat yang ia tuju, nesya hanya diam malas untuk meladeni cowo pengecut itu.

"Pak Baso 2 ya sama Es teh nya 2" Pesan daniel.

"Siap mas."

Nesya yang mendengar nama baso segera menengok lalu menatap berbinar pada baso yang akan di buat oleh tukang baso itu.

Daniel menuntun nesya untuk duduk dibangku yang masih kosong, malam ini cukup rame jadi mereka harus menunggu untuk sebentar.

"Daniel," Panggil nesya lembut.

"Gak usah bilang makasih, lain kali kalau mau makan baso bilang jangan kaya tadi bahaya," !Nasehat daniel.

Nesya menatap daniel bahagia, "Peka banget sih, ih jadi gemes."

Nesya mencubit pipi daniel gemes yang dicubit hanya pasrah saja menjadi korban nesya.

"Ini mas, mbak," Tukang baso itu menaruh kedua mangkuk di depan nesya dan daniel, lalu ibu ibu disampingnya menaruh air minumnya.

"Makasih mas, bu," Mereka mengangguk lalu pergi meninggalkan kedua remaja itu.

"Gak boleh pedes pedes lu belum makan nasi," Kata daniel memperingati, nesya mendengus baru saja ia ingin menyendokkan 5 sendok sambal.

"Tapi kalau gak pedes gak enak," Rengek nesya.

"2 sendok aja sambelnya," Nesya mendengus lalu memasukkan 2 sendok sambal dan saos yang banyak sehingga air baso itu berwarna merah darah.

Nesya memakannya, awalnya biasa saja namun lama kelamaan menjadi pedas, jika disinetron kedua telinga nesya akan mengeluarkan asap bahkan bibirnya yang merah jambu menjadi merah darah, daniel yang memperhatikan sedari tadi hanya mengehela nafas.

"Pedes," Rengek nesya pada daniel, airnya sudah abis sedari tadi, daniel mengelap keringat yang mengucur di kening nesya, daniel mengambil air nya lalu diberikan pada nesya.

"Bandel sih kan udah dibilangin tadi," Kesel daniel karena nesya tak pernah menuruti perintahnya.

"Iyah iyah," Pasrah nesya ia memang salah jadi pantas untuk dimarahi.

"Udah kalau gak kuat jangan di makan lagi nanti perut lu sakit, kalau masih lapar makan yang gua aja," Nesya ingin mencegah daniel agar tak menukar makanannya.

"Gapapa lagian sedikit lagi tanggung," Keukeuh nesya tetap ingin menghabiskan basonya walau matanya sudah berkaca kaca tak tahan menahan rasa pedas dibibir dan lidahnya.

"Jangan dimakan," Tegas daniel, jika nada suaranya sudah seperti ini nesya memilih mengalah lalu mengambil baso daniel yang bening tanpa sambel atau saos, nesya masih lapar sebenernya jadi tanpa ba bi bu ia langsung menyambar basonya tanpa memikirkan daniel disebelahnya.

Beberapa menit baso dimangkuk itu sudah bersih tak ada makanan sedikitpun, daniel menggelengkan kepalanya menatap nesya yang kekenyangan, daniel mengelus rambut nesya lalu merebahkan kepala nesya dipundaknya.

Nesya tak menolak ia memeluk pinggang daniel dari samping memejamkan matanya rasa kantuk menyerangnya secara mendadak.

Daniel merasa nafas nesya sudah teratur ia yakin nesya sudah tidur dipundaknya, daniel memilih membayar  makanannya lalu menggendong nesya membuat pekikan serta bisikkan terdengar jelas dikuping daniel.

Sedari tadi dimeja sebelahnya terdapat beberapa remaja yang selalu memperhatikan daniel dan nesya yang mengumbar kemesraannya tanpa melihat tempat.

'Aaaaaaaa gua mau'

'Kapan coba doi peka'

'Percuma ngode kalo dianya pura pura bego'

'Pengen punya cowo kaya gitu

'Ihhhhh so sweet'

'Gua gak mau pacaran tapi pengen punya pacar gimana dong'

'Ogeb dasar'

'Bukan temen gua'

Sedari tadi daniel mendengarkan bisikann remaja itu, ia tak pernah memikirkannya dia hanya memikirkan gadis yang berada dalam gendongannya.

Daniel merebahkan badan nesya di bangku sebelah pengemudi lalu memakaikan sabuk pengamannya, tanpa sengaja wajahnya menatap nesya dengan intes ia merasa terkagum kagum dengan wajah nesya yang sangat cantik bila dilihat dari dekat sekarang bukan berarti nesya jelek saat dilihat dari jauh namun sekarang lebih berbeda daniel merasa ia sedang menculik salah satu bidadari.

Beberapa detik daniel tersadar lalu menutup pintunya masuk kedalam mobilnya lalu mengendarainya menuju apart nesya, daniel tak tega melihat wajah lelah yang tercetak jelas diwajah nesya.

Daniel menggendong nesya kedalam apart nya, ia merebahkan badan nesya dengan perlahan agar tak mengusik tidur nyenyak cewe itu, sebelum pergi daniel mengelus kepala nesya lalu mengecup kening nesya lama, daniel memebelai wajah nesya lembut.

"Jangan terlalu lelah nes gua gak mau liat lu capek, gua cuman mau liat lu bahagia, jangan pernah sedih lagi gua bakal selalu ada buat lu, good night baby girl," Daniel pergi menutup pintu kamar nesya lalu pulang ke rumahnya, daniel sudah menulis notes di kertas lalu menaruhnya di meja samping kamar tidur nesya.

"Good night cowo pengecut."

°°°°°

Votment guys❤

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang