[25] Ingatan-2

160 11 0
                                    

Kalau mau menghafal itu, pertama dari niat. Tau niat dari mana? Dari hati dulu. Kalau kamu mencintai sesuatu, bukankah harus memakai hati pula dalam pewujudannya?

-verel-

Perpustakaan itu terlihat masih sepi, sejak pagi seseorang itu telah duduk dan tengah asyik membaca sebuah novel karya Andrea Hirata. Matanya berkaca-kaca ketika mendapati cerita yang berakhiran sad end.

Terkadang, dalam membaca sesuatu ketika dirasakan dengan hati, akan kembali ke hati pula dan akan bermuara pada air mata.
-ASA-

"Astaghfirullahal'azim... Syaa terkejut ah. Jail jail, isshhh ga mau. Udahlah sana minggir. Banyak banget. Syaa ga suka itu. Ga suka, isshh"
Ucapnya seketika ketika verel datang membawa setumpuk buku PKN lengkap dengan undang-undang yang jelas verel sudah hafal didepan kepala.

"Ya ampun syaa, buku cuma satu gini dikira banyak. Nih satu nih." ketika verel menyodorkan lagi buku bercover biru muda itu.

"Iya Ver tau kok satu, tapi lembarannya. Subhanalllah, syaa harus ngapalin semuanya?"

"Ya kaga sih, ntar. Bahan ujiannya kan hanya beberapa yang keluar. Ntar verel kasih tau trik ngapalin cepet deh." ucap verel, yang entah kenapa tidak sedingin biasanya.

Biasanya, yang pendiam, bersikap cuek, dan jarang tersenyum memiliki satu sisi yang berbeda dari aslinya.

Terbukti.

"Syaa, weyy.. Aisyah..." ucap verel

".. " belum ada jawaban.

"Aisyah Syaqila Anandita... Weyy" ucap verel seraya mendadahkan tangannya tepat di wajah Syaqila yang tengah terlamun.

"Isshhh. Aneh",  decak kesal verel.

"Eeh, maaf ver. Kamu sih"

"Aku? Loh kok aku?"

"Iya dasar makhluk absurd " ucap qila tanpa berfikir, kenapa dia bisa seakrab itu dengan verel?

"Hmmm, udah siapa yang mau mulai.? ",  tanya Verel.

"Ya kamu aja, gimana caranya? "

Seperti yang diucapkan verel sebelumnya, ia mau mengajari Syaqila dengan cara cepat. Dan entah bagaimana caranya. Intinya, hari ini syaqila berhasil menghafal. Walaupun hanya dua pasal. Tetap semangat syaa.

"Kalau mau menghafal itu, pertama dari niat. Tau niat dari mana? Dari hati dulu. Kalau kamu mencintai sesuatu, bukankah harus memakai hati pula dalam pewujudannya?" Verel mengatakan itu seolah-olah dia adalah ahli hati.

"Baik bos. Sekarang giliran syaa ya. Jadi gini, sya mau tanya ke verel. Verel suka pelajaran bahasa? "

"Kaga. Verel ga suka kata-kata rumit. Apalagi disuruh bikin kata-kata, pake majas-majas gitu pake kata-kata yang menarik. Kaga suka syaa."

"Sebelum menggunakan hati, bukankah kita harus menganalisis rasa suka dulu ya? Jika sudah benar-benar suka, baru kita kolaborasikan dengan hati. Bukankah, itu awal dari terbiasa?"

"Tuh, kata-kata kamu. Memang ya, semoga cita-cita mu menjadi penulis terwujud syaa. Aku mendukung " dukung Verel ketika ia mengetahui cita-cita Syaqila.

Menjaga dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang