Vampir Putih Sableng (2)

285 15 0
                                    

Part 2 of 3

Hajime membuka matanya yang terasa berat. Kepalanya terasa pening dan pusing.

"Ah, sudah bangun kah, Hajime?"

Terdengar suara yang lembut menyapanya.

Dilihatnya Haru sedang duduk di sebelahnya sambil mengupas sebuah apel.

"Aku dimana?" tanya Hajime lemah.

"Kamu di rumah sakit, anemia berat. Shun minum darahmu terlalu banyak, jadi kau harus dapat transfusi darah tadi... Bagaimana perasaanmu?"

"Berat... Pandanganku masih agak kabur..."

"Kalau begitu istirahatlah, Kai sedang membelikanmu makan siang... nih, makan apel dulu kalau lapar.." balas Haru sambil menaruh sepiring apel yang sudah dipotong berbentuk kelinci ke kasur Hajime.

Hajime mengambil satu buah dengan tusuk gigi lalu dilahapnya langsung.

"Fufu, lapar banget ya..." Haru tertawa kecil.

"...berisik. Jelas aku lapar, aku belum makan dari tadi siang..."

Hajime yang teringat sesuatu langsung bertanya tiba-tiba,

"Haru, dimana Shun kalau begitu?"

"Eh? Ikut Kai, katanya penasaran sama makanan manusia..."

Hajime merebahkan dirinya lagi lalu menghela nafas.

"..begitu...."


15 menit kemudian.

Pintu kamar terbuka lebar.

"Yo! Maap lama! Ni vampir sableng bikin repot mulu soalnya..."

Kai masuk kedalam kamar perawatan bersama Shun di belakangnya.

"Halahh! Ni rumah sakit aja yang gak bonafid! Masa bayar pake emas gak mau?"

"Ya nggak bisa lah! Sekarang jamannya pake uang lah tong!" Kai ngomel-ngomel karena ke bloon-an Shun yang nggak kira-kira.

"Haru! Ajarin anak ini dong! Masa gituan aja nggak tau??"

"Ya, sori Kai, maklumin aja dia kan emang baru bangun setelah tidur satu abad lebih..."

"Tuh kan! Haru setuju sama aku! Ya kan? Haru?!" Shun mendekati Haru lalu memeluknya.

"Gak! Siapa bilang dia setuju sama elu?!" Kai berkacak pinggang, makin kesal dia. Lebih karena Shun yang hobinya deket-deket sama pacarnya.

"MAAF PELANGGAN YANG BAIK, INI RUMAH SAKIT, TOLONG JANGAN RIBUT YA? KASIAN PASIEN YANG LAIN!"

Kai, Shun dan Haru langsung terdiam saat seorang perawat manis masuk dan membuyarkan argumen ketiganya.

Hajime menatap ke langit-langit dan menghembuskan nafas capek.
























Kumpulan One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang