Carl's house, New York.
Sky kemudian duduk di tepi kasur Ben dan mencatat seluruh isi pesan di kertas tersebut ke dalam jurnal kecil berwarna biru miliknya. Sedangkan diriku, yang merasa frustrasi dengan semua kenyataan ini membuatku memilih untuk membuka jendela di kamar Ben dan duduk di tepiannya.
Kuambil sepuntung rokok yang selalu kusimpan di balik saku celanaku dan membakarnya dengan pemantik. Aku mulai menyesapnya dan hal itu ternyata menarik perhatian Sky.
Ia mendongak dan menatapku tak senang. "Bisakah kau lakukan itu nanti?"
"Lakukan apa?"
Mata birunya memutar malas dan ia menunjuk tanganku yang tengah memegangi rokok dengan dagunya.
Dia menyuruhku berhenti merokok. Dia pikir dia siapa.
Akupun mengalihkan pandanganku darinya dan kembali menyesap rokokku lebih dalam. "Kalau kau tak suka, kau boleh pergi," kataku saat semua kepulan rokok itu sudah keluar dari mulutku.
Kulihat Sky dari ekor mataku, tengah menggeleng tak habis pikir. "Kau ini mau menemukan Ben atau tidak, sih?!" kata Sky dengan nada tinggi.
Yang sontak membuatku mendecak sebal dan segera mematikan rokokku. Sisa rokokku yang masih banyak, terpaksa kubuang ke bawah dan jatuh tepat mengenai aspal tempat biasa aku menyimpan motor.
"Sudah, puas sekarang?" tanyaku sarkastik.
Gadis berambut cokelat terang itu hanya mengedikkan bahunya cepat dan kembali sibuk dengan jurnal birunya. Ia terlihat sangat fokus hingga tak sadar bahwa rambut-rambut di sekitar telinganya mulai jatuh, menutupi sebagian wajahnya.
"Apa itu seperti buku harian atau semacamnya?" Sky berhenti menulis dan mendongak ke arahku. "Kau terlihat seperti gadis berusia lima tahun sekarang."
"Ck. Berhenti mengomentariku, Carl. Dan, jangan pernah menyentuh atau membaca jurnalku ini atau kepalamu akan berakhir dengan terbelah dua," katanya mengancamku. "Omong-omong, apa kau yakin Ben adalah tipe orang yang akan menulis kata-kata ini?"
Aku sontak menekuk dahiku dalam. "Maksudmu?"
Sky kemudian bangkit setelah menyimpan jurnalnya ke dalam saku pantsuitnya dan menghampiriku. "Ben terlihat seperti tipe anak yang pemarah dan agresif dari tulisan ini." Ia kemudian mengembalikkan kertas terakhir dari Ben kepadaku. "Apa kau yakin bahwa dia sedang pergi karena keinginannya sendiri dan bersenang-senang?"
Aku bersedekap dan menggumam. "Kurasa Ben cenderung pendiam dan memang tidak mungkin baginya menulis surat yang begitu kasar seperti itu," kataku mengiyakan, kemudian membaca surat itu lagi.
Namun tiba-tiba Sky memegang tanganku, oh atau kertasnya. "Sebentar," ucapnya. Lalu ia meraih kertas tersebut, mengarahkannya ke langit-langit sehingga sinar matahari dari jendela memberikan efek bayangan pada kertas tersebut. "Ada sesuatu di sini."
Aku mencoba mendekatinya dan melihat ke arah yang sama. Pada bayangan kertas yang kini menembus kertas itu sendiri.
"Ada tulisan di sini, kurasa Ben mencoba mengatakan sesuatu dengan kode rahasia." Sky menatap kertas itu lekat-lekat. "Dia menghapusnya dan menimpanya dengan tulisan lain."
Akupun dapat melihat apa yang Sky lihat pada akhirnya. "Apa kau bisa membacanya?"
Sky mengangguk ragu, tapi kemudian berkata, "Di sini tertulis... Ayah kita bukanlah ayah kita." sambil mengernyitkan keningnya. "Apa maksudnya?"
Aku mengangkat kedua bahuku cepat. "Tidak tahu. Menurutmu apa?"
Sky menatapku bingung, tapi kemudian wajahnya berubah pucat. Ia mulai memegangi kepalanya dan menepi ke dinding.
"Sky, ada apa?" tanyaku sembari membantu memegangi tubuhnya.
"Kepalaku...," Sky menggantung ucapannya di udara dan memegangi lenganku kuat-kuat, sebelum akhirnya tubuhnya tumbang di dalam pelukanku.
Aku panik dan mencoba mengubah posisiku agar dapat sepenuhnya menopang tubuh Sky. "Sky, bangun!" Tapi gadis itu tetap diam dan memejamkan matanya.
Astaga, Sky. Ada apa denganmu?!
T H E L O S T B R O T H E R
A novel by
Nurohima
~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Brother (TAMAT)
Tajemnica / ThrillerCarl Addison kehilangan adik laki-lakinya, Ben Addison tepat dua hari setelah ia dipecat dari pekerjaannya. Pihak kepolisian hampir menutup kasus yang dianggap sebagai kenakalan remaja biasa itu kalau saja Carl, tidak bersikukuh menyanggahnya dan me...