Senin (06.36), 07 Januari 2019
Seperti yang udah Ay umumin sebelumnya, konflik ini akan jadi konflik terakhir sebelum tamat. Jadi silakan nikmati sebelum Say Goodbye sama pasangan ini ^_^
---------------------------
Sudah larut malam saat Fachmi tiba di gedung apartemennya. Mungkin sekitar pukul satu. Sengaja Fachmi memilih saat ini untuk pulang karena berpikir Carissa pasti sudah tidur.
Pagi tadi setelah Farrel mengantarnya pulang, Fachmi tertidur hingga menjelang siang. Awalnya dia berniat tetap di rumah dan tidak melakukan apapun. Tapi memikirkan Carissa sebentar lagi akan pulang sekolah membuatnya gelisah. Dirinya belum ingin bertemu Carissa. Kejadian saat sang istri dicium seorang pemuda di pelataran Mall tidak bisa ia hapus dari memorinya, membuat hatinya sakit dan semakin sakit.
Ingin sekali Fachmi menumpahkan amarah dan rasa sakitnya. Ingin sekali Fachmi menunjukkan kekecewaanya pada Carissa. Tapi dirinya juga takut kejadian yang lalu kembali terulang. Hingga akhirnya memilih menghindar sebagai jalan keluar.
Memang kekanakan. Tapi dirinya butuh waktu. Dia ingin menjauh dari Carissa sekaligus ingin tetap di sisinya. Lucu, bukan?
Akhirnya siang itu Fachmi memutuskan pergi sebelum Carissa pulang. Tapi dalam perjalanan, mobilnya malah mogok. Sesuatu yang nyaris tidak pernah menimpa Fachmi sebelumnya. Saat suasana hatinya kian buruk karena harus panas-panasan menunggu Farrel menjemputnya, seorang nenek lampir datang seperti lintah.
Sebenarnya dia mantan tunangan Fachmi. Salah satu yang menjadi korban Farrel saat Farrel masih melakukan segala cara agar Fachmi tidak menikah. Dulu tentu Fachmi marah atas kelakuan Farrel. Tapi sekarang dirinya bersyukur. Kalau Farrel tidak pernah berbuat demikian, Fachmi tidak akan menikah dengan Carissa dan merasakan indah sekaligus sakitnya jatuh cinta.
Setelah Farrel datang, Fachmi bisa sedikit bernapas lega karena akhirnya bisa terbebas dari mantan tunangannya itu. Dalam perjalanan ke kantor, Farrel mengomelinya karena lagi-lagi menghindari Carissa. Namun Fachmi mengabaikan omelan Farrel dan malah asyik tenggelam dalam lamunannya sendiri.
Kini Fachmi kembali bersikap seperti anak kecil dan bukannya menghadapi Carissa. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan akan bersikap seperti ini.
KLEK.
Suara pintu depan terbuka membuat Carissa tersentak. Dia yang semula menatap kosong ke arah tv segera berdiri dengan jantung berdegup kencang. Ada perasaan lega karena akhirnya Fachmi pulang tapi juga rasa sakit. Carissa yakin Fachmi pulang terlambat karena menemani wanita itu. Dan hati Carissa semakin sakit saat membayangkan menemani seperti apa hingga larut malam begini. Tentu bukan sekedar mengobrol santai, kan?
Carissa menghela napas pelan untuk meredakan rasa sakit di hatinya. Seulas senyum berusaha ia tampilkan saat menuju pintu depan untuk menyambut sang suami.
"Mas," panggil Carissa pelan.
Tubuh Fachmi menegang mendengar suara itu. Dia baru menutup pintu dan belum membalikkan badannya. Kerinduan dan rasa sakit terasa menghimpit dada Fachmi.
Tidak punya alasan lagi untuk menghindar, akhirnya Fachmi berbalik menghadap Carissa dengan raut dingin andalannya.
Mendadak Carissa takut. Sudah lama Fachmi tidak menatapnya sedingin itu. Apa wanita yang dilihat Carissa tadi siang penyebabnya?
Carissa berusaha mempertahankan senyumnya meski otak dan hatinya berkecamuk. Dia ingin marah. Atau menangis. Mengklaim Fachmi sebagai miliknya dan tidak boleh ada wanita lain di antara mereka. Tapi-bukankah Carissa sendiri yang mengajukan syarat bahwa mereka hanya suami istri saat berduaan seperti ini? Jadi kenapa sekarang dirinya sakit hati mengetahui Fachmi menjalin hubungan asmara di belakangnya? Fachmi bukan suaminya saat mereka di luar rumah, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Wedding (TAMAT)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Fachmi tidak tahu apa yang menarik dari seorang Carissa Aldira Prayoga. Dia hanyalah gadis SMK dengan tubuh rata tak berlekuk. Sama sekali bukan tipe Fachmi dan dirinya yakin tidak merasakan hal konyol yang disebut...