Kostanku saat itu cukup sepi , tidak , malahan sangat sepi dari biasanya . Aku dipaksa pindah ke lantai 3 oleh pemilik baru yang katanya bekerja sebagai pengacara tersebut tapi tak pernah sekalipun menunjukkan batang hidungnya sekalipun di kostan ini . 4 orang lainnya yang sebelumnya juga menghuni lantai 1 memilih pindah ke kostan lain daripada harus pindah ke lantai 3 atau 2 , entah apa alasan mereka pindah serentak saat pemilik kostan memerintahkan hal tersebut , alasan yang kudengar mengapa kami dipaksa pindah ke lantai lain karena akan dilakukan renovasi yang ternyata hanya hal bohong belaka . Status menjadi penghuni satu - satunya di kostan tersebut tak berlangsung lama saat itu , karena dalam hitungan minggu ada 2 penghuni baru dan salah satunya menghuni kamar di lantai 1 sedangkan yang satunya lagi di lantai 2 .
Tapi 2 penghuni ini cukup beda dari penghuni sebelumnya . Penghuni lantai 2 adalah seorang wanita yang bekerja sebuah pabrik yang jalur bus jemputannya tak jauh dari kostanku , sedangkan penghuni lantai 1 adalah seorang pria yang kira - kira umurnya diatas 30 tahun dan terlihat tidak memiliki pekerjaan tetap namun yang membuatku tak nyaman adalah banyaknya orang yang bertamu ke kamar pria yang cukup gemuk ini , ia memperkenalkan diri sebagai Arga . Aku tak cukup mengenal seorang wanita yang menjadi penghuni lantai 2 , bahkan aku tak pernah melihat wajahnya seliweran di sekitar kostanku , tapi menurut pemilik warung itu wajar karena ia bekerja saat malam hari dan berangkat kerja sekitar pukul 9 atau 10 malam menunggu bus yang menjemputnya dan pulang sekitar jam 6 atau jam 7 pagi . Inilah yang membuatku terkadang lebih suka duduk berlama - lama di warung dan bicara dengan pemilik warung , 2 orang penghuni baru ini bukan mahasiswa/wi dan tidak terlalu suka bersosialisasi dengan penghuni lainnya .
Singkat cerita 2 bulan berlalu , tidak ada penghuni baru lainnya selain kami bertiga yang sangat jarang bertegur sapa. Itu juga bulan yang cukup berat bagiku , selain masalahku dengan Adel yang ketahuan selingkuh sedang hangat - hangatnya membuatku sedikit frustasi saat itu , belum lagi aku yang menyuruhnya untuk tidak mampir ke kostanku lagi , selain karena rasa kecewa alasan lainnya adalah aku betul - betul tak nyaman dengan tamu - tamunya Arga yang sering datang sehingga aku tak mau mengambil resiko kalau ada orang yang macam - macam dengannya saat berkunjung ke kostanku. Aku merasa ada yang tak beres dengan tamu - tamunya yang cukup banyak dan selalu orang yang berbeda , terlebih dia suka berbicara berlebihan soal teman - temannya di kepolisian hingga militer yang menurutku tidak penting .
Suatu malam aku sedang melamun di dekat jendela kamarku , sambil merokok dan mendengar lagu dengan volume cukup besar agar suasana tidak terlalu sepi , sampai aku melihat seorang pria berpakaian serba hitam mondar mandir di depan kostanku , badannya yang cukup tinggi dan wajahnya tidak terlihat cukup jelas karena penerangan di depan kostanku cukup redup . Ia terlihat seperti orang yang kebingungan awalnya , hingga akhirnya ia berhenti tak jauh dari kostanku dan berdiri cukup lama disana , aku berpikir kalau ia adalah teman Arga yang ingin bertamu tapi ragu untuk masuk karena mungkin Arga sedang tidak di kostan atau dia sudah tertidur karena ini sudah hampir tengah malam . Cukup lama aku perhatikan pria tersebut , ia berdiri mematung dan tak bergerak sedikitpun bahkan orang - orang yang sesekali lewat terlihat seperti tak menyadari kehadiran pria tersebut . Karena sepertinya lelah menunggu pria itu sedikit berjalan masuk ke dalam sebuah gang disamping kostanku dan aku tak melihatnya lagi malam itu .
Keesokan harinya aku pulang dari kampus cukup cepat dari biasanya , setelah makan siang aku langsung menuju kostan dan berencana untuk tidur siang karena semalam aku merasa tidak cukup tidur karena melamun cukup lama . Setibanya dikostan aku cukup kesal dengan kendaraan yang parkir sembarangan di sekitar kostanku sehingga aku tidak bisa memasukkan motorku ke dalam , ini pasti tamu Arga pikirku kesal saat itu sambil bersusah payah menggeser sebagian motor yang menghalangi jalan , pintu depan kostanpun terbuka lebar begitu saja sehingga membuatku semakin kesal dengan keteledoran penghuni cecunguk satu ini . Aku berjalan masuk menuju tangga lantai 2 yang berada diujung lantai 1 ini , dan terlihat pintu kamar Arga terbuka lebar dengan banyak sepatu yang berjejer di depan kamarnya , aku ingin memasang wajah kesal saat melewati kamarnya berharap ia menyadari apa yang ia lakukan itu mengganggu penghuni lain .
Tapi itu adalah kesalahan , kesalahan yang membuat hari - hariku berikutnya menjadi tidak tenang . Aku tak sengaja melihat Arga dan teman - temannya sedang berpesta narkoba , Arga yang melihatku tersenyum sinis sambil menutup pintu secara perlahan. Ternyata begitu rupanya , tamunya yang banyak dan suka bergantian datang itu adalah pembelinya , sedangkan Arga adalah penjualnya tapi gelagatnya yang cukup tenang saat aku melihat kamarnya secara tidak sengaja membuatku cukup ketakutan saat itu. Kalau ia setenang itu , berarti ia tidak takut jika aku melapor atau ia merasa aman karena ia berpikir ia bisa menyingkirkanku kapan saja ? Konyol !! Tidak mungkin ia senekat itu pikirku , tapi melihat sepinya kostan ini bisa saja apa yang aku pikirkan ini benar.SIAL !!
KAMU SEDANG MEMBACA
11 Menit
Misteri / ThrillerIni adalah cerita tentang seorang mahasiswa bernama Timur yang mengalami sebuah kejadian aneh setelah bermimpi buruk , kejadian aneh yang terjadi seperti hendak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah Timur sadari , hingga mengarah ke sebu...