6 Menit 41 Detik

39 3 0
                                    

Keesokan harinya Sam datang cukup pagi ke rumah sakit karena kebetulan tidak ada mata kuliah hari ini dan kebetulan juga tidak ada yang bisa menjaga Timur hari ini , sehingga ia putuskan untuk menjaga Timur yang mungkin saja terbangun hari ini . Semalam suster sempat berkata kalau demamnya sudah turun dan ia sudah tidak banyak mengigau lagi seperti sebelumnya , tapi saat Sam baru memasuki kamar Timur ia dikagetkan oleh seseorang yang sudah duduk di ruangan tersebut sambil menonton TV.

" Bangke , ngagetin aja lu Fit ! gw kira siapa " , ucap Sam , sambil melempar tasnya kearah muka Fitrah.
" Makanya ketuk pintu dulu sebelum masuk , gak sopan bener lu " , balas Fitrah sambil melempar kembali tas ke arah Sam.
" Ngapain udah disini pagi - pagi ? " , tanya Sam sambil menaruh tas dan jaketnya disebuah meja yang tak jauh dari situ.
" Gw ngarepnya Anne yang datang , tapi malah lu yang nongol ! ganggu rencana orang aja lu ! " , jawab Fitrah dengan kecewa
" Gw bilang jangan ngimpi ya jangan ngimpi ! ngeyel bener dibilangin " , ucap Sam dengan sedikit kesal.
" Ah udah ! jangan nyeramahin pagi - pagi gini , yang penting udah lu baca belum tuh buku ? " , tanya Fitrah mengalihkan topik.
" Udah walopun belum selesai gw bacanya , cuma buku horror biasa yang nyeritain kota kecil yang penduduknya tiba - tiba diserang sama mahkluk misterius gitu selama 121 malam " , jelas Sam kepada Fitrah sambil mengeluarkan buku tersebut dari tasnya.
" Terus ? Ada hubungannya sama angka 1.21 yang ada dikamar Timur ? " , tanya Fitrah kembali.
" Selain judul atau penjelasan soal kejadian yang berlangsung selama 121 malam sih ngga ada lagi , apalagi tentang darah yang muncul tiba - tiba gak tau darimana juga gak ada di buku ini " , jelas Sam lagi menjawab pertanyaan Fitrah.
" Baguslah , gw udah mikir aneh - aneh aja waktu liat judulnya , taunya kebetulan aja toh " , ucap Fitrah sambil lanjut mengganti channel TV dengan remote yang ada ditangannya , Sam juga tidak lanjut berbicara lagi dan malah lanjut membaca buku tersebut dengan santai .

Diluar rumah sakit , tampak Anne baru saja sampai menggunakan mobilnya namun ia tak langsung turun setelah memarkirkan mobilnya , ia merapihkan rambutnya sejenak lewat kaca yang selalu ia bawa di dalam tasnya . Pagi itu terlihat cukup gelap karena sinar matahari terlihat tertutup oleh awan mendung yang sudah menyelimuti daerah ini sejak tadi , Anne sempat dikagetkan oleh sesosok pria tinggi yang lewat didepan mobilnya , pria bermantel hitam dengan sebuah topi fedora dan syal hitam menutupi wajahnya . Cara pria itu berjalan terlihat cukup aneh buat Anne , tapi ia tidak terlalu memikirkannya lalu beranjak keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.

Di dalam kamar tampak Sam masih asik membaca buku yang dititipkan oleh Anne kepadanya , sedangkan Fitrah tampak sedang serius menonton acara berita yang ada di televisi , tapi selang beberapa menit mereka dikagetkan dengan terbangunnya Timur secara tiba - tiba dengan nafas yang tidak beraturan , ia seperti baru terbangun dari mimpi buruk yang panjang . Fitrah hampir saja terjatuh dari kursinya saat melihat Timur yang bangun dengan tiba - tiba tersebut , sedangkan Sam yang juga kaget dengan cepat menghampiri Timur untuk memberikan segelas air putih , tapi pandangan Timur seakan - akan kosong saat itu dan tidak menyadari kehadiran teman - temannya .

Tapi Sam dan Fitrah menyadari ada sesuatu yang aneh dengan Timur saat itu , mereka melihat ada bekas merah di leher Timur , seperti bekas sebuah tali yang mencekik lehernya .

" Sam.. Fit.. " , suara Timur terdengar lemas saat memanggil kedua nama temannya .
" Minum dulu Tim , nih " , tawar Sam sambil mendekatkan gelas kemulutnya Timur.
" Dimana nih ? " , tanya Timur menghiraukan gelas berisi air putih yang diberikan Sam.

Diluar pintu kamar tampak Anne sedang berdiri sambil memegang gagang pintu dan mendengar apa yang terjadi didalam , ia membatalkan niatnya untuk masuk dan beranjak pergi tanpa berkata apapun kepada Timur yang telah terbangun di dalam . Selama berjalan keluar ia berusaha menahan air matanya tumpah dari kedua matanya hingga setelah ia memasuki mobil barulah ia bisa menangis bersamaan dengan air hujan yang turun pada pagi itu . Dan dari kejauhan tampak pria berpakaian serba hitam yang menggunakan topi dan syal tersebut sedang berjalan menjauh dari rumah sakit tersebut dibawah hujan yang seketika menjadi lebat .

***

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang