[2] Virus Merah Jambu

483 19 0
                                    

Jatuh cintalah kalian sewajarnya. Karena sesungguhnya cinta terbesar kita hanya kepada sang pencipta.
-Raihan-
___________________

Syaqila pov.

Langkah kakiku terhenti ketika tiba tiba seseorang menepuk punggungku. Namun dengan ragu-ragu, yakni dengan pukulan lirih.

"Qila bukan si?" ucap salah satu dari mereka.

"Dari tinggi tinggi nya si iya" ucap yang satunya menyauti.

"Aku denger loh ya,.. Hmmm" ucapku seraya aku memutarkan badaku kebelakang.

"Iya, sorry Qil soalnya, si Elsa udah tau yang rada-rada kurang tinggi kan kamu doang di sekolah ini, ya dia pake nanya lagi. Hehee" ucap Dina ngeledek.

"Iya deh tau, yang tingginya minimalis inikan cuma aku doang. Dan yang paling lucu imut dan paling dikangenin kalau ga ada. Iya kan " ucapku membalas ledekan Dina dengan selow.

"Iya deh iya., iya in aja biar cepet " ucap Elsa yang dari tadi cuma jadi penonton.

Kami akhirnya melangkahkan kaki menuju kelas 10-2 dimana kelas kami jauh dari gerbang sekolah namun tepat didekat indoor sekolah.

"Tau gak hari ini katanya banyak free class loh" ucap Elsa mendadak.

"Serius? Tau gitu gak berangkat nih aku" ucap Dina.

"Husst, sekolah malah gak berangkat. Mahal-mahal udah bayar bulanan juga. Haha" ucapku

"Emang ada acara apa?" timpal Dina

"Ooh, itu mengenai acara inaugurasi gitu. Katanya mau dibatalin, alesannya karena ketua kesiswaan tahun ini ganti, dan tidak melaksanakan PokJa (Program Kerja) itu" jelas Elsa

"Alhamdulillaah," ucap syukurku.

Tak lama kita sampai didepan kelas, dimana semua siswa sudah menepati tempat duduknya masing-masing.

Aku, Dina dan Elsa berjalan berurutan karena tempat duduk kami depan belakang. Dan disana udah ada si Nadin.

"Tumben berangkatnya pagi banget? " tanya Elsa yang duduk sebangku dengannya.

"Iya Sa, sengaja. Soalnya biar bisa satu angkutan sama kakel ganteng" ucap Nadin enteng.

"Apaan si kakel mulu" jitak lirih Qila pada Nadin sahabatnya.

"Qila, dari dulu ga bisa ngilangin jitakannya issh. Kalau enggak jitak pasti cubit pipi, sakit tau" dumel Nadin.

"Maap udah kebiasaan. Susah buat ngilanginnya. Hehee" ucapku membela diri

Bel masuk berbunyi, yang katanya jam kosong ternyata masih dapat diisi oleh kakak kelas dimana hari jum'at adalah jadwal mereka memberikan kajian.

Pagi ini, dikelas Qila diisi oleh sang ketua Rohis tahun ini. Kak Raihan. Orangnya yang dilihat dari jauh saja sudah membuat hati adem. Senyumannya, membuat semua perempuan penghuni kelas meleleh melihatnya. Melihat matanya yang teduh, nyaris membuat tak satu matapun berkedip.

Aku yang melihat Dina begitu langsung berusaha menyadarkan temannya ini. Jarang sekali ia melihat seseorang sampai seperti ini. Tapi anehnya, Nadin yang sering kecantol kakel (kakak kelas) ganteng kali ini malah biasa saja. Entah kenapa tuh anak.

Menjaga dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang