Duapuluhlima [Camer]

21.1K 702 3
                                    

15 menit kemudian.

Vito memarkirkan mobil nesya di garasi milik keluarga Xavier, Ia masuk bersama daniel disampingnya wajah daniel bersinar cerah seperti sudah mendapatkan lotre jutaan.

Vito masuk lalu menghampiri keluarga Xavier yang sedang berkumpul di ruang keluarga, Daniel merasa gugup ketika berjalan mendekat kearah keluarga itu, Dia memang jarang kerumah xavier karena selalu ada urusan mendadak.

Daniel menatap fauzi yang juga menatapnya heran, Fauzi berdiri menghampiri daniel yang menunduk.

"Tumben kesini lu, ada apa?" tanya fauzi.

"Emmm...gua mau itu hmm anu..." daniel ingin sekali berbicara namun lidahnya sangat susah.

"Kenapa lu gagu gitu ngomongnya?" heran fauzi, Beberapa detik dia memicingkan matanya menatap kearah daniel yang gugup.

"Jangan bilang lu kesini mau ketemu sama adek gua," tebak fauzi, Daniel semakin gegelapan saat tebakan fauzi tepat sasaran matanya menatap kedua orang tua fauzi yang menatapnya sambil tersenyum.

"Hayy nak, Ada apa kamu kesini?" tanya risa-mom fauzi.

"Itu mom anu..." daniel meneguk ludahnya susah payah, Fauzi dan vito memutar mata jengah menghadapi daniel yang berubah jadi gagap seperti itu.

"Dia mau ketemu sama nesya mom, kayanya keluarga xavier sama winata bakal besanan." celetuk fauzi.

"Wahhh....serius?" fauzi menjawabnya dengan anggukan semangat, Daniel menatap tajam fauzi yang terkekeh karena berhasil mengerjai daniel.

"Baguslah.....Jadi kami engga usah repot harus mencarikan pria yang cocok untuk nesya," risa-mom fauzi tersenyum miring melihat wajah terkejut daniel.

"Gak perlu repot tan, kan nesya udah ada daniel," senyum mereka mengembang mendengar daniel yang cepat memberi jawaban, Daniel memukul mulutnya yang keceplosan.

"Si daniel bisa malu malu ternyata biasanya marah marah mulu," goda vito.

Daniel semakin malu saat digoda oleh sahabatnya, karena baru kali ini daniel bersikap malu dan gugup, itu semua hanya ada saat didepan camernya.

"Daniel sini duduk nak jangan berdiri terus," suruh raka-dad fauzi.

"Eh iyah om," daniel duduk didekat fauzi.

"Om, tan, nesya nya ada?" tanya daniel hati hati, Mereka mentap daniel.

"Dia lagi di apartemen nya, Akhir akhir ini dia lagi sibuk dengan kerja kantornya sampe jarang pulang dan lebih sering di apartemennya," jelas risa.

"Kalau gitu daniel pergi dulu tan, om," pamit daniel membuat mereka heran.

"Mau kemana lu?" tanya vito.

"Ke apart nesya," singkat daniel, Setelah mendapat anggukan dan ijin dari orang tua fauzi ia segera pergi keluar rumah, Daniel menaiki taxi untuk kerumah nesya karena saat berangkat tadi ia bareng bersama vito.

Di apartermen nesya.

"Halo."

"Dia lagi ke apart lu."

"Siapa?"

"Daniel."

"Okey thank you info nya."

"Dek kapan pulang ish? Gua kangen."

"Nanti kalau urusan kantor gua udah selesai."

"Masih lama dong."

"Sabar ya kak, yaudah gua matiin masih banyak kerjaan."

"Iyadeh, Jangan lupa makan dek, nanti kalau sakit kaka gak bakal biarin kamu kerja lagi."

"Iyah kaka bawel, Udah ya bye."

"Bye."

Panggilan diputuskan oleh cewe itu, Matanya menatap layar komputer didepannya, otaknya sangat pusing karena jadwal padatnya yang selalu membuatnya tak bisa bebas.

"Okey, Semangat nes lu harus buat mereka bahagia sebelum lu kembali ke pemilik seluruh jiwa dan batin lu," cewe itu menyemangati dirinya.

Cewe itu bergulat dengan laptopnya kembali, Matamya fokus kedepan dan kepada lembaran kertas yang bertumpuk tumpuk.

Pukul 16.35 wib

"Yaampun udah jam segini aja, Gua rasa dari tadi bukannya ngurangin nih kerjaan malah makin nambah, Ini sekretaris gua kenapa coba segala sakit bikin gua makin pusing aja," gerutu cewe itu.

Di emailnya sangat penuh dengan proyek proyek yang baru cewe itu bangun bahkan cewe itu mendirikan perusahaan di asia tenggara seperti malaysia, thailand, filipina, singapura, Indonesia, vietnam dan lain lain.

Drtttttt drtttttt

Getaran handphone disampingnya membuat cewe itu berhenti dari aktivitasnya, Ia menatap kearah nama dilayar handphone nya lalu menekan tombel hijau dan menggesernya ke kanan.

"Nona maaf mengganggu, saya hanya ingin memberitau jika nona harus ke singapura untuk mengurus proyek yang baru kita bangun disana."

"Ya saya ingat, saya akan kesana beberapa minggu ke depan karena disini saya harus menyelesaikan urusan saya terlebih dahulu."

"Baik nona, Sekali lagi saya minta maaf karena telah menggangu anda."

"Hmmm."

Nesya mematikan handphone nya saat ini ia sedang tak ingin di ganggu otaknya sudah ingin meledak jika ada yang mengganggunya lagi maka orang itu akan menjadi pelampiasan amarahnya.

Saat matanya memejam suara bel berbunyi keras, nesya membuka mata dengan kesal ia berjalan ke arah pintu karena sedari tadi bel itu tak ingin berhenti barang sekejap pun.

"TUNGGU SEBENTAR," teriak nesya marah, Sekarang ini suasana hatinya sedang tidak baik, dan orang yang berada diluar akan menerima kemarahannya.

Nesya membuka pintunya dengan kasar membuat orang yang berada diluar tersentak, Mata nesya membulat menatap cowo yang berdiri didepannya, nafas nesya tersenggal wajahnya memerah nesya sedang menahan amarahnya.

"Mau apa lu kemari?" tanya nesya dingin.

"G-Gua....." nesya menaikkan alisnya menunggu apa yang akan diucapkan cowo didepannya.

"Cepat gua gak punya waktu!" tegas nesya, Cowo itu menggaruk tekuknya yang tak gatal, Matanya melirik nesya yang berdiri didepannya dengan wajah datar.

"Bodoh buat apa gua kesini, Yaampun bisa bisa mati berdiri gua," gerutu batinnya.

"Kalau gak ada yang ma--" mata nesya membulat menatap cowo didepannya, Nesya mengepalkan tangannya merasa marah ketika dengan mendadak cowo itu menciumannya.

"Eh maaf," cowo itu menunduk, Ia juga merasa kaget dengan kelakuannya, Cowo itu menggerutu karena sudah keterlaluan pada cewe didepannya.

"Maksud lu kesini mau ngapain?" tanya nesya datar.

"Gua...." Cowo itu berhenti berbicara entah kenapa ia merasa tenggorokannya mengering sehingga susah untuknya berbicara.

"Kalau gak penting mending lu pergi gua lagi gak mood sekarang," nesya membalikkan badannya berniat masuk namun tangannya ditarik oleh cowo itu.

Cowo itu memeluk pinggang nesya erat, Tak ada penolakan dari nesya.

"Gua kangen lu," gumam cowo itu di telinga nesya.

"Lepas!" tajam nesya.

"Engga akan."

"DANIEL."

°°°°°°°

Votment please🙏🤗

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang