New york. December 15, 2018.
Untuk Carl Addison,
Jika k4u menemukan surat ini, artinya aku sudah cukup jauh dari rumah.
Aku perg1 meninggalkan rumah karena sudah muak dengan semua masalah yang menghantuiku selama ini.
Kupikir keluargaku akan menjadi keluarga terbaik di dunia.
Tapi tiba-tiba semuanya berubah.
Ayah mulai sibuk dengan pasien 'gila' nya dan Ibu sering keluar melakukan pemotretan.
Mereka selalu berkata, bahwa semua tentang uang. Mereka mencari uang demi anak-anaknya.
Demi aku dan kau, Carl.
Tapi nyatanya tidak.
Aku pergi untuk mencari kebenaran dan jika kau menerima surat ini,
Artinya aku sedang dalam pencarian itu.
Aku ingin keluarga yang utuh, Carl.
Aku ingin mencari kebahagiaanku sendiri di luar sana.
Jangan mencariku, karena kaupun tidak lebih dari sekadar pecandu alkohol yang sering mencuri barang-barangku.
Tertanda,
Ben,
Yang pernah menjadi adikmu.Mataku menatap kertas yang dibuat Ben dengan kesal. Bagaimana adikku bisa menulis sebuah surat penuh sarkasme seperti ini?
"Sepertinya dia pergi karena keinginannya sendiri," ucap seorang polisi yang entah sejak kapan ada di rumahku.
Ya, aku kembali ke rumah di pagi hari dan menemukan dua mobil polisi terparkir rapih di pelataran rumah. Mereka bilang, Ibu yang memanggil mereka karena Ben tiba-tiba hilang dari kamarnya.
"Kami akan menganggap kasus ini sebagai kasus kenakalan remaja biasa karena petugasku tidak menemukan tanda-tanda kejahatan atau penculikan di sini," sambungnya dengan lugas.
"Apa tidak bisa diusahakan terlebih dahulu?" tanya Ibuku. Matanya bengkak, yang bisa kuartikan ia sudah menangis sejak tahu Ben hilang dari kamarnya.
Polisi dengan papan nama bertuliskan Paul Scoots di dadanya itu menggeleng tegas. "Maaf Nyonya Sophia, kami tidak dapat melanjutkan kasus ini. Sebaiknya kau hubungi sanak-saudaramu dan pastikan Ben bersama mereka," katanya.
Apa mereka melepas kasus ini semudah itu?
Aku tak dapat lagi menahan emosi yang menggerogoti benakku. Kuremas kertas dari Ben dan entah dapat keberanian darimana, aku melemparkannya tepat ke wajah pria itu. "Bagaimana kau bisa membiarkan adikku di luar sana sendirian, chief?!"
Ya. Dia adalah sang chief. Kepala kepolisian kota New York. Dan aku mengetahui saat melihat petugas lain memanggilnya chief.
Paul, tampak menghela napas panjang sebelum menurunkan topi dari kepalanya yang setengah botak dan menatapku lekat. "Nak, adikmu sudah beranjak remaja. Kau harus mengerti itu," tuturnya.
"Tapi Ben tidak mungkin menuliskan pesan konyol seperti itu," hardikku tak terima. "Dia masih berusia tiga belas tahun dan kau pikir dia akan pergi ke mana? Dia bahkan tidak memiliki uang?!"
"Tenanglah, Carl." Itu Ayah. Ia menghampiri sang chief dan mengulurkan tangannya. "Terima kasih sudah datang dan membantu kami, chief. Aku akan mengantarmu ke luar," sambungnya dengan sopan.
Apa Ayah juga akan menyerah begitu saja?
"Pastikan kau mendidik anak-anakmu dengan benar," kata sang chief, sambil melirikku dengan sinis.
Aku tidak suka dengannya.
"Tentu. Maafkan aku soal Carl," ujar Ayah. "Silakan." dan Ayahku memberikan akses keluar bagi polisi itu.
Tapi tidak semudah itu.
Aku buru-buru berlari ke arah sang chief dan menerjangnya hingga kudengar punggungnya menubruk dinding.
"Astaga ..." lirih Sophia, Ibuku.
"Hentikan, Carl!" Ayah berusaha melerai kami dengan melepaskan tanganku darinya. "Cepat, lepaskan dia!"
"Aku tidak akan melepaskannya, sebelum orang ini melakukan tugasnya dengan benar!" Yang kulakukan setelah itu adalah memperkuat cengkramanku. Bahkan sepertinya kuku - kukuku akan segera merobek kerah seragam kepala polisi tersebut.
Paul, dengan ekspresi datar akhirnya berkata, "Katakan kepadaku, mengapa setelah menjadi kakak yang buruk untukknya selama ini, kenapa kau ingin aku menemukan adikmu?"
Aku menatapnya lurus-lurus dan rahangku mengeras seketika. Tanpa memikirkan Ayah dan Ibu, aku mempersempit jarak di antara kami dan aku berseru tepat di wajahnya,
"KARENA ADIKKU ITU TUNA RUNGU!"
T H E L O S T B R O T H E R
A novel by :
Nurohima
Update setiap Sabtu~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Brother (TAMAT)
Gizem / GerilimCarl Addison kehilangan adik laki-lakinya, Ben Addison tepat dua hari setelah ia dipecat dari pekerjaannya. Pihak kepolisian hampir menutup kasus yang dianggap sebagai kenakalan remaja biasa itu kalau saja Carl, tidak bersikukuh menyanggahnya dan me...