Suara Ke-26

13 4 0
                                    

Saat jam pulang sekolah tiba dan Sherin telah sampai di rumahnya, pesan singkat dari seseorang datang memenuhi notifikasi di ponsel genggamnya. Bukan hal aneh, sih. Hanya saja yang membuat Sherin merasa terkejut adalah pesan tersebut datang dari Shiran. Sebelum membalas pesan dari Shiran, terlebih dahulu Sherin menenangkan degup jantungnya.

Shiran: Mbb. Btw, sama-sama.

Sherin: Padahal gk usah dijawab lg gpp.

Setelah itu Sherin melempar ponselnya ke atas kasur. Tak ingin terlalu dipikirkan, Sherin memutuskan untuk ke kamar mandi dan berganti baju. Ia baru ingat kalau sesampainya di rumah, ia belum melakukan apa-apa selain membalas chat dari Shiran.

Selesai beres-beres, Sherin kembali beralih ke ponselnya. Balasan dari Shiran pun sudah ada. Kemudian ia membaca pesan tersebut.

Shiran: Ya gpp.
Shiran: Sher.

Sherin: Knp?

Shiran: Boleh minta tolong gk?

Sherin: Minta tolong apaan?

Shiran: Lg sibuk gk?

Sherin: Hmm. Emang knp?

Shiran: Bantuin gue ngerjain tugas b.indo ya

Sherin: Dih, ogah. Yg punya tugas kan lo.

Shiran: Please...

Sherin: 🙄
Sherin: Gue lg sibuk. Tugas gue masih numpuk.

Sherin tertawa kecil. Sebenarnya ia berbohong ketika mengatakan tugasnya sedang menumpuk untuk dikerjakan. Faktanya, saat ini tugas yang tersisa hanyalah PR Biologi dan PPKN, itu pun hanya sedikit tugasnya.

Sherin juga sebenarnya sedikit ragu ingin membantu Shiran atau enggak. Sherin sadar, ini merupakan salah satu langkah agar ia dapat lebih dekat dengan Shiran. Tapi ia juga tidak ingin kelihatan ingin sekali membantunya. Standar masyarakat yang menyatakan kalau membantu orang yang disukai adalah tindakan seorang bucin alias budak cinta benar-benar menyusahkan. Sherin benar-benar anti dianggap seperti itu.

Sherin menimbang-nimbang Shiran yang masih memohon agar dapat membantunya. Gara-gara hal itu, suatu pikiran tiba-tiba datang dibenaknya. Kenapa aku yang dimintai tolong? Memangnya dia gak punya teman lain di kelasnya apa?

Sherin: Kenapa gak lo sendiri aja sih yg ngerjain? Atau lo minta tolong temen lo gitu?

Shiran: Duh, kalau tugas gue buat bsk gk banyak jg gue gk bakal minta lo ngerjain tugas ini. Temen-temen gue jg mana mau bantuin.

Shiran: Lagian gue kan udah bantuin lo ngerjain tugas TIK.

Sherin mendengus. "Apanya yang bantuin? Tahu gini aku gak minta bantuan lo, Shir. Dasar tukang pamrih," seru Sherin pada dirinya sendiri.

Sherin: Apanya yg bantuin? Lo aja cuman bilang "ya tinggal diitung". Apaan coba yang diitung.

Shiran: Tp kan seenggaknya gue udah bantuin lo. Ye gk?

Sherin: G.

Shiran: Pokoknya lo bantuin gue, oke? Bsk gue ke kelas lo pas istirahat pertama buat gue ambil. Oke? Oke.

Sherin: Woy, woy.

Sherin menunggu balasan dari Shiran. Tapi sudah sepuluh menit, Shiran benar-benar menghilang dan tidak memberi kesempatan bagi Sherin untuk membalas perintah memaksanya itu. Sherin mendengus.

SherlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang