9 Menit 16 Detik

71 3 0
                                    


Setelah beberapa hari menginap di kostan Fitrah , akhirnya aku memutuskan untuk kembali dan tidur dikostanku , tentu ini semua setelah pikiranku tenang dan kabar soal pria berpakaian serba hitam itu sudah tak terdengar lagi sejak 2 hari yang lalu . Semuanya terasa sudah seperti normal kembali walaupun sesekali masih ada pikiran ngeri jika aku bertemu dengan pria berpakaian serba hitam tersebut , tapi toh tidak masalah kalau semua mitos itu benar dan disaat kemunculan keduanya ia tidak terlihat seperti menggunakan topeng yang mirip dengan wajahku .

Sore itu saat aku sudah sampai di kamar kostanku , Sam teman satu kostanku mampir ke kamar dan bercerita tentang meninggalnya pemilik warung yang jaraknya hanya sekitar 4 rumah dari kostanku , pantas saja warung kecil yang dikelola berdua dengan istrinya itu tutup beberapa hari ini . Warung yang selalu menjadi sahabat di kala uang bulananan belum dikirim , ngutang mie rebus atau beli rokok ketengan selalu di warung tersebut , jadi wajar saja jika kami cukup dekat dengan pemilik warung . Sam bercerita meninggalnya pemilik warung cukup tragis , karena ia dirampok di sebuah bus setelah mengantar istrinya pulang ke kampung dan diajak turun disuatu tempat , entah apa yang terjadi saat itu hingga akhirnya setelah diperkirakan hilang hingga akhirnya mayatnya ditemukan didekat sebuah sungai dengan barang - barang berharga miliknya dirampas begitu saja , pelakunya sakit jiwa pikirku saat itu , setidaknya jangan seenaknya mengambil nyawa orang hanya untuk mengambil barang - barang berharga yang belum tentu seberapa . Tapi entah kenapa aku tidak terlalu kaget saat mendengar berita itu , seperti semua mitos seakan - akan terbukti dengan sendirinya sehingga sempat membuat bulu kudukku berdiri saat merasa semuanya terasa cocok dan aneh .

Jadinya malam itu kami penghuni kost di lantai 3 berkumpul untuk berbicara soal hutang - hutang yang masih belum terbayar dan memberikan sedikit bantuan untuk membantu biaya pemakaman almarhum , akhirnya kami putuskan untuk mengumpulkan hutang - hutang yang saat itu teringat saja dan menyelesaikan sisanya jika istri pemilik warung sudah kembali dari kampung dan memakamkan almarhum . Setelah uang terkumpul , Sam lalu menitipkan kepada seorang warga yang ingin berkunjung ke rumah duka sekaligus menyampaikan rasa belasungkawa kami , setelah Sam kembali kami akhirnya berkumpul lagi seperti biasa , bercerita ngalor ngidul ditemani beberapa gelas kopi sambil sesekali tertawa mendengar cerita - cerita konyol yang sebenarnya sudah sering kami ceritakan ulang , rasa keakraban antara kami penghuni lantai 3 sudah terasa seperti keluarga walaupun kami baru 1 tahun tinggal bersama , hingga cerita soal pria berpakaian serba hitam tersebut dibahas oleh Dimas .

Dimas orangnya cukup penakut , tapi walaupun begitu ia selalu penasaran jika hal - hal yang berbau mistis hadir di sekitarnya , mungkin agar orang disekelilingnya bisa merasakan rasa takut yang sama dengan dirinya sehingga ia merasa tak sendirian soal urusan penakut . Dimas bercerita ia pulang cukup larut saat itu dan setelah cukup dekat dengan kostan ia tak sengaja melihat pria berpakaian serba hitam tersebut berdiri tak jauh dari kostan kami , perawakannya yang cukup tinggi sekitar 2 meter dan wajahnya yang tak terlihat jelas karena pria tersebut selalu berdiri di tempat yang gelap , Dimas sontak berjalan cepat saat hendak masuk ke kostan dan mengunci pintu lalu masuk ke kamar , " hampir kencing dicelana gw gara - gara ketakutan " , ucapnya sambil menoleh kearahku yang saat itu tak terlalu menyimak ceritanya . " Eh Tim , kok lu gak pernah cerita pernah ketemu juga " , tanya Dimas , diikuti beberapa temanku lainnya yang kini serentak melihat ke arahku .
" Siapa yang bilang ? " , ucapku pura pura bego .
" Fitrah ! " , saut Sam yang kini ikut bertanya kepadaku , memang kesalahan kalau aku cerita ke Fitrah karena kita semua disini cukup dekat dengannya , bahkan aku mengenal Fitrah dari Sam .
" Yakin pengen tau ? " , jawabku sambil menyalakan rokok.
" Cerita aja Tim , penasaran nih , tapi gak serem kan ? " , pinta dimas yang dari suaranya terdengar yakin tapi aku yakin ada rasa ketakutan kalau cerita ini ada hubungannya dengan mahkluk halus.
" Oke kalo gitu , gw ceritain semuanya dari awal biar pada gak penasaran lagi " , jawabku lagi , entah kenapa ada perasaan lega saat itu karena ini adalah cerita yang sebenarnya hanya aku yang tau betul semuanya dan tak pernah kuceritakan kepada orang lain , pengalaman yang membuatku depresi dan menakutkan karena bangunan kostan ini ternyata menyimpan misteri .

" 2 tahun yang lalu , saat lu semua belum disini... "

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang