[15] Andai Saja

229 20 0
                                    

Andai saja aku dia, bisa dekat denganmu kapanpun ia mau. Menjadi Partner terdekatmu, rasanya mustahil
-ASA-
_____________________

Hari pertama harapan qila adalah tidak bertemu dengan sosok laki-laki yang berniat untuk menjitak dirinya.

Namun, takdir berkata lain.

Sungguh tak diduga.

Dua insan itu ketemu,

Eh, tapi kok...

Alfan melangkah kaki jenjang, tanpa memperhatikan sosok akhwat yang tengah berjalan didepan nya. Lebih tepatnya, Qila tersadar akan hadir nya Alfan. Seseorang yang berniat menjitak kepalanya itu.

Datar!!!

Ya, Alfan berjalan gontai dengan wajah datarnya dan tatapan sulit diartikan.

Aneh😕

"Bukannya itu Alfan ya, kok ga nyapa? " tanya Elsa yang jelas-jelas tau betul bagaimana sikap Alfan yang sebenarnya ketika berada si room chat Qila.

"Entah,-" ucapku singkat.

"Beda banget sama yang kamu ceritain ya. Bener-bener, asli nya datar banget" timpal Elsa lagi.

"Lah, udahlah ga penting. Orang kayak dia mah aneh." keluhku.

"Sabar ya, mungkin dia sibuk"

"Udahlah, yuk ntar telat. Bu Sri kan. Ntar kena hukum lagi."

Mereka berdua berjalan menuju kelas mereka dengan langkah yang mereka percepat.
***

Pelajaran Bu Sri benar-benar membuat otaknya memutar 360°. Bayangkan, hari pertama tugas setumpuk.

"Kerjakan dibuku masing-masing, halaman 90-110. Pilihan ganda beserta caranya dan essay beserta perhitungannya. Pengumpulan terakhir hari ini, jam istirahat ke-2 dimeja saya." Tegas Bu Sri pada kami.

"Baik bu" ucap kami serentak dengan nada yang sangat lirih ^.

"Qil, temenin ke kantin yuk ah. Laper banget,... " rengek Dina.

"iih ga mau ah Din. Masih pelajaran, tugas juga banyak ini. Masa ke kantin, " keluhku.

"Laah, sebentar doang. Yuk... "

"Ga mau Dina. " ucapku sedikit meninggi.

"Sebel ah sama kamu. Li, mau ke kantin ya? " tanya Dina pada Lili. Teman sebaris dibelakangnya.

"Iya, ikut apa? Yuk lah. Laper banget aku" ajak Lili yang seniat dengan Dina.

"Ya aku ikut deh," seraya bangkit dan memalingkan wajah dari qila. Karena marah, mungkin.

"Din, maaf ya.. "

"... " tidak ada jawaban.

'Marah lagi' decak batin qila.

"Nad, El. Kalian ga ke kantin? " tanya ku

"Masa ke kantin, tugas aja bejibun kek gini" omel Nadin.

"Iya, kamu udah apa? " tanya elsa.

"Yaaa, belum lah. Makannya tanya kalian. Heheew" tegasku.

"Ngerjain bareng aja, yuh. " ajak elsa

"Iya oke".  Ucap Nadin

"Dina mana? Kok ngilang? " tanya elsa yang duduknya didepan Dina.

" tadi ke katin. Ngajak aku, tapi aku ga mau. Marah kali dia ke aku"

Menjaga dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang