Rules 3 : Finding Mr. Addison's secret

2.2K 290 7
                                    

Golden Hospital, New York.

"Apa yang sebenarnya akan kita lakukan malam-malam begini, Sky?"

Aku dan Carl kini sedang berada di mobilku akibat ucapanku tadi siang di cafe. Pertemuan di jam sembilan malam untuk membantunya menemukan Ben.

Setelah menjemput Carl--secara diam diam--ke rumahnya, aku segera menancapkan gas menuju salah satu rumah sakit terbesar di kota New York; Golden Hospital.

Kudengar pemilik rumah sakit ini tengah menghadapi banyak kasus pembunuhan di asramanya. Ya, orang itu memang memiliki beberapa saham dan perusahaan dimana-mana. Termasuk rumah sakit dan sekolah asrama.

Tapi bukan orang itu yang sedang kami bicarakan.

Setelah meminta Jack mencari tahu latar belakang Tuan Daniel Addison, aku jadi tahu bahwa dirinya mengabdi pada rumah sakit terbaik di sini. Tuan Daniel Addisonpun tidak main-main dengan jabatannya. Dia adalah seorang kepala tim dokter bedah dan pendamping pasien dengan gangguan jiwa.

"Kita akan mencari Ben," jawabku singkat.

Namun lelaki bermata kecokelatan itu justru menatapku bingung. Ia mengernyitkan kening tak mengerti dan menggeleng. "Bagaimana?"

Aku kemudian mengangkat bahuku cepat. "Entahlah, tapi mungkin ayahmu mengetahui sesuatu," tebakku.

Carl langsung mengangkat kedua alisnya yang tebal. "Ayahku? Maksudmu, kita akan mengikuti ayahku?"

Aku meliriknya sesaat sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. "Namanya ada di dalam surat Ben. Ayahmu mungkin memiliki rahasia yang tidak pernah ia ceritakan kepada siapapun." Aku menahan ucapanku sebentar dan menoleh pada Carl, sebelum melanjutkan, "Termasuk kepadamu, Carl."

Namun reaksi Carl hanya mendengus geli dan membuang wajahnya ke arah lain. Kulihat dari ekor mataku, lelaki berambut ikal itu tengah menatap jalanan malam yang kami lewati tanpa mengucapkan apapun.

Kamipun menempuh sekitar dua puluh menit perjalanan hingga akhirnya mobilku sampai di depan pelataran parkir rumah sakit tersebut.

"Ini ide gila, Sky." Carl mengusap wajahnya frustrasi. "Ayahku mungkin tengah sibuk membedah otak pasiennya dan kita malah ... Oh, astaga, apa yang akan kita lakukan di sini sebenarnya?"

Setelah menempatkan mobilku pada posisi yang kurasa aman, aku segera mengecek ponselku dan memeriksa ulang pesan yang dikirimkan Jack padaku tadi siang. Beberapa data mengenai Daniel Addison dan latar belakangnya. Seseorang yang kini kuanggap sebagai tersangka utama dalam kasus penculikan Ben. "Carl, menurutmu kenapa Tuan Addison tidak pulang malam ini?"

Carl hanya mengedikkan bahu malas dan menyandarkan kepalanya ke puncak jok. "Mungkin ia ada lembur seperti biasa, aku tidak tahu," jawabnya ogah-ogahan. "Untuk apa kau bertanya?"

"Aku hanya ... Oh, sial! Menunduk, Carl!" Tuan Daniel Addison tiba-tiba terlihat keluar dari rumah sakit dan membuatku kaget setengah mati. Ia hampir saja melihatku karena posisi kami cukup dekat dengan pintu masuk, jika saja aku tidak buru-buru merendah bersama Carl. "Bukankah itu ayahmu?"

Carl mengangkat sedikit kepala agar dapat mengintipnya melalui dashboard mobil. Benar. Itu Tuan Daniel Addison. "Apa yang dilakukannya disana?" Carl terdengar sama penasarannya denganku malam itu.

Akupun menggeleng cepat. "Entahlah."

Tak lama, seorang wanita muda dengan dress pendek selutut berwarna ungu menghampirinya. Wanita itu tersenyum hangat dan Tuan Addison menyambutnya dengan sebuah pelukan dan ... Oh, astaga, sebuah ciuman.

Carl mencebik dan langsung menatap ayahnya jijik. "Astaga! Dia punya wanita lain rupanya," tukasnya geram. Ia terlihat mengepal kedua tangannya dan menajamkan pandangannya pada Daniel Addison;ayahnya sendiri. "Inikah rahasia yang tidak pernah ia ceritakan kepadaku, Sky?"

Sementara itu, Tuan Addison sudah berpindah dari pintu depan rumah sakit kini berjalan beriringan dengan wanita itu ke sisi lain parkiran. Terlihat tangan pria paruh baya itu juga merangkul pinggang sang wanita dengan mesra hingga mereka masuk ke dalam mobil. 

Aku dan Carl lagi-lagi harus menunduk bersembunyi saat mobil mereka melewati kami agar pengintaian ini tidak ketahuan.

Melihat Carl yang terus mendesah kasar di tempatnya, membuatku memilih untuk berdeham pelan;memecah suasana. "Ada rahasia lain tentang ayahmu yang harus kita cari tahu, Carl."

Carl langsung menekuk dahinya dalam dan menatapku penasaran. "Apa maksudmu?"

Akupun memilih beralih pada setir dan menatap pintu masuk rumah sakit lurus-lurus. Untuk kemudian berkata, "Ayo kita ikuti ayahmu dan temukan rahasia lain itu, Carl!" []


T H E  L O S T  B R O T H E R
A Novel by :
Nurohima
~

The Lost Brother (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang