Senin (11.18), 31 Desember 2018
Good bye 2018 and Welcome 2019
Semoga tahun 2019 akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya untuk kita semua. Semoga tahun 2019 kita akan lebih banyak dikelilingi cinta. Dan semoga tahun 2019 Ay bisa tamatin satu cerita tiap bulan, hahahaha.....
Keinginan dari dulu tapi cuma pernah berhasil di story Kekasih Akhir Pekan karena kendala gak bisa up tiap hari.
#noteKenangan. Sengaja g dihapus 🤭
-------------------------
Sudah dua bulan berlalu sejak kecelakaan itu. Semakin lama sikap Fachmi semakin mirip Farrel sebelum menikah. Suka merayu dan mengganggu Carissa hingga Carissa berpikir mungkin otak Fachmi sedikit bergeser ketika kecelakaan.
Sama seperti hari ini. Sejak pagi tadi Fachmi terus menempel padanya. Bahkan saat Carissa memasak sarapan, lelaki itu terus memeluknya dari belakang membuat gerakan Carissa terbatas. Baru setelah Carissa mencubiti lengannya dan mengomel panjang, Fachmi bersedia menunggu di meja makan sambil menggerutu.
Saat jam pulang sekolah, Fachmi sudah menunggu di mobilnya. Kira-kira mereka sudah melakukan rutinitas ini sejak dua minggu terakhir. Fachmi menjemput Carissa pulang sekolah lalu mereka pergi ke tempat-tempat menyenangkan.
Kencan!
Carissa masih sering tersenyum sendiri jika memikirkan kata itu. Kencan jadi terdengar lucu karena mereka sudah menikah. Dan niat awal Fachmi untuk tidak meminta jatah di malam hari-karena mereka adalah sepasang kekasih-tidak bisa terlaksana. Tentu saja alasannya karena Fachmi tidak bisa menjaga tangannya sendiri agar diam.
Malam ini Carissa tampak lesu setelah makan malam. Apa lagi alasannya kalau bukan tugas sekolah yang menumpuk?
"Kenapa guru-guru tega melakukan ini?" Carissa mendesah seraya membaringkan kepalanya di meja ruang tengah. Seperti biasa, dia lebih nyaman mengerjakan PR sambil duduk di lantai ruang tengah daripada di meja belajarnya.
Rasa dingin yang tiba-tiba menyentuh pipi Carissa membuat gadis itu terkesiap seraya menegakkan tubuh. Ternyata Fachmi sudah di sampingnya. Tadi dia yang menempelkan kaleng soda dingin ke pipi Carissa.
"PR-mu tidak akan selesai hanya dengan mengeluh begitu. Lagipula salahmu sendiri jadi murid. Resiko seorang murid memang mendapat banyak tugas sekolah." Fachmi membuka kaleng soda lalu menyerahkan pada Carissa sebelum membuka miliknya sendiri.
"Apa Anda sedang menyuruhku berhenti sekolah. Tuan pintar?" tanya Carissa dengan mata menyipit curiga.
"Kenapa? Tertarik? Mas bisa mendatangi gurumu besok. Setelahnya kita bisa mulai merencanakan ingin memiliki anak berapa."
"Menyebalkan!" seru Carissa kesal lalu menenggak sodanya.
Fachmi terkekeh lalu mengambil buku tugas Carissa yang terbuka di atas meja. "Tidak ada PR berhitung malam ini?"
"Tidak ada."
"Kalau begitu kerjakan sendiri. Semua jawabannya ada dalam buku."
Carissa tertawa mengejek. "Anak SD juga tahu."
"Pintar. Cepat kerjakan!" Fachmi pindah duduk di atas sofa yang disandari Carissa lalu membaringkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel Carissa yang tergeletak di atas meja lalu menyalakannya. "Ini polanya bagaimana?"
Carissa melirik Fachmi kesal. "Tidak akan kuberitahu. Kecuali Mas membantu menyelesaikan semua ini."
"Tidak masalah," sahut Fachmi tak acuh lalu meletakkan kembali ponsel Carissa di atas meja. "Mas tidak terlalu penasaran kehidupan pribadi bocah remaja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Wedding (TAMAT)
Romance[CERITA MASIH LENGKAP SAMPAI END] Fachmi tidak tahu apa yang menarik dari seorang Carissa Aldira Prayoga. Dia hanyalah gadis SMK dengan tubuh rata tak berlekuk. Sama sekali bukan tipe Fachmi dan dirinya yakin tidak merasakan hal konyol yang disebut...