30

18.5K 1.5K 524
                                    

Eh saya bikin cerita baru nih. Judulnya Abang Batak VS Akang Sunda. (Tenang aja cerita Irgi udah saya tulis.)

Ini sinopsisnya,

Orang batak itu keras kalo ngomong, beda dengan orang Sunda yang lemah lembut dan santun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang batak itu keras kalo ngomong, beda dengan orang Sunda yang lemah lembut dan santun. Tapi jangan salah ... sekalinya orang Sunda itu marah, langit pun langsung menggelegar ketakutan.

Oke, simpel saja. Cerita ini tentang bang Roni si cowok kekar asal batak dan kang Banu si cowok sangar anak mamih.

Bang Roni merantau ke Bandung untuk jualan di sana. Kang Banu? Dia seorang satpam seksi. Kerjaannya kalo gak nyatpam ya nongkrong sama preman kampung sambil berhaha-hihi mengumbar kebahagiaan penuh umpatan.

Sayangnya, takdir telah mempertemukan mereka dalam insiden kecil senggol menyenggol motor.

Dan, tentu saja. Itulah awal kisah mereka :)

Oh ya, cerita ini Male x Male ya. So, yang gak suka gak usah dibaca. Plis ini mah. Apalagi kalo masih dibawah umur meski seharusnya wattpad sudah menyeleksi konten cerita berdasarkan umur, tapi, saya mohon jangan dibaca ya, dek! Cerita ini khusus cowok dewasa yang otaknya udah sengklek haha.

20 + zone

🌶🌶🌶🌶🌶🌶🌶🌶🌶

"Bang Danar, gue udah selesai bicaranya!" seruku.

"Apa maksud lo!" Gery menyentuh bahuku cukup kuat, mungkin supaya aku gak bisa lari dari hadapannya.

Danar bergerak angkuh ke arahku. Kurasa mulutnya gatal dari tadi ingin mengatakan sesuatu dan ya ... dia mengatakan hal aneh yang setengah membuatku malu. "Ger, gue kasih satu hal sama lo," ucapnya sambil menepuk bahu Gery. "Adek lo—tidak tetapi mantan Adek lo—dia sangat hebat sekali main bola di ranjang. Saking hebatnya, ampun dah. Gak ada tandingannya."

"Nar berisik, gue lagi bicara sama bocah ini!" sentak Gery.

Danar tersenyum sambil menaikkan alisnya dua kali. "Gue serius Ger, dia hebat di ranjang."

"Ranjang?"

"Ya, ranjang," kata Danar sambil membentuk huruf O di tangan kirinya, sementara telunjuk kanannya masuk ke dalam huruf O itu. Gery pun menggertakkan giginya, lagi, lalu kami pun pergi.

***

Berita kepindahanku ke rumah Evan tentu sangat-sangat membuatnya marah. Dia uring-uringan kayak orang kesetanan, mukul samsak kayak orang gila sejam penuh kemudian menghampiriku di kamar Danar saat Danar nggak ada.

IRGI [MxM] [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang