24. Ayah dan Anak

128K 8.6K 614
                                    

Sabtu (15.33), 22 Desember 2018

---------------------------

Carissa menangis sesenggukan sambil bersandar di bahu Jono yang memeluknya lembut. Jono adalah teman Carissa sejak SMP. Karena itu tidak heran mereka sangat akrab. Dulu Jono sempat mengalami masa sulit saat perceraian orang tuanya. Dia tidak pulang ke rumah dan memilih berkeliaran di jalanan. Parahnya, orang tuanya sama-sama tidak peduli untuk sekedar bertanya di mana Jono. Mereka hanya fokus dengan urusan mereka dan menganggap Jono sudah cukup besar untuk mengurus dirinya sendiri.

"Sudah, Sa. Kak Fachmi pasti baik-baik saja," hibur Jono sambil membelai lembut lengan Carissa.

Air mata Carissa semakin deras. Mana mungkin Fachmi baik-baik saja? Dia melihat sendiri ada banyak darah yang mengalir. Fachmi tidak baik-baik saja. Dan semua itu salahnya.

Jono berpikir keras bagaimana cara menghibur Carissa. "Tadinya kukira Kak Fachmi sama seperti Kak Farrel yang jago naik motor. Kau tahu sendiri aku selalu kalah balapan dengan Kak Farrel. Makanya aku menawarkan pada Kak Fachmi untuk ikut balapan."

Sama seperti tadi, ucapan Jono hanya mendapat tanggapan tangis tertahan Carissa.

"Carissa!"

Panggilan itu membuat Carissa mengangkat kepala dari bahu Jono. Tampak Mama dan Papanya, Mama dan Papa Fachmi, Tante Ratna, Jessie, Farrel serta Juan datang mendekat.

"Kamu baik-baik saja kan, Sayang?" Destia langsung meraih Carissa ke dalam pelukannya. Dengan sopan Jono menyingkir memberi ruang.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Papa masih tidak mengerti. Freddy tidak mengatakannya dengan jelas." Raut wajah Alan tampak cemas.

Kecelakaan itu diketahui polisi patroli malam. Itu sebabnya Carissa menghubungi Freddy untuk meminta bantuan melindungi teman-temannya karena kecelakaan ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Dan dia juga meminta bantuan untuk memberitahu keluarganya dan keluarga Fachmi tentang kecelakaan yang menimpa Fachmi.

"Oh ya, Jon. Papa memintamu ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian." Juan memberitahu.

Mendengar itu Jono segera pamit pada keluarga Carissa lalu bergegas pergi dari ruang tunggu rumah sakit itu.

"Sebenarnya kejadiannya bagaimana?" tanya Rena yang kini sudah berdiri di sisi Carissa yang lain sambil membelai bahu gadis itu. "Apa kalian berada dalam satu mobil?"

Carissa menggeleng pelan. Dia tidak berani menatap mata orang-orang sekelilingnya.

"Lalu bagaimana?" desak Alan tak sabar.

Carissa memegang erat tangan Mamanya. "Kak Fachmi, ikut balap motor."

Mendadak suasana hening seolah semua orang kaget akan informasi itu.

"Balap motor?" tanya Farrel memastikan. "Itu tidak mungkin. Fachmi tidak bisa naik motor. Dia trauma setelah mengalami kecelakaan di hari pertama belajar mengendarai motor."

DEG.

Carissa tersentak kaget. Dia mendongak tiba-tiba lalu menatap Farrel.

"Ya, aku juga masih ingat. Saat itu aku masih SD," celetuk Jessie.

"Apa sih yang dipikirkan anak itu? Dia ingin bunuh diri?" tanya Rafka antara kesal dan khawatir.

Mendadak tubuh Carissa lemas. Rasanya dia tidak punya tenaga untuk sekedar menjaga tubuhnya agar tetap duduk tegak.

Yang benar saja. Masa kamu bersenang-senang sedangkan Mas hanya jadi penonton.

Kebetulan kalau aku tidak bisa ikut, Carissa juga tidak boleh.

Accidentally Wedding (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang