171 Menit 02 Detik

38 2 0
                                    


Waktu di jam tanganku sudah menunjukkan pukul 21 lewat 46 menit , tak ada tanda - tanda wanita sialan itu akan muncul malam ini , biarlah toh aku masih bisa melakukannya sendiri walaupun tampak lebih mencurigakan , aku bahkan pernah melakukan ini sebelumnya dan tidak ada masalah hingga saat ini . Baiklah mari kita mulai rencananya .

Kostan dengan 3 penghuni tentunya lebih memudahkan rencanaku , apalagi jika aku mengincar seseorang yang memiliki jadwal tetap seperti wanita yang tinggal di lantai 2 ini . Ya , selain dia bisa mengacaukan rencanaku terhadap Arga aku juga membutuhkan dirinya sebagai sebuah peringatan agar ia tak berani macam - macam denganku jika tak ingin bernasib sama , aku berharap ia tak kabur dan aku yakin dia tak akan lari malah dia akan balik melawan .

Setelah cukup lama aku menunggu dibalik gelapnya pohon ini , aku mendengar suara langkah kaki dari arah dalam pintu . Aku siapkan sebuah kain yang sudah kubasahi dengan kloroform dan menunggunya melangkah keluar , setelah ia berjalan hampir mendekati pagar aku berhasil mengendap - ngendap dibelakangnya dan membiusnya dengan cepat , ia sedikit melawan tapi aku juga mencekik lehernya dari belakang agar ia mengerti jika ia terus melawan , aku akan mencekiknya lebih keras lagi .

Setelah tak sadarkan diri , aku seret ia ke sebuah ruangan yang sudah tidak terpakai lagi . Ruangan yang dulu sering ditempati oleh dokter tersebut , hingga tiba - tiba aku mendengar seseorang berbisik memanggil - manggil namaku . Refleks aku menundukkan badanku ke tempat yang minim cahaya tapi suara tersebut tetap memanggilku , Anne ? ya itu Anne.. aku keluarkan kunciku lalu melemparnya agar ia dapat menjangkau kunci tersebut dan membuka gembok pagar itu dari luar lalu menghampiriku yang kini sudah di dalam ruangan tersebut bersama wanita yang tak sadarkan diri ini.

" Telat ! , darimana aja lu ?! " , bisikku sambil memisahkan seluruh perhiasannya dan barang - barang yang ada di kantongnya.
" si Arga yang ngaret tapi dia berhasil gw bujuk buat transaksi besok dikostan ini " , bisik Anne sambil memasukkan barang - barang wanita ini kedalam sebuah kantong plastik dan menyimpannya di dalam tasnya.
" Bawa pergi jauh dari sini , terus bakar semuanya " , perintahku padanya.
" Lu gak salah pilih tempat Tim ? " , ucapnya dengan nada khawatir.
" Tolol ! lu gak dengerin rencana gw hah ? " , jawabku sedikit kesal sambil menidurkan wanita ini lalu mengikatnya .

Rencanaku sebenarnya sederhana , Anne akan menggantikan posisi wanita pekerja pabrik ini untuk malam ini dan besok malam . Dia hanya perlu berjalan dan tidak menampakkan wajahnya dengan orang - orang disekitar sini , muncul pada malam hari seolah - olah ia baru keluar dari kostan ini lalu kembali pagi hari seperti ia sudah kembali bekerja . Tugas ia lainnya adalah berpura - pura menjadi pembeli dan saat ia bertemu Arga keesokan harinya ia hanya perlu berkata kalau aku mengancam akan melaporkan Anne dan Arga hingga Anne memancing Arga ke kuburan yang letaknya cukup jauh darisini dan menunjukkan kepala wanita ini sebagai tanda kalau Anne tidak main - main.

Kenapa Anne tidak langsung membunuhku saja ? karena jika aku berkata kalau aku akan melaporkannya otomatis aku sudah berhubungan dengan polisi , sehingga Anne tidak mau berurusan denganku . Tertangkap atau lolos nyawa Arga menjadi taruhannya , sehingga dia akan panik lalu berusaha menghabisiku dan saat itulah aku akan membunuhnya sebelum ia tertangkap . Aku hanya membela diriku tentu saja tapi itu tak akan terlihat seperti sedang membela diri jika wanita penghuni lantai 2 ini tiba - tiba kembali atau ia tidak masuk kerja karena sakit , terlalu beresiko jika tidak menyingkirkannya lebih dulu. Hingga Arga akan menjadi orang yang sangat dicurigai sebagai bandar narkoba dan pembunuh berdarah dingin setelah mayat wanita ini ditemukan.

Aku menggeser kasur yang besar ini bersama Anne dan membuka sebuah peti yang entah sejak kapan tertanam disini , aku sempat menggali lubang lebih dalam lagi agar bau mayat tidak terlalu tercium hingga keluar , tapi sepertinya tidak cukup ruang untuk 2 tubuh didalam sini. Aku menggeser tubuh wanita ini hingga kepalanya tergantung di sisi peti , agar mudah kupenggal sebelum ia sadarkan diri , tapi Anne sempat kaget melihat tubuh wanita lain sudah ada di dalam peti tersebut.

" Siapa tuh ? " , tanyanya pelan padaku yang sedang mengambil parang.
" Hah ? " , jawabku bertanya kembali sambil bersiap - siap menghabisi wanita penghuni lantai 2 ini.
" Itu yang didalem " , ucapnya sambil menutup sedikit hidungnya.
" Oh , itu Adel " , ucapku lalu melayangkan parangku ke arah wanita tersebut.

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang