2. Kasus Pertama

23.5K 2.7K 599
                                    

Lee Seokmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Seokmin

"Woy, Dek."

Bukan adek, laki-laki yang sekarang menyambut saya didepan gedung Divisi Forensik RS. Bhayangkara Bandung itu memanggil nama saya dengan sebutan yang selalu sama sejak dulu; Deka.

Saya memperlebar langkah, merangkul tubuhnya yang beberapa senti lebih tinggi dari saya itu dengan tepukan pelan di punggungnya. Saat berada di sekolah kedokteran, Wira tidak lebih tinggi dibanding saya. Tapi setelah menjadi anggota Kepolisian, tubuhnya semakin berisi dan tentunya semakin tinggi.

"Gimana kabar lo, Wir?" Tanya saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana kabar lo, Wir?" Tanya saya.

"Kabar gue selalu baik dari dulu. Lo sendiri? Itu dibelakang lo siapa? Tinggal di Korea jadi banyak pengikut ya lo." Seperti biasa, Wira tidak akan pernah puas dengan satu pertanyaan saja. Segala hal yang ada disekitarnya selalu dia pertanyakan. Mungkin kalau dibelakang saya ada gembel setengah gila pun, dia akan tetap bertanya hal serupa kemudian menginterogasinya sampai rasa penasaran dalam kepalanya terbayar lunas.

"Ah, ini." Saya mempersilahkan tiga mahasiswa kedokteran forensik yang saya bawa dari Unpad untuk maju beberapa langkah. "Ini ... tadi nama kamu siapa?" Tanya saya, merasa bego sendiri karena dengan mudahnya saya melupakan nama perempuan berambut pendek itu.

"Akasha." Ia memperkenalkan diri. Dilihat dari caranya berbicara, perempuan yang pernah bertemu secara tidak sengaja bersama saya di Braga itu merupakan tipe orang yang supel dan tidak suka bertele-tele.

"Kayaknya gue gak perlu perkenalan toh tiap ada Autopsi mangkal disini." Yang sejak tadi tertidur didalam Ambulans milik Labfor Unpad itu menaikkan kedua alisnya kearah Wira. Dilihat dari pangkat keduanya yang hanya berbeda satu tingkat, saya bisa menyimpulkan kalau Gio pasti sudah kenal betul dengan Wira.

"Bosen gue liat muka lo, Yo." Ejek Wira, sukses membuat saya dan dua mahasiswa lain terkekeh geli karena ekspresi tidak percaya dari wajah Gio.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LAKSADEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang