Golden Hospital, New York.
"Aku hampir mati jika kau tak datang tepat waktu, Carl."
Aku dan Sky akhirnya berhasil kembali ke mobil setelah aku--dengan terpaksa--berbicara dengan ayahku demi menyelamatkan aksi Sky di dalam ruangannya. Alasanku adalah ingin menemui Ayah dan meminta maaf atas ucapanku waktu itu.
"Bukankah itu terdengar seperti aku adalah penyelamat untukmu, Sky?"
Sky mendengus geli. "Baiklah. Aku akan mentraktirmu kopi untuk yang satu itu."
Aku terkekeh geli, sebelum akhirnya menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan pelataran parkir rumah sakit. "Jadi, apa yang kita dapatkan di sini?"
Sky lalu terkesiap. Ia buru-buru merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponsel. "Aku menemukan daftar kehadiran milik Tuan Addison dan dia tidak sedang bekerja saat Ben hilang, Carl," katanya memberi tahu. Kemudian ia menunjukan hasil bidikan kamera ponselnya tersebut padaku. "Lihat, 'kan?"
"Lalu kemana Ayahku malam itu?"
Belum sempat Sky menjawab pertanyaanku, pandanganku langsung teralih oleh pemandangan seorang pria bertubuh besar dengan banyak tattoo di tangannya yang tampak tengah menarik paksa seorang anak perempuan di pinggir jalan.
"S-sky, bukankah itu Ashley?" Aku mengurangi kecepatan mobil saat melewati mereka untuk memastikan.
Dan benar. Itu Ashley.
"Astaga! Berhenti, Carl. Kita harus membantunya," seru Sky heboh.
Bahkan saat mobil belum benar-benar berhenti, Sky sudah membuka pintu mobil dan melompat keluar.
Astaga, aku hampir terkena serangan jantung karena gadis itu.
"Hey! Lepaskan dia!" pekik Sky begitu ia mendekat pada Ashley dan pria berbadan besar itu.
Lihat? Dia bahkan berani menantang seorang pria tanpaku di sisinya.
Aku segera turun dari mobilku dan berlari ke arah Sky.
"Siapa kalian?" Tiba-tiba pria itu menarik mundur Ashley dan menodongkan pisau ke arah kami. Wajahnya tampak bengis dengan beberapa bekas luka sayatan di pipinya.
"Lepaskan dia sekarang juga," kataku berusaha baik-baik.
Namun dia malah tertawa;dalam dan mencemooh. Ia memutar pisau tersebut dengan santai. "Kalian pikir aku bodoh?" Matanya menatap kami culas. "Gadis ini, sudah membocorkan rahasiaku. Aku harus memberinya pelajaran!" dan tawa yang melengking itu lagi-lagi pecah.
"Aku sudah memperingatkanmu, bukan?" Tanpa aba-aba, kugenggam erat pergelangan tangan pria bertubuh besar itu dan kujatuhkan pisaunya ke aspal. Sangat cepat. Sama cepatnya dengan Sky yang meraih tubuh Ashley dan menariknya menjauh dari pergulatan kami.
Kutendang bagian perut pria itu beberapa kali hingga ia akhirnya pria bertattoo itu tersungkur ke aspal dan meringis nyeri. "Sialan!"
Tapi aku memilih untuk tak memberinya kesempatan. Kutarik kerah kaus lusuh yang dikenakannya saat itu hingga ia mendongak kepadaku. "Katakan sekarang, siapa yang menyuruhmu melakukan ini?!" tanyaku ketus.
Namun gigi-gigi kekuningan itu justru kembali terlihat dan tawa penuh ejekan darinya kembali terdengar. "Aku tidak dibayar untuk menjawab pertanyaanmu, anak muda." Lalu salah satu kakinya menendang tulang kering pada kakiku dengan sangat kuat hingga aku kehilangan keseimbangan dan jatuh ke aspal.
"Brengs*k!" pekikku saat ia berlari dariku.
Aku bahkan tak sanggup mengejarnya karena masih merasakan linu yang teramat pada kaki kiriku.
"Carl, sudah," ucap Sky cemas. "Tak apa." Ia menghampiriku dengan Ashley masih berpegangan padanya. "Apa kau baik-baik saja?"
Aku meringis nyeri. "Kurasa ada bagian kakiku yang patah, tapi aku baik." Mataku beralih pada Ashley yang memandangku khawatir. "Bagaimana denganmu, Ashley? Apa dia menyakitimu?"
Gadis itu menggeleng pelan. "Tapi dia bilang, akan menyakitiku jika aku melaporkannya pada orang lain," ujarnya ragu-ragu.
Kali ini Sky yang ambil alih. "Apa kau tahu dia siapa?"
Dan Ashley lagi-lagi menggeleng lesu. Ia lalu menggumam, "Tapi aku pernah melihatnya berbicara dengan Ben di luar sekolah." Iris hijau itu menatap kami bergantian. "Kurasa dia sedang mengancamnya karena Ben terlihat ketakutan saat itu."
"Apa kau yakin pria itu adalah pria yang sama dengan pria yang berbicara dengan Ben?" tanya Sky memastikan.
Ashley mengangguk cepat. Yang refleks membuatku dan Sky saling melempar pandangan cemas setelahnya. []
T H E L O S T B R O T H E R
A Novel by
Nurohima
~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Brother (TAMAT)
Tajemnica / ThrillerCarl Addison kehilangan adik laki-lakinya, Ben Addison tepat dua hari setelah ia dipecat dari pekerjaannya. Pihak kepolisian hampir menutup kasus yang dianggap sebagai kenakalan remaja biasa itu kalau saja Carl, tidak bersikukuh menyanggahnya dan me...