11. Status

15.5K 2K 1.6K
                                    

Akasha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akasha

Disaat orang dewasa seusia gue pengen kembali pada masa kecil, berbeda halnya dengan gue yang tidak pernah mau kembali ke masa itu. Karena dengan kembalinya gue menjadi kecil, itu artinya gue harus mengulang waktu panjang yang gue habiskan untuk bisa sampai ke detik ini dua kali lipat lebih lama.

Menurut gue, pikiran mereka sempit.

Lo memang gak punya beban pikiran yang serius saat ada di masa kecil. Yang paling memungkinkan untuk terjadi paling cuma pikiran soal sama siapa gue main hari ini? Kenapa uang saku gue gak bertambah? Atau gimana caranya bikin teman-teman betah main lama-lama sama gue? Tanpa lo sadar, lo harus mengulang masa-masa sulit yang mungkin ... nggak akan berubah meski lo melakukan hal berbeda di masa itu.

Biar gue beri tahu, takdir itu jahat. Dia gak akan berbaik hati untuk memberikan kalian kesempatan buat balik lagi ke masa lalu. Prinsipnya; yang sudah terjadi ya terjadilah. Sekeras apapun lo memohon sama Tuhan, gak ada sejarahnya orang bisa kembali ke masa lalu cuma untuk memperbaiki hidup mereka supaya masa kini bisa menjadi lebih baik dalam versi mereka sendiri.

Setiap orang pernah ada dalam masa sulitnya masing-masing. Seperti yang gue bilang, hidup gue terlalu datar. Masa sulit gue cuman kehilangan teman, belajar mati-matian untuk mempertahankan IPK supaya beasiswa nggak dicabut, dan menjalani masa co-ass gue yang cukup kelam karena diskriminasi teman-teman sejawat gue. Mereka menganggap gue gak ada apa-apanya hanya karena gue bisa sampai di titik ini dengan mengandalkan beasiswa. Mungkin kalau saat itu gue memilih tempat co-ass di rumah sakit yang sama seperti teman-teman kampus gue, gue gak akan berujung dibeda-bedakan seperti itu oleh para calon dokter 'elit' seperti mereka.

Bagi orang seperti gue, gak ada alasan kuat kenapa gue harus punya keinginan untuk kembali ke masa kecil. Rasanya bodoh disaat lo bilang pengen balik jadi kecil lagi cuma karena sakit hati diputusin pacar atau capek dengan tugas sekolah yang membuat lo seperti ditekan bagai kerja di jaman Belanda. Seperti yang gue bilang, takdir itu jahat. Lo cuma akan membuat diri lo merasakan kesulitan yang sama dua kali jika seandainya pilihan kembali ke masa lalu itu benar-benar ada.

"Coba aja tadi kita pakai helm ya, Sha."

Deka menyesal, dia begitu tidak terima saat selembar surat tilang itu sampai di tangannya. Gue menjadikan ini sebagai contoh. Lo bukan harus balik ke masa lalu untuk memperbaiki masa sekarang, tetapi lo harus berpikir di masa ini bagaimana caranya supaya lo gak menyesal di masa mendatang. Semudah itu.

"Anjing kan STNK gue ditahan! Babi nih, berapa ratus rebu gue harus bayar pas sidang?"

Saat gue dan Deka kembali ke Rumah Sakit dengan selembar kertas bercap kepolisian sektor setempat, Gio marah-marah dengan seribu jenis marga kebun binatang yang keluar satu demi satu dari mulutnya. Secara gak langsung Gio menyesali, dan kalau boleh bilang, seharusnya laki-laki itu melarang Deka meminjam motornya mengingat Deka yang nggak punya SIM kendaraan roda dua. Tapi sayangnya, Gio gak bisa kembali pada beberapa jam sebelumnya hanya untuk merubah keadaan yang sudah terlanjur terjadi seperti sekarang.

LAKSADEKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang