28. Salah Paham

121K 7.5K 157
                                    

Rabu (17.01), 02 Januari 2019

------------------------

Fachmi menggerutu sepanjang jalan keluar Mall sementara Farrel hanya terkekeh mendengar gerutuan sang Kakak. Bagaimana tidak kesal? Farrel merengek minta ditemani untuk membeli sesuatu di Mall ini sebelum menuju restoran tempat mereka akan menemui klien. Dan ternyata yang dibeli adiknya hanya snack padahal mereka masih akan makan siang bersama klien.

"Jangan begitu. Ini bawaan bayi. Memangnya kau mau keponakanmu ileran?"

"Lucu sekali kau berkata begitu. Aku jadi merasa sedang berduaan dengan wanita hamil."

"Ayolah, Kak. Aku juga akan menemanimu nanti kalau kau ngidam setelah Carissa hamil."

Mendadak Fachmi berhenti.

Carissa hamil?

Senyum Fachmi perlahan terbit. Sesuatu dalam hatinya bergetar membayangkan Carissa dengan perut besarnya. Hamil. Ada bayinya di dalam perut gadis itu. Kenapa kedengarannya sangat-luar biasa?

"Kenapa senyum-senyum begitu? Kau sudah berencana memiliki anak?" goda Farrel.

"Tidak. Carissa masih sekolah," sahut Fachmi dengan gaya dinginnya lalu melanjutkan langkah.

"Coba saja bicarakan dengannya. Siapa tahu dia mau."

"Aku tidak ingin menjadi lelaki kejam yang merusak kesempatannya memiliki kenangan masa sekolah. Sekolahnya hanya tinggal satu setengah tahun lagi. Sementara dia akan bersamaku selamanya. Jadi aku tidak keberatan menunggu."

Farrel tersenyum lebar lalu merangkul pundak sang kakak. Keduanya sama-sama tidak peduli berpasang mata yang menatap ke arah mereka dengan kagum. "Kau memang suami yang pengertian."

"Singkirkan tanganmu!" desis Fachmi seraya memukul lengan Farrel. Mereka baru saja melewati ambang pintu Mall namun langkah Fachmi mendadak terhenti dengan pandangan tertuju pada pemandangan tak terduga di pelataran Mall.

DEG.

Sakit. Dada Fachmi terasa sakit sekali melihat pemandangan itu hingga ia pikir jantungnya akan meledak sewaktu-waktu. Dan saat itulah dia menyadari satu hal. Dia mencintai Carissa. Sangat!

Entah sejak kapan, gadis mungil itu berhasil mencuri hatinya. Tidak heran melihat dia-istrinya-berciuman dengan seseorang terasa sangat menyakitkan. Bukan hanya rasa khawatir karena takut sang istri membuatnya malu karena kelakuannya. Tapi benar-benar sakit karena cemburu.

Kedua tangan Fachmi mengepal kuat. Ciuman itu hanya sebentar. Mungkin hanya dua kali detakan jantung Fachmi. Tapi sakitnya melekat, dan semakin menusuk. Kemudian dia melihat Carissa mundur menjauh seraya melayangkan tamparan keras di pipi pemuda itu, yang juga masih mengenakan seragam.

Kemarahan Fachmi kian memuncak. Dia sudah menuruni dua anak tangga menuju pelataran Mall dengan tekad membunuh pemuda itu. Namun langkahnya kembali terhenti saat tiga orang pemuda lain datang mendekati Carissa lalu memukuli pemuda itu sudah mencium gadis itu. Hanya sekilas, Fachmi langsung mengenali pemuda itu dan-dengan menyakitkan-otaknya mengingat kata-kata yang pernah Carissa ucapkan.

Lalu Mas akan memperkenalkan diri sebagai apa?

Kekasih?

Kita punya perjanjian, ingat? Aku masih berencana menikmati masa-masa sekolah.

"Ayo ke sana! Akan kubuat bocah itu jadi daging giling," geram Farrel.

Fachmi memejamkan mata sejenak. Dia mendadak sesak napas. Perih di dadanya kian menyengat. Akhirnya Fachmi berbalik, kembali ke dalam Mall dan terus berjalan tak tentu arah.

Accidentally Wedding (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang