Empatpuluhenam [Kejadian]

15.1K 515 0
                                    

Hari ini mereka akan mendaftar ke salah satu universitas yang ada dijakarta, mereka mendaftar dari mulai sekarang dan memberitahuan akan diterima atau tidaknya akan diberitahu minggu depan.

Mereka sedang berada dirumah fano, nesya menatap keseliling rumah sambil mengingat tentang dulu, matanya menatap kearah foto yang terpajang di tembok disana ada foto keluarga yang mungkin sangat diimpikan oleh semua anak anak, disana ada orang tuanya dan 4 anak dua cewe, dua cowo, mereka sangat bahagia didalam foto itu.

Fano yang melihat nesya berdiri didepan foto keluarganya membuat ia menghampiri nya, "Dia kaka gua, tapi udah hampir 15 tahun gua gak ketemu sama dia entah dimana sekarang keberadaannya, gua sekeluarga udah berusaha cari dia tapi sampai sekarang belum ketemu, gua kangen banget sama dia, gua selalu tanya kenapa kaka gua pergi ninggalin gua tapi bokap nyokap gak pernah jawab mereka selalu ngalihin pembicaraan, gua selalu denger tangisan mom setiap malam gua selalu denger mom nyebut nama kaka gua sambil bilang kata 'maaf' berkali kali, gua gak tau apa yang terjadi waktu itu yang gua tau gua udah ada di rumah sakit tapi kaka gua gak ada dirumah dan ortu gua bilang kaka gua hilang."

Nesya memejamkan matanya, tangannya mengepal nesya tak mau mengingat masa lalu nya lagi sudah cukup air mata, penderitaan yang ia alami ia tak akan pernah mau lagi bersama dengan orang tuanya walau dilubuk hatinya yang paling dalam masih ada keinginan untuk bahagia dan tertawa bareng mereka lagi.

"Nesya," Fano memegang pundak nesya membuat gadis itu tersadar dari pikirannya.

"Hah? Kenapa?" Tanya nesya kaget.

"Gua tau siapa kaka gua," Fano tersenyum sendu menatap mata nesya dalam.

"S-siapa?" Gugup nesya.

"Dia ada didepan gua," Kata fano membuat nesya menelan ludahnya susah payah, "Gua boleh peluk lu kak," Lanjut fano dengan mata berkaca kaca.

Nesya menatap mata fano sedih, nesya sangat menyayangi adiknya yang satu ini, nesya rindu bermain bersama adik lucunya, nesya sangat merindukan nya.

Nesya mengangguk dengan air mata yang sudah mengalir, fano memeluk nesya erat bergitu juga dengan nesya, fano menangis tanpa suara sedangkan nesya menangis sesegukan didalam pelukan fano.

"Gua kangen sama lu kak, gua kangen," Lirih fano.

"Gua juga no, gua kangen lu," Nesya mempererat pelukannya ia menyalurkan semua rindu nya pada adik kecilnya.

Diujung sana ada cowo yang melihat intraksi mereka, dia tak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan keduanya namun entah kenapa hatinya menjadi panas melihat kedua nya berpelukan, cowo itu mengepalkan tangannya lalu pergi dari rumah itu membuat sahabat nya menatapnya aneh.

"Mau kemana lu?" Tanya revan, daniel tak mengubris ucapan revan ia memilih masuk kedalam mobilnya lalu pergi menuju tempat yang sama sekali gak pernah ia injakkan kakinya dan tempat yang paling anti dari seorang daniel tapi saat ini ia akan masuk ketempat terlarang itu.

Daniel sampai disana lalu memarkirkan mobilnya salah satu pelayan disana menatap tak asing kepada cowo yang masuk kedalam club itu, ya, daniel datang ke club, ini pertama kalinya daniel datang kesini, daniel kesal ketika melihat sahabatnya memeluk gadisnya lalu mencium keningnya dan pipinya, daniel sangat geram namun ia tak bisa melampiaskannya sehingga membuat persahabatannya hancur ia tak mau membuat mereka berpisah dan bertengkar hanya karena ego nya.

Daniel memesan wine yang sangat jarang ia minum namun kali ini ia memesannya dengan 1 botol wine menengukkan sekali teguk membuat nya terbatuk.

"Kenapa lu pelukan sama dia nes," Gumam daniel, cowo itu terus meminum wine nya hingga tandas dan membuatnya hampir jatuh untung ada wanita yang membantunya.

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang