Tigapuluh [LDR]

15.8K 588 1
                                    

Apartermen Nesya.
Pukul 7.30 a.m

Daniel mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan pandangan nya dengan cahaya, ia menguap tanpa sengaja melihat kearah meja disamping tempat tidur matanya menyipit ketika melihat selembar kertas disana.

"Apaan nih?" Daniel menatap kertas itu lalu membaca nya, dalam hitungan detik matanya melotot kaget.

"CEWE GILA," Pekik daniel lalu meloncat dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

Ditempat lain.

Cewe itu menyeret kopernya menuju bandara, matanya menatap ke arah cowo yang menunggu nya di tempat duduk.

"Lama amat sih," Kesal cowo itu.

"Lagian gua gak suruh lu kesini," Sinis cewe itu.

"Gua cuman mau ngasih berkas kemarin, gua lupa kasih ke lu," Cowo itu menyodorkan map coklat kearah cewe itu.

"Masih muda udah pelupa," Sindir cewe itu.

"Iyah iyah sorry, eh btw si niel gak tau lu mau pergi?" Tanya cowo itu.

"Gua cuman kasih surat disamping meja tempat tidurnya gak tau di baca atau engga," Acuh nesya.

"Yeh si kampret kasian dia nanti uring uringan lagi."

"Nanti gu---,"

"NESYA," Teriakan itu membuat beberapa orang melihat kearah cowo itu, cewe yang dipanggil menengok kebelakang sambil tersenyum.

"Dasar cewe gila, keras kepala, kenapa gak bilang dari kemarin kalau mau pergi, nanti aku acak acak apart kamu kalau sampe gak nemuin kamu, nanti kalau kamu gak bilang bisa kaya orang gila aku, kalau kamu juga pergi mendadak bisa ancur hidup aku, kamu gak taukan gimana rasanya jauh sama orang yang kamu sayang, udah tau kalau namanya kangen bukannya ngurangin malah nambahin, nah kalau udah kaya gitukan aku gak tau harus gi--"

"Daniel," Daniel berhenti lalu mengerucutkan bibir nya, sedangkan cowo disamping nesya melongo mendengar daniel sangat bawel.

"Yaampun muka lu niel hahahha," Cowo itu meledakkan tawanya melihat wajah kusut daniel.

"Eh cupang ngapain lu kesini?" Sinis daniel.

"Gapapa dong," Cowo itu masih cekikikan geli.

"Gak usah ketawa vit nanti gua gibeng lu," Tajam daniel.

Vito segera menutup mulutnya agar tak kembali menyemburkan tawanya.

"Nes jangan pergi ya," Melas daniel menatap kembali nesya yang berdiri menatap mereka berdua.

"Aku harus pergi ada kerjaan disana," Tegas nesya.

"Berapa hari?" Tanya daniel.

"1 bulan," Mata daniel melotot tak terima.

"Ihh lama amat kalau gitu nanti aku nyusul aja," Cemberut daniel.

"Daniel aku disana karena ada kerjaan lagian kamu bentar lagi mau ujian," Lembut nesya.

"Gak mau pengen nyusul pokoknya," Nesya menghembuskan nafasnya.

"Nanti kalau kamu lulus aku datang kok," Janji nesya.

"Beneran?" Mata daniel berbinar walau ada rasa sedih akan berpisah dengan nesya.

"Iyah, tapi kamu harus dapet peringkat 3 besar gimana?" Mata vito dan daniel melotot, udah masuk 20 besar aja dia bangga lah ini di suruh 3 besar mampus sudah.

"20 besar aja ya," Melas daniel.

"Ini bukan pasar jadi gak ada tawar menawar kalau kamu gak dapet 3 besar aku bakal cari cowo disana," Mata daniel hampir keluar mendengar perkataan nesya yang santai.

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang