We finally find him (2)

1.9K 232 4
                                    

Luxury Avenue, New York.

"Dimana kau menemukannya?"

Aku sontak menoleh ke belakang saat mendengar suara tak asing itu. Sky, si gadis bermata biru yang sangat kusuka itu ternyata datang bersama dengan Jack. Entah kenapa akhir-akhir ini dia  sering sekali bersama pria menyebalkan itu dan aku semakin tak suka melihatnya.

Namun raut Sky yang tampak khawatir dan penasaran, membuatku lupa akan keberadaan Jack di sana. Ia mendekat dan mengamati sekitar. "Kenapa kita ke tempat ini?"

Sore itu, setelah aku mendapatkan pesan misterius yang dikirim langsung melalui pesang singkat di ponselku, aku segera menghubungi Sky. Dialah satu-satunya orang yang terpikirkan saat seseorang mengatakan dimana lokasi Ben secara misterius.

Dalam pesan itu disebutkan, aku harus datang ke bangunan tua bekas rumah sakit jiwa yang sering kami--aku dan Ben--lewati pada malam hari. Orang itu juga melarangku memanggil polisi dengan dalih jika ingin melihat Ben tetap dalam keadaan hidup. 

Namun aku tidak menggubrisnya.

Dalam keadaanku yang tidak sepenuhnya sehat, kurasa aku membutuhkan bantuan. Dan Sky adalah orang yang tepat untuk itu.

"Lihat!" kataku sembari menunjukkan isi pesan tersebut kepada Sky.

Gadis itu membulatkan matanya tak percaya sembari menoleh ke arahku. "Bagaimana jika pesan ini hanya pesan iseng?"

Aku sontak menggeleng. "Orang iseng mana yang tega menjadikan hilangnya adikku sebagai lelucon?" Lalu kusimpan kembali ponselku ke dalam saku. "Mungkin ayahku memang menyembunyikannya Ben di gedung ini."

Kali ini Jack berkomentar. "Bagaimana kau bisa tahu bahwa ini semua ulah ayahmu?" dan terdengar dari suaranya, ia seperti mencurigaiku.

"Menurutmu bagaimana?" kataku seraya menatapnya balik. Aku tidak bermaksud menantangnya, tapi kurasa kami tidak saling menyukai satu sama lain. "Hanya dia yang berurusan dengan wanita bernama Anna itu, bukan?"

Kurasa setidaknya aku mengatakan hal yang benar.

"Mungkin sebaiknya kita periksa ke dalam," kata Sky menyarankan. 

Dan kami berdua setuju. Jack segera kembali ke mobilnya dan mengambil senjata--bersiaga barangkali sesuatu yang buruk akan terjadi. Sementara Sky masih berdiri di sampingku. Netra birunya yang seperti laut itu-pun mengamati sekitar. Sembari berkacak pinggang, ia beralih padaku. "Apa kau sungguh yakin Ben ada di dalam?"

Mata kami bertemu dan rasanya aku ingin menghentikkan waktu saat itu. Tapi aku memilih menganggukkan kepala di depannya. "Aku juga membawa gantungan bintang yang mungkin akan bercahaya saat kami berdekatan."

Kemudian Sky tersenyum. "Kuharap rumor mengerikan yang beredar tentang rumah sakit ini tak sepenuhnya benar," ucapnya.

Dan saat itu juga, Jack kembali bergabung bersama kami. "Hey, Bung, aku memang tidak menyukaimu. Tapi kau tahu cara menggunakan ini, bukan?" tanyanya sembari menyodorkanku sebuah pistol berlaras pendek. Kemudian aku menerima senjata itu dan mengangguk. "Pastikan kau tahu diri dan tidak menembak kepalaku dengan ini saat lengah." 

Kulihat Jack juga memberikan pistol yang lain kepada Sky dan ia berjalan di depan kami. Dengan cahaya yang keluar dari senter milik Sky, kami masuk ke dalam bangunan tua itu dengan perlahan. Mata kami mengawasi sekitar dengan waspada, meski satu-satunya yang kami temukan di dalam sana hanyalah gelap.

"Apa kita perlu berpencar agar lebih cepat menemukannya?" tanyaku yang kurasa bukanlah ide bagus.

Namun Sky justru setuju. "Aku dan Jack akan menyusur ke seluruh lantai satu. Kau pergilah ke lantai atas dan bawa ini," katanya sembari memberikanku satu-satunya senter yang kami miliki. 

Pertanyaannya adalah ... kenapa aku harus pergi sendirian?

Dan sepertinya, Jack cukup cepat menyadari kekhawatiranku saat itu. "Kau tidak takut, bukan?"

Dan yang kutahu saat itu, aku sangat tidak yakin dengan jawabanku sendiri. "Tentu aku tidak takut."

T H E  L O S T  B R O T H E R
A Novel by
Nurohima
~

The Lost Brother (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang