[10] Pandai

243 20 0
                                    

Satu bulan sudah kepemimpinan Alfan sebagai ketua Rohis Uswatun Hasanah. Kali ini, tak diam-diam saja Alfan mengadakan sebuah acara yang menurutnya ini sangatlah penting bagi remaja pada masa sekarang ini.

Rapat diadakan setelah sepulang sekolah, keefektifan tepat hari ini adalah hari selasa, pas pada saat adanya rapat guru dan otomatis sekolah di pulang awalkan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,.
Pengumuman kepada seluruh anggota rohis Uswatun Hasanah, nanti sepulang sekolah berkumpul di ruang kelas 10-6. Sekali lagi, untuk seluruh anggota rohis Uswatun Hasanah, nanti sepulang sekolah berkumpul diruang lelas 10-6.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Suara lembut Dinda selaku ketua 2 mengumumkan acara tersebut. Seharusnya, itu adalah tugas bendahara. Namun, karena qila tak ingin berbicara di microphone akhirnya Dinda yang mengalah.

Acara dimulai tepat pukul 13.00, rapat untuk kepanitiaan disusun oleh Alfan dan bagian umum. Kali ini, sekretaris dan bendahara diizinkan untuk berpartisipasi. Serta suara anggota nantinya juga akan ditambahkan.

Salam pembuka dari Alfan, selaku ketua rohis menandakan dimulainya rapat tersebut. Acara yang berjudul motivasi putih abu-abu ini diusulkan oleh salah seorang anggota dari anggota bimbingan dan pengarahan. Acara ini digelar agar kelak baik siswa maupun siswi mengetahui batasan yang sebenarnya antara ikhwan dan akhwat makhluk berbeda jenis ini.

"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sedikit kata dari saya untuk pembuka. Terimakasih banyak atas partisipasi kalian yang masih bisa menyempatkan diri mengikuti brifing atau persiapan awal untuk perencanaan berlangsung nya acara inti. Pertama, kenapa ini yang hadir seperti kurang? "
Ujar Alfan ketika mendapati sosok yang biasanya duduk di barisan depan pojok saat kajian maupun ketika perkumpulan seperti ini.

"Afwan, yang lain masih ada di kelas. Dan sebagian ada yang masih sholat dzuhur." ucap Sila salah seorang anggota.

"Baiklah tak apa, kita tunggu 5 menit lagi"

Setelah lebih dari 5 menit, bahkan sudah kurang lebih 15 menit namun sosok yang ia cari kali ini benar-benar tidak kelihatan. Namun seketika, suara dari luar membuat lamunan Alfan dengan 1000 pikiran itu beranjak dari tempat duduknya dan memilih membuka pintu ruangan guna menjawab rasa penasarannya.

Namun, pas saat Qila hendak mengetuk pintu itu Alfan telah lebih dahulu membukanya. Membuat arah pandang qila yang semula menghadap ke arah Nadin terbelalak seketika.

Selang beberapa detik,

"Astaghfirullahalazim." Decak Qila maupun Alfan berbarengan.

Diam seketika,

"Eh, Assalaamu'alaikum. Afwan, ana sama Nadin telat soalnya tadi hab,-" ucap qila terpotong.

"Wa'alaikumussalaam, ya ga papa. Masuk aja, acaranya udah mau kelar." potong Alfan singkat.

Alfan kembali duduk di meja guru, berlawanan dengan Qila yang memilih duduk di kursi pojok depan sebelah kiri. alhasil jarak pandang mereka agak jauh. Dinda dengan ciri khasnya, pembawaan yang berwibawa tanpa rasa gerogi sekalipun luwes didepan sana menjelaskan struktur organisasi dan job list nya masing-masing.

Namun, pandangan qila malah kacau entah kemana. Yang pasti, kini ia tengah menatap sosok orang yang duduk dikursi guru dengan duduk tegapnya, dan (sedikit) senyum yang tak sengaja ia dapati ketika arah pandang Dinda meleset pada sosok Alfan.

Deg!

"Ya ampun, kok si Alfan mandang kesini terus ya. Jangan-jangan dia liatin aku Qil"

"Apaan si Nad, jangan ngaco deh"

Menjaga dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang