12. Tentang Perasaan

14.2K 1.9K 1.4K
                                    

Akasha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akasha

Beri gue waktu sebentar untuk mengutuk diri gue sendiri.

Ini ... beneran gue jadi kecengan Mas Gata?

Ini ... beneran gue dan Mas Gata saling suka satu sama lain?

Duh, Sha, bego banget sih lo sampe ngegantungin Mas Gata tanpa status kayak gitu.

Emang apa susahnya sih tinggal bilang, "Iya Mas, aku mau jadi pacar Mas Gata." dibanding "Maaf Mas, kayaknya kita temenan aja tapi telornya dua alias spesial."

Gue menatap sosok laki-laki yang sejak tadi nggak berhenti ngetawain tokoh Kang Mus sampai ngakak-ngakak itu. Mungkin dia gak sadar, kalau sejak film dimulai tontonan gue terfokus kepada wajahnya yang sangat menikmati itu. Rasanya mustahil aja kalau sekarang, gue dan Mas Gata adalah sepasang- bagusnya dibilang apa ya? Bingung gue, soalnya tanpa status.

"Kok kamu malah nontonin Mas sih?"

Sial, ketangkep basah kan gue.

"Soalnya seruan liat muka Mas Gata dibanding muka-muka premannya."

Bisa gak sih sehari aja Akasha Renjana ngomong tanpa ceplas-ceplos seperti ini?

"Kamu ini ya." Mas Gata menyentuh kepala gue, dengan sengaja dia menyandarkannya di bahu dia sendiri kemudian mengelusnya pelan. Tangannya wangi, nggak kayak Gio yang tadi sore bau oli. Dia juga punya suhu tubuh yang selalu hangat, berbeda dengan gue yang entah kenapa selalu aja dingin dalam situasi apapun.

Film malam itu berakhir di jam sembilan lebih, gue dan Mas Gata cepat-cepat bersiap untuk pulang. Sepanjang perjalanan dia nggak henti-hentinya membicarakan betapa serunya film yang dia tonton. Katanya, dia harus menyombongkan ini pada teman-teman satu unitnya yang lagi lembur semua karena dia milih pulang lebih cepet. Gila sih, mentang-mentang jabatannya lumayan dan doi bisa seenaknya izin-izin begitu.

"Kamu tau gak kalau nanti kamu jadi istrinya Mas Gata, kamu bakalan masuk Bhayangkari?"

Gue mengangguk, "Tau dong mas, tante Akasha ada yang nikah sama polisi juga soalnya."

"Mas ini kenapa ya? Dari tadi ngebahasnya nikah mulu perasaan." Begitu kata Mas Gata, dia menyentuh lehernya sendiri, pertanda kalau sekarang dia sedang malu dan canggung di waktu yang bersamaan.

"Tau nih, ngebet banget mau bikin dede ya?" Refleks gue menutup mulut, "Anu mas ... aku ... "

Mas Gata ketawa kenceng banget sampai-sampai suara dari jalanan sana teredam sama suaranya dia. "Iya, Mas udah bosen going solo terus."

Otak gue ...

Emang kalau ngobrol sama bapak-bapak tuh topiknya selalu horny semua ya.

"Makan dulu ya? Dari tadi belum makan. Kamu mau apa?"

LAKSADEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang