Sembilan [Hari kelima pacaran]

21.8K 889 2
                                    

Jangan pernah memutuskan sesuatu sendiri tanpa mendengar alasan yang jelas, Karena itu akan membuat masalah yang mungkin akan disesali suatu saat nanti.

°°°°°
"Maaf, gua cuman gak mau lu diambil sama orang lain, gua gak mau lu jatuh ke pelukan orang lain maaf," daniel memeluk nesya setelah mengucapkan itu.

Nesya hanya diam tak menjawab, perasaan nya kali ini tak menentu semua nya bercampur aduk ia tak tau harus mengatakan apa.

"Gak, gua gak bakal jatuh kedalam perangkap dia, gua gak bakal jatuh kedalam pesona dia, gak akan, gak akan pernah, gua gak mau jatuh cinta dan gua gak mau ngerasain sakit, gua gak mau lagi, udah cukup dulu gua gak bakal ngulang lagi," batin nesya.

"Maaf, udah kasar sama kamu," kata daniel sambil mengelus pundak nesya.

"Hah? Aku kamuan," batin nesya terkejud.

"Hmm," dehem nesya.

Daniel melepaskan pelukannya ia menatap mata nesya, Daniel mendekatkan wajahnya dengan nesya.....

Cup

Daniel mencium kening nesya, Nesya memejamkan matanya menerima kehangatan yang daniel kasih, entah sejak kapan ia menerima nya.

"Sekali lagi maaf," nesya membuka matanya saat daniel menjauhkan jarak antara mereka, Nesya hanya mengangguk, daniel memeluk nesya lagi.

"Tenang nes, tenang please jangan jatuh," batin nesya.

"Nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran sekarang aku ke kantor dulu tadi dipanggil guru," daniel mengacak rambut nesya sebelum pergi, Rambut yang dikepang dan ditata rapi oleh nesya menjadi berantakan dan itu membuat nesya merasa sedikit bahagia.

"Ada apa ini, kenapa gua merasa nyaman kalo deket dengan dia......Engga, engga, engga," nesya menggelengkan kepalanya saat memikirkan hal yang sangat mustahil baginya.

"Gua gak akan pernah cinta sama dia, gak akan," tekad nesya.

°°°°°°

Kringgg...kringgg...

Nesya berjalan kearah parkiran matanya menelusuri parkiran yang penuh dengan motor dan mobil yang berjajaran rapi dan mencari seseorang yang membuatnya tak bisa fokus dalam apapun.

"Heyy kenapa melamun," bisikan ditelinganya membuatnya tersentak ia berbalik menatap cowo yang membuat ia tersenyum tipis.

"Engga, Mau ngapain suruh gua kesini?" tanga nesya.

"Emmmm kita jalan jalan yuk, gak ada penolakan," Daniel tersenyum lalu menggandeng tangan nesya menuju mobilnya.

"Eh."

"Masuk," Nesya masuk kedalam kursi penumpang dibagian depan ia menatap daniel yang mengelilingi mobil lalu duduk disebelahnya.

Daniel menjalankan mobilnya menuju suatu tempat, ia sudah bicara pada teman temannya jika kali ini ia tak bisa nongkrong bareng mereka.

"Kita mau kemana?" tanya nesya.

"Kemana ya?" daniel mengetuk ngetuk jari nya ke dagu membuat nesya memutar matanya malas.

"Ada deh, Pokoknya kamu jangan banyak bicara, diem liat nanti aja," daniel fokus ke jalan yang macet karena sekarang waktunya anak anak pulang sekolah.

Nesya diam, Ia lebih memilih menatap kearah kaca samping daripada bertanya kembali.

"Kok kamu diem aja," polos daniel, Nesya mengepalkan tangannya kesal.

"Tadikan lu yang suruh gua diem pengecut," Desis nesya.

"Kamu kasar ngomongnya," Daniel memajukkan bibirnya, nesya mengusap mukanya.

Gak lama daniel memberhentikan mobilnya lalu keluar lebih dulu,"Keluar manjanya," sinis nesya.

Nesya keluar sambil menyusul daniel yang sudah jauh didepan nya, Ia mencari keberadaan daniel ia menatap tak suka saat melihat daniel yang lagi jongkok didepan cewe sambil niupin kaki cewe itu.

Sekarang mereka sedang berada ditaman dan sore itu sedang ramai ramainya, nesya menghampiri daniel dengan cewe yang sedang daniel ajak ngobrol.

"Mesra banget sih ngobrolnya bikin iri aja," nesya tersenyum masam, daniel yang terkejut segera berdiri dari jongkoknya lalu menggaruk pipinya.

Cewe yang duduk dibangku taman itu mencoba berdiri namun hampir terjatuh kalau daniel tak memeluknya, nesya melotot tak suka saat daniel memeluk cewe itu didepannya.

Nesya mengepalkan tangannya ia menahan rasa yang dulu pernah ia terima, rasa sakit yang sangat beda, nesya ingin berteriak tapi ia memilih pergi meninggalkan daniel dengan cewe itu.

"NESYA," teriak daniel.

Terlambat nesya sudah sangat jauh dari tempat daniel beridiri.

"Maaf gara gara aku kamu jadi marahan sama pacar kamu," mata cewe itu berkaca kaca daniel membantu cewe itu untuk duduk.

Daniel mengangguk ia pergi setelah pamit pada cewe itu.

Ditempat lain

Nesya mengatur nafasnya setelah berlari ia mengambil handphone nya yang berada disaku rok nya.

"Jemput gua ditaman kota."

"Lu kenapa?"

"Cepet!"

"Tunggu gua."

Tuttttt

Nesya duduk disalah satu bangku yang ada disana, nesya menutup mukanya matanya panas ia berusaha untuk tak mengeluarkan semua perasaan dengan air mata itu, bukan dirinya jika menangis hanya karena cowo pengecut itu.

Daniel berlari kesana kemari mencari keberadaan nesya ia sangat khawatir dengan gadisnya itu.

Daniel berhenti saat melihat nesya yang sedang duduk dibangku taman sendirian, daniel tersenyum senang karena usahanya gak sia sia, Baru dua langkah ia berjalan dari belakang nesya sudah ada cowo yang mendekatinya, yang membuat daniel terkejut karena setelah cowo itu didepan nesya, nesya langsung memeluknya.

Daniel memukul dadanya yang terasa sakit entah kenapa badannya serasa sakit seperti dipanah berkali kali, Daniel menyakinkan dirinya jika yang ia lihat belum tentu yang sebenarnya.

Tapi daniel tak bisa mengelaknya ia melihatnya dengan jelas jika nesya memeluk cowo itu didepan nya, daniel tersenyum sinis, ia pergi saat nesya menatap matanya.

"Dia pergi."

°°°°°

Votment💞

Stefanna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang