Empatpuluhdua [Baikan]

11.5K 455 0
                                    

"DANIEL!" Teriakan itu membuat mereka menghampiri nesya dengan tergesa gesa.

Cowo di sampingnya mengguncang badan nesya untuk menyadarkannya, nesya terbangun dengan keringat yang bercucuran didahinya, matanya memerah menunjukkan bahwa ia sedang menangis, nafasnya yang tersenggal membuat cewe disampingnya memberikan segelas air kepada nesya.

Nesya mengambil air itu lalu di teguk sampai habis, matanya menatap kearah cowo yang mengelus rambut nesya, tanpa aba aba nesya memeluk cowo itu dengan erat, bahunya bergetar menandakan ia sedang menangis, air matanya mengalir tanpa jeda membuat baju sang cowo basah.

Cowo itu mengerutkan keningnya, cowo itu membalas pelukan nesya lalu menenangkannya bukannya tangisnya mereda itu malam membuat nesya histeris.

"Ssstttt udahhh jangan nangis lagi, aku gak suka liat kamu nangis," Lirih cowo itu tepat di telinga nesya.

Nesya menangis sesegukan masih dengan air mata yang memgalir di kedua pipinya, "Hiks ka-kamu ja-jangan ni-ninggalin ak-u hiks."

"Aku gak bakal ninggalin kamu, mana bisa aku ninggalin kamu, kalau kamu yang bilang untuk aku ninggalin kamu baru aku akan pergi," Gumam cowo itu, nesya menggeleng tanda tak mau kehilangan cowo yang ia sayang.

"Jangan pergi," Lirih nesya dengan isakannya.

"Iyah aku gak bakal pergi, udah nangis nya malu sama anak kita nanti masa mama nya cengeng sih," Goda cowo itu, nesya memukul punggung cowo itu, nesya menyembunyikan mukanya di dada bidang cowo itu.

"Apaan sih."

"Udah jangan nangis makanya nanti aku nikahin sekarang lho," Nesya memukul kembali dada bidang cowo itu walau tak menggenakan tenaga, semua tenaganya udah terkuras habis saat ia menangis tadi.

"Eh kok kamu bisa disini?" Tanya nesya setelah menghentikan tangisnya.

"Udah gak nangis lagi nih," Goda cowo itu.

"Ihhhh jawab dulu," Kesal nesya.

"Tadi nangis sekarang marah mood kamu berubah rubah nes bikin aku bingung," Jujur cowo itu.

"Yaudah sana pergi," Kesal nesya lalu duduk seperti semula, sabahat nya yang tadi berdiri mengelilingi nya sudah pergi dengan pasangan nya entah kemana.

"Beneran."

"Iyah," Jutek nesya.

"Yaudah aku pergi mau cari yang baru aja," Canda cowo itu, nesya membulatkan matanya, cowo itu berdiri dengan perlahan lalu berjalan menjauhi nesya.

Nesya sudah tak karuan dia menatap resah punggung cowo itu dalam hitungan detik, "DANIELLLLL."

Nesya berlari kearah daniel lalu memeluknya dari belakang ia tak mau kehilangan daniel apapun yang terjadi, ia gak akan ngelepasin cowo yang sudah masuk kedalam hidupnya dan mengobrak abrik kehidupan nya, matanya sudah berkaca kaca, daniel memutar balik badannya lalu menatap nesya yang agak pendek sedikit dengannya.

"Jangan nangis lagi, kan aku udah bilang aku gak bakal pergi kecuali kamu yang suruh aku pergi," Kata daniel sambil memeluk nesya erat.

"Maaf, tadi aku gak beneran kok, tadi aku cuman kesel," Kata nesya dengan isak kecilnya.

"Sssttt jangan nangis mulu," Daniel menenangkan nesya untuk tak menangis lagi.

"Tapi bikinin nasi goreng," Kata nesya dengan sesegukan, daniel terkekeh lalu menggandeng nesya ke dapur.

"Okeyyy, ayok ke dapur," Seru daniel membuat senyum nesya mengembang.

°°°°°°°

"Maaf," Lirih cowo itu, tak ada jawaban dari cewe didepannya, cewe itu tetap menatap kearah pantai, tatapannya kosong bahkan tak ada senyum di bibirnya.

"Maaf, aku mohon jangan diem aja, aku salah, aku tau, aku minta maaf, aku udah akuin kalau aku salah, kamu maafin aku kan?" Cowo itu menatap sendu cewe disampingnya, tetap tak ada jawaban bahkan tak ada pergerakan dari cewe itu.

"Ale--"

"Aku udah maafin, udah kan, yaudah sekarang kamu pulang aja, aku masih mau disini," Kata alexis pelan.

"Engga, aku mau temenin kamu," Tegas cowo itu siapa lagi kalau bukan nathan, cowo yang bisa membuat mood alexis berubah ubah, cowo yang bisa bikin senyum dan tawa itu merekah dan hilang dengan hitungan detik, cowo yang dapat membuat seorang alexis menutup hatinya hanya untuk satu cowo dan itu nathan.

"Le......" Panggil nathan.

"Aku mau pernikahan kita dipercepat," Alexis menengok ke samping dengan wajah datar, nathan menatap mata alexis dengan teduh, ia sangat menyukai mata gadis itu, mata yang dapat menenangkan emosinya dalam sekejap, mata yang membuat hatinya tenang dan sejuk, nathan sangat menyukai mata gadis itu.

"Kita nikah setelah lulus kuliah nat!" Tegas alexis, nathan mendekati alexis namun gadis itu menjauhinya menghindar dari pelukan nathan.

Nathan menghela nafas, "Kita akan menikah setelah lulus kuliah asal kamu turutin permintaan aku."

"Engga, aku gak mau turutin permintaan kamu," Tegas alexis.

"Kenapa? Aku cuman mau kamu turutin satu permintaan aku bukan nyerahin nyawa kamu demi aku ale!" Tajam nathan.

"Sesusah itu nurutin aku le!" Lanjut nathan.

"Engga, aku tetap gak mau!" Alexis berdiri dari duduknya lalu pergi menjuhi nathan.

Nathan mengejar gadis itu, ia menarik tangan alexis dengan keras sehingga membuat badan gadis itu membentur dada bidangnya, nathan memeluknya dengan erat membuat pergerakan alexis terbatas.

"Lepas nat!" Pekik alexis.

"Engga, sebelum kamu terutin permintaan aku!" Tegas nathan, alexis mencoba memberontak namun hasilnya tetap samaz alexis menghela nafas nya lalu menongak menatap nathan yang jauh lebih tinggi darinya.

"Apa mau kamu?" Tanya alexis dengan tajam.

"Aku cuman mau kamu jangan pernah deket deket sama cowo manapun kecuali aku, sahabat kamu dan keluarga kamu, kalau sampe aku lihat kamu ngobrol atau jalan sama cowo manapun aku akan kasih kamu hukuman, gimana permintaan aku mudah kan? aku bahkan gak minta buat anak sekarang sama kamu," Kata nathan, alexis memalingkan wajahnya kalimat terakhir nathan membuat pengaruh besar bagi jantung dan pipi nya.

"Arghhh pipi gua gak sinkron nih!" Batin alexis.

"Kamu pake bedaknya kok aku baru liat," Polos nathan, alexis menundukkan kepalanya agar tak menatap cowo didepannya.

"Engga," Jutek alexis, gadis itu menutupi kegugupannya dengan berkata jutek atau cetus dan itu sudah dimengerti oleh nathan.

"Tapi kok pipi kamu merah sih," Goda nathan, alexis memeluk nathan lalu menenggelamkan kepalanya di celuk leher nathan, ia sangat malu sekarang ini, bayangkan saja digodain sama tunangan sendiri gimana gak malu coba.

"Cieeeee yang malu malu biasanya juga malu maluin," Kekeh nathan, alexis memukuli badan nathan membuat cowo itu mengaduh kecil, pukulan alexis tak bisa diremehkan.

"APAAAN SIH!" Pekik alexis, ia mendorong badan nathan lalu berlari menuju penginapan.

"SAYANG TUNGGUIN DONG," Teriak nathan, sambil terkekeh geli.

"NATHAN IHHHH BIKIN MALU," Teriak alexis dari jauh sambil menutup mukanya dengan kedua tangan.

Nathan terkekeh lalu berlari mengejar alexis menuju penginapan.

"Aku bahagia bisa liat kamu senyum lagi le, aku sayang kamu."

°°°°°°°

Votment💙

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang