Keesokannya, saat Sherin sedang mengobrol dengan sahabat-sahabatnya di depan kelas, Shiran datang dengan banyak makanan di tangannya. Awalnya Sherin tidak menyadari dengan kehadiran Shiran, sampai Aira menyenggol lengannya sambil memberi kode dengan matanya untuk menoleh ke belakang. Ternyata di sana terdapat Shiran dengan lima Chocolatos di tangannya. Sherin pun langsung menyengir bahagia.
"Halo, Sher. Nih, Chocolatos-nya," ujar Shiran sambil menyodorkan makanannya.
Sherin pun langsung menyengir lebar. Dengan senang hati, ia langsung mengambil makanan tersebut. "Makasih, Shiran. Sering-sering, ya."
Shiran nyengir. "Sama-sama. Sering-sering bantuin gue juga, ya."
Sherin langsung menurunkan senyumannya. Sherin mendengus sebal karena Shiran mengingatkan dirinya tentang tugasnya tadi malam. "Gak lagi deh gue bantuin lo."
"Hahaha, gue cuman bercanda doang kok, Sher," kata Shiran.
Sherin bergumam. "Ya udah sana pergi jauh-jauh."
Setelah itu, Sherin kembali kepada teman-temannya yang sudah menatap dirinya dengan kilatan jahil. Sherin pun pura-pura tidak melihatnya dengan kembali duduk di samping Aira.
"Bagi boleh tuh," kata Alesha dan langsung mengambil makanan tersebut dari tangan Sherin.
Sherin terpekik kaget dan mengercutkan bibirnya. Tapi setelah itu dia tertawa biasa. Ia pun memberikan satu Chocolatos untuk satu orang teman-temannya. Ketika ia akan memberikan yang terakhir untuk Kiran, Sherin baru sadar sesuatu.
"Buat gue mana dong?" ujar Sherin lesu sambil memanyunkam bibirnya.
Yang lain langsung tertawa. "Minta lagi sama Shiran, dong."
Sherin pun membalikkan badan dan menatap Shiran yang masih berada di depan kelasnya. "Shiran, Chocolatos-nya kurang satu."
Shiran mendengus. Ia hanya mendiamkan perkataan Sherin tanpa ingin membelikan lagi satu Chocolatos untuk Sherin. Aira pun berinisiatif untuk memberikan satu miliknya kepada Sherin. "Gak usah, Sher. Nih buat lo aja. Gue berdua sama Ale aja," ujarnya. Sherin langsung tertawa.
***
Malam harinya, Sherin tidak pernah mengira kalau orang yang selama ini ia pikirkan akan kembali memberinya pesan. Ia kira, saat tugas milik orang tersebut sudah selesai ia lakukan, orang itu tidak akan lagi menanyakan kabarnya. Tapi ternyata perkiraannya salah. Lagi-lagi di malam hari orang tersebut malah menge-chat Sherin duluan.
Awalnya Sherin sedikit kaget. Tapi setelah berpikir yang macam-macam memikirkan dugaan mengapa orang tersebut tetap menanyakan kabarnya, ia pun membalas pesan orang tersebut.
Sherin: Kenapa, Shir?
Shiran: Belum tidur ya?
Sherin: Ya kalau masih chatan sama lo berarti gue blm tidur dong.
Shiran: Wkwkwk.
Sherin: Knp?
Shiran: Kok belum tidur?
Sherin: Ya gpp. Lagian sekarang belum malam-malam bgt kali
Shiran: Wkwk iya juga sih. Udah makan?
Sherin: Udah. Emang knp?
Shiran: Ya gpp.
Sherlan mengangkat sebelah alisnya karena bingung dengan Shiran yang bertanya-tanya tentang hal tidak penting kepadanya. Mencurigakan sih sebenarnya. Tapi di lain sisi, Sherin juga senang karena ini lah yang ia tunggu-tunggu sejak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherlan
Teen Fiction"Kisah kita memang hanyalah sebentar. Tetapi kenangan yang kamu ciptakan akan selalu terkenang untuk selamanya di hatiku." *** Berawal dari kasus Sherin yang susah move on dari Ares, membuat Sherin terpaksa mencari pelarian ke sosok laki-laki bernam...