Gata
Gue gak akan membela diri karena saat ini gue mengaku kalau gue salah besar.
Gue pikir, gue sudah menemukan orang yang tepat untuk menjadi bagian dalam hidup gue. Gue pikir, Akasha Renjana akan mau gue persunting mengingat semua sikap dan perlakuan dia yang membuat gue begitu yakin kalau Akasha hanya untuk gue seorang. Tapi ternyata gue salah, gue terlalu cepat menyimpulkan sehingga gue berakhir terjebak dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan.
"Bisa gak pak, pemindahannya ditunda lagi?"
Irjen. Pol. Nugi Jayendra yang merupakan Kapolda sekaligus suami dari kriminolog yang berhenti terjun ke lapangan itu menatap gue miris, "Ini sudah kali kedua kamu minta penundaan. AKBP Nichol, promosi ini adalah bentuk penghargaan kepolisian atas kerja keras kamu. Kamu sudah acc bulan lalu kan? Bukannya itu berarti kamu sudah setuju dengan semua ketentuannya?"
Gue acc pemindahan gue saat itu karena gue terlalu yakin kalau gue bisa menduduki jabatan sebagai Kepala Polisi Resor dengan dampingan seorang 'istri'. Memang tidak ada kewajiban yang mengharuskan seorang Kapolres memiliki istri, tetapi rasanya tetap salah kalau gue gak kunjung punya istri disaat jabatan yang gue pegang udah gak main-main lagi. Anggota kepolisian lain udah pada nikah maksimal lima tahun masa kerja, sedangkan gue? Udah dua belas tahun tapi masih belum punya Ibu Bhayangkari.
"Saya nikahnya gak jadi, Pak."
Sedih banget ya omongan gue.
"Segerakan, waktunya sudah mepet. Akan saya permudah pengurusannya, jadi disiapkan sesegera mungkin, ya."
Dan percakapan gue dengan Irjen. Pol. Nugi Jayendra berakhir begitu saja dengan keputusan yang gak bisa diganggu gugat. Gue gak bisa maksa Akasha buat nikah sama gue, tapi gue terlanjur ... terlanjur menerima kepindahan gue dan terlanjur mengajukan diri untuk menikah ke kantor administrasi.
Perlahan Akasha juga berubah, gue gak menemui sorot bahagia yang dulu selalu dia berikan setiap kali bertemu dengan gue. Entah kenapa Akasha jadi hambar, apakah harus gue memaksa disaat orang yang gue inginkan sama sekali gak menunjukkan tanda-tanda kalau dia siap untuk gue pinang? Gue benar-benar dilema, lalu tanpa gue duga sebuah ide gila melintas begitu saja di kepala gue.
Irjen. Pol. Nugi bilang sendiri pada gue, kalau jabatan yang sekarang Polri tawarkan merupakan bentuk penghargaan dari kepolisian atas prestasi yang gue torehkan.
Status gue adalah seorang abdi negara, yang mana berarti gue harus tunduk terhadap segala sesuatu yang diperintahkan oleh negara kepada gue. Di posisi ini, gue udah gak bisa lagi menolak. Gue akan kehilangan kesempatan kalau seandainya gue masih menunda-nunda kepindahan yang sudah direncanakan sejak satu tahun lalu itu.
"Nikah, Mas? Sama saya?"
Katakan gue udah gila karena mengajak seorang Anuradha yang notabene merupakan anak dari teman dekat Mama untuk menikah. Sebenarnya ini bisa dikatakan sebagai tidak tahu diri, udah dua kali gue nolak perasaan Nura dan sekarang dengan bodohnya gue mengajak perempuan itu untuk menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKSADEKA
Fanfiction[ T E L A H T E R B I T ] Jika bukan karena hubungan Diplomatik antara dua negara, Laksadeka tidak akan pernah mau menginjakkan kakinya di kota yang dulu pernah menjadi gudang luka dalam sejarah kehidupannya. Terlepas dari kenangan buruknya soal...