169 Menit 50 Detik

57 2 0
                                    


Malam itu hujan disertai angin cukup kencang dan sesekali terlihat kilatan cahaya dan disusul oleh suara petir yang mengagetkanku , malam belum terlalu larut untukku segera tidur sehingga aku hanya duduk di dekat jendela melihat pohon yang besar ini bergoyang dengan kencangnya ke kanan dan kiri . Pikiranku tak menentu saat itu , sejujurnya aku tak peduli dengan apa yang dilakukan Arga , aku tidak akan ikut campur atau sok menjadi pahlawan dengan melaporkannya tapi bagaimana aku bicara dengannya ? tidak mungkin sekonyong konyong aku bilang untuk mengabaikanku karena aku tak peduli dan semuanya terlupakan begitu saja , dia tidak akan sebodoh itu . Apa yang selanjutnya akan ia lakukan ? Sejak tadi siang dia tidak menghampiriku , aku berspekulasi setidaknya dia akan mengancamku agar tidak berkata macam - macam kepada orang lain , Ah ! Serba salah ! , pikirku malam itu .

Listrik di kostan dan sekitaran kostku mati malam itu , mungkin karena hujan disertai petir ini . Aku melihat laptopku yang masih menyala dan melihat tanda pada batere laptopku tersisa sekitar 40% lagi , lagu demi lagu masih terus terputar dalam playlistku dan sekali lagi aku dekatkan diri ke jendelaku dan mataku menangkap seseorang baru saja keluar dari kostan menggunakan payung , rambutnya yang cukup panjang tertiup kencang saat ia berusaha membuka gembok pagar kostan . Oh , wanita penghuni lantai 2 yang bekerja di pabrik , mungkin ia hendak pergi bekerja , aku sedikit heran karena selama 2 bulan ia menghuni kostan ini aku tak pernah sekalipun berpapasan dengannya atau sekedar berkenalan , entah saat itu makan siang atau jam makan malam ia seperti tidak pernah keluar dari kamarnya kecuali jika hendak pergi bekerja . Wanita aneh , pikirku mengambil kesimpulan , aku coba perhatikan baik - baik wajahnya saat mengunci kembali gembok pagar tapi sayang , suasana yang cukup gelap dan wajahnya yang terhalang oleh payung tidak menghilangkan rasa penasaranku . Ia berlanjut berjalan lalu tiba - tiba berlari lari kecil saat berpapasan dengan pria berpakaian serba hitam .

Ini orang yang kemarin malam , pikirku saat mencoba melihat lebih jelas tapi sama saja karena air hujan yang menempel di jendelaku ini . Tapi aku yakin ini adalah orang yang sama dengan yang kulihat kemarin , tubuhnya yang cukup tinggi dan gaya berpakaiannya yang sama yaitu serba hitam . Mungkin malam ini ia akan bertemu dengan Arga , karena ia datang lebih cepat , gila ! kalau udah doyan , hujan angin sama petir begini dilewatin juga cuma buat beli barang begituan , pikirku lagi mengejek .

Aku biarkan pria tersebut berdiri di tengah kencangnya hujan dan memutuskan untuk tidak ingin tau lebih banyak lagi soal bisnis kotornya Arga , kupelankan sedikit volume musik yang ada di laptopku lalu beranjak tidur ditemani suara hujan dan lagu hingga aku terlelap tanpa menyadari hal yang buruk sebenarnya sudah terjadi di bangunan yang sepi ini , suara tangisan seseorang terdengar nyaring seperti menyatu dengan angin yang kencang ini , sebuah teriakan yang terdengar saat suara petir perlahan - lahan menghilang , dan suara tetesan darah menyatu bersama air hujan .

Keesokan paginya , aku terbangun karena suara yang cukup berisik terdengar tepat di depan kamarku , karena rasa penasaran aku membuka pintu kamarku dan melihat Arga sedang memindahkan barang - barangnya dari lantai satu ke sebuah kamar persis berada di depan kamarku , rasa kantukku hilang seketika saat Arga tersenyum dan berkata " Tetanggaan kita sekarang Tim ".

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang