A Princess and The Green Knight

171 6 0
                                    

Kai x Fem!Haru

"Ibu! Ibu! Jangan tinggalkan aku, Bu!!" Gadis bersurai pirang panjang itu menangis didekat kaki Ibunya yang sebentar lagi hendak dipanggil Sang Kuasa.

Disisi lain tempat tidur, sang Raja, yang kini hanya terlihat sebagai seorang pria yang sangat rapuh, memegang tangan istrinya erat.

Setetes air mata keluar dari pelupuk matanya.

Ia mencium tangan wanita yang sedang terbaring lemah itu dengan lembut.

"Yuki... bertahanlah.. Jangan tinggalkan aku.. kumohon..."

Wanita itu dengan segenap kekuatannya yang tersisa, menyentuh pipi sang pria yang dicintainya.

"Waktuku tinggal sedikit lagi, Maafkan aku tidak bisa menemanimu hingga akhir..."

Kali ini ia mengusap pipinya pelan, sorot matanya menunjukkan betapa ia sangat mencintai pria tersebut.

"Aku ingin.. kau berjanji padaku.." kata wanita itu perlahan. Kekuatannya semakin melemah dan melemah. Gadis yang sedari tadi menangis disebelahnya, semakin terisak.

"Apapun untukmu.." balas Hajime sambil mencium keningnya kali ini.

"Mendekatlah.."

Hajime mendekatkan telinganya pada bibir wanita itu.

"Apapun keinginan putri kita, aku ingin kau mengabulkannya... apapun itu..."

Kemudian ia beralih ke putri yang menangis tersedu-sedu disebelahnya,

"Aku mencintaimu anakku, dengan sepenuh hatiku... Maafkan ibu ya, Haru..."

Seusai mengatakan hal tersebut, sang Ibu menghembuskan nafas terakhirnya.

"IBUUUUUUUUUUUU!!!!!" Sang putri menangis histeris, bersamaan dengan sang Ayah yang sekarang terduduk lemah.

Keduanya menangis meratapi kepergian sang tercinta, di suatu malam yang dingin dan bersalju.




















5 tahun kemudian.

Surai pirang lembut melambai tertiup angin. Sekuntum bunga mawar merah tersemat disisi kanan rambutnya.

Semburat cahaya menyorot dari balik dahan, memberi penerangan yang cukup pada gadis itu.

Gadis itu sedang membaca buku. Sebuah dongeng, yang menurutnya sangat indah namun sayangnya berakhir pahit.

Seorang pengawal tiba-tiba muncul didepannya, lalu berlutut dengan hormat

"Maaf mengganggu, Yang Mulia.. Sang Raja ingin bertemu dengan Anda."

Gadis bergaun beledru merah itu menutup bukunya, lalu mendongak.

Ia tersenyum menatap pengawal tersebut,

"Baiklah, aku akan segera kesana."

Yang Mulia Haru, Putri kerajaan Historia, dicintai dan disegani oleh seluruh umat. Karena kebaikan hatinya serta sifat bijaksana dan berwibawa melebihi umurnya sendiri, berkat didikan ayah sang Raja.

Raja Hajime duduk di takhta menatap Sang Putri,

"Yang Mulia memanggil saya?"

"Berdirilah, putriku..." Raja itu berdiri, lalu menghampiri Putrinya tercinta.

Haru berdiri dan menatap sang Ayah penasaran,

Hajime mengulurkan tangannya, menyibak rambut putrinya.

Kumpulan One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang