[33] Seribu Kenangan

147 15 12
                                    

"Alfan?!! "

***

Syaqila pov.

"Qila, kamu kenapa? Sperti orang kecolongan tahu nggak?" pergok Dina asal cemplong

"Iyya... Kecolongan deh keknya, nih lihat!" ucapku sembari memperlihatkan undangan pernikahan yang begitu mewah, dengan becover hitam yang ia tahu warna kesukaan Alfan dan ditambah cantiknya kupu-kupu warna biru muda yang ia tahu adalah kesukaan, seseorang.

"Loh, Riki? Riki nikah?!!  Elsa, lihat deh" ucap Dina Dan Nadin serempak

Elsa yang notabennya cuek dan masih bersikap biasa aja dan lebih kepada sikap acuh. Buat apa coba, ngikuti urusan seseorang yang bukan siapa-siapa kita. Kek benalu aja. :'v

"Hah Riki?!!" teriak ku tak yakin.

"Aku kira Alfan loh" tambahku

"Yaah, mau Alfan, mau Riki. Siapapun yang nikah ya bodoamat lah. Mereka ini," ucap Elsa enteng.

Aku yakin, dalam hatinya masih ada rasa walaupun sekecil biji kedelai. :'v

"Liat Syaqila liat deh jelas jelas tertulis "RIKI & PUTRI" bukan Alfan" jelas Nadin dengan mengeja kembali huruf yang tertulis pada undangan itu.

"Hah. Salfok berarti akutu. Kapan tuh Tanggalnya Nad" tanya ulangku.

"2 Februari 2024 sya. Berarti beberapa hari setelah ulang tahun sekolah kan" jelasnya lagi

"Syaa..."

"Heei"

"Syaqila!!? "

"Eh, iyya... Ngga nyangka mereka akhirnya menikah juga." heranku

"Alhamdulillah," ucap Elsa kemudian

"Eh iya... Alhamdulillah ya rabb" tambahku
***

Kini, dikamarnya kembali ia membuka tasnya. Dan, sepucuk surat yang belum ia buka. Tertulis disana nama Alfan. Bahkan, ia sempat berfikiran buruk terhadap laki-laki itu. Bagaimana kabarnya sekarang? Setelah ia memutuskan untuk berhenti dengan kebiasaannya menjadi benalu bagi Alfan, ia tak lagi mengetahui apapun itu tentang Alfan.

"Surat apaan ya, buka ngga ya? :'("

"Bismillah,.."

Untuk, Aisyah Syaqila Anandita.
Ditempat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Aisyah Syaqila Anandita, lama banget kaga denger kabarnya. Semua sosial mediamu di privat, sampai-sampai nomor WA mu ganti ya? Sejak saat itu, Tiba-tiba kamu ngilang. Oh ya, tadi aku nitip sama mamas mamas penjaga caffe. Hahaa :v, soalnya aku ngga enak sama calon manten, ini juga nemenin mereka beli souvenir. Ini juga nulis suratnya ngasal aja. Masa aku pernah mikir, kamu nggak WA gara-gara 1. Hp kamu ilang 2. Hp kamu ganti 3. Hp kamu rusak. Tapi, kayaknya nggak mungkin ya. Hehe. Atau mungkin, nomorku kehapus 😱 jadi aku cantumin nomor aku aja di surat ini nih 081 011 121 314 Alfan.

Tertanda, Maulana Alfan Fahreza

"Bhahahaa.... Apaan si ni bocah. Ide nya ada-ada aja. Btw, semua pikirannya salah. Lagian, aku yang sengaja ngehapus nomornya. Setelah aku sadar, kan udah ada Din... Yaah itulah intinya yang kamu harapin kan Fan."

Aku tertawa ketika membaca pesan ini Fan, lucu. Dan kamu nulisnya langsung di caffe. Terus, nitip lagi diundangannya Riki sama Putri. Dan, satu hal Fan. Mungkin senin kita akan bertemu (Kembali).

Menjaga dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang