7 Menit 38 Detik

41 2 0
                                    

Seluruh tubuhku seperti membeku melihat sebuah kepala tergantung disalah satu dahan pohon ini , sebuah tali berwarna putih dengan noda darah menempel di sekitar leher yang terputus itu terikat sangat kencang . Jujur saja ini adalah pemandangan yang cukup mengerikan bagiku , tapi aku betul - betul terpaku dan tak bisa berbuat apa - apa , bahkan untuk berteriakpun rasanya aku tak sanggup . Entah untuk berapa menit aku tetap terpaku melihat kepala yang tergantung itu bergoyang hingga kini berhenti dan perlahan - lah berputar ke arahku , jelas ini bukan perbuatan manusia pikirku saat itu , siapa yang bisa melayang begitu saja tanpa menarik perhatian dan mengikat kepala yang telah putus ini di dahan yang semakin keatas semakin mengecil . Aku sungguh tak ingin membayangkan mahkluk seperti apa yang bisa melakukan itu , sungguh tak ingin .

Aku hanya ingin berlari keluar dan berteriak sekencang - kencangnya , tapi entah kenapa seolah - olah ada yang menahanku untuk melakukannya , hingga kepala itu berputar dan menampakkan bagian wajahnya kepadaku secara perlahan . Angin malam itu juga terasa berhenti untuk sesaat seakan - akan mendukung rasa takutku yang tak bisa kuungkapkan saat melihat wajah kepala tersebut , Argh ! , apa ini ? pikirku saat itu , sambil berusaha menggerakkan badanku mundur secara perlahan , tapi kursi belajarku membuatku sedikit kaget dan tertajuh sambil tetap menghadap wajah kepala tersebut . Aku terus menggerakkan seluruh tubuhku mundur sambil menahan rasa mual yang membuatku ingin muntah saat itu , matanya terpejam seolah - olah terlihat ia telah beristirahat dengan tenang di alam lain . Uurbb ! , tapi tanganku dengan cepat menutup mulutku yang jelas - jelas sudah tidak tahan menahan rasa mual ini.

Gerakanku terhenti oleh pintu dibelakangku dan entah kenapa aku tak bisa mengalihkan pandanganku terhadap kepala itu ?! , aku takut kepala tersebut melayang dengan cepat dan melakukan sesuatu padaku . Sehingga aku memutar knop pintuku sambil tetap terus mengawasi kepala yang tergantung itu , aku terus memaksakan tubuh ini terus mundur dan mundur hingga akhirnya tubuhku tertahan lagi oleh sebuah pintu , ini kamar pintu Dimas yang kamarnya bersebrangan dengan kamarku . Aku berusaha berteriak disitu tapi rasanya benar - benar tak bisa , aku hanya terus mendorong tubuhku berhantaman dengan pintu kamarnya berharap ia terbangun dan membantuku . Hingga aku baru menyadari kalau di lantai aku terjatuh tadi terdapat bekas darah di sepanjang lantai aku mendorong tubuhku dan aku beranikan diriku untuk melihat kedua tanganku yang ternyata sudah dipenuhi darah yang entah darimana datangnya . Mulutku ? aku tadi menutup mulutku dengan tanganku !! dan dengan hingga cepat aku menyeka mulutku yang sempat kututup dengan salah satu tanganku tadi , terdapat bekas darah juga saat aku menyekanya !.

Tolonglah ! bangun mas , bangun Dimas !! teriakku dalam hati , tapi kepala itu kini tergoyang kembali tertiup angin dan perlahan matanya yang tertutup tadi kini terbuka melihatku dengan tajam !! , kini aku benar - benar tak bisa menahan rasa takutku dan sebisa mungkin aku membuat mulut ini terbuka hingga aku dapat berteriak ,
" AAAAAAAAAAAAAAAAAARRGHHHHH TOLONGGG !! "

***

Sam melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu pukul 23 lewat 13 menit , ia merapatkan jaketnya sambil berjalan menghindari angin malam yang sesekali cukup kencang malam itu . Setelah hampir dekat dengan bangunan tempat ia tinggal yaitu kostannya , ia melempar rokok yang sejak tadi dihisapnya saat berjalan kaki pulang dari kostan temannya untuk mengerjakan tugas . Ia merogoh kantung celananya untuk menemukan kunci gembok pagar kostannya dan berhenti tepat didepan pagar sambil berusaha memasukkan tangannya ke selah - selan pagar , tapi saat kunci telah masuk ke dalam gembok ia mendengar sesuatu dari lahan kosong di samping kostannya .

Ia seperti melihat sekelebat bayangan hitam berjalan masuk ke arah gang yang tak memiliki penerangan tersebut , dengan perasaan ragu sekaligus takut ia mencoba melihat sekali lagi tapi tidak terlihat apapun disana , ia lalu melanjutkan membuka kunci dan mendorong pagar lalu masuk dan menguncinya kembali tapi belum selesai ia mengunci gembok tersebut Sam dikagetkan dengan teriakan dari lantai 3 kostan ini , " ini kan suara Timur " , gumam sam saat itu sambil menarik kuncinya dengan cepat dan membuka pintu depan kostan lalu berlari menuju lantai 3 .

Sam berhenti saat ia menginjakkan kaki di lantai 3 , dengan nafas terengah - engah ia melihat Dimas dengan wajahnya yang ketakutan sedang memegangi Timur yang terlihat sedang terkulai lemas dengan seluruh tangan dan sebagian mukanya dipenuhi dengan darah yang berwarna sangat gelap dan bau amisnya dapat tercium hingga ujung lorong ini . Lamunan sesaatnya dikagetkan oleh teriakan Dimas kepada Sam.
" Sam !! , bantuin gw !! "
Sam lalu mencoba mendekati Dimas yang sedang menggoyang - goyangkan tubuh Timur agar ia terbangun.
" Mas , kenapa Timur mas ? Ini darah dari mana mas ? " , tanya sam dengan suaranya yang terdengar serak malam itu
" Gak tau sam , pas gw buka pintu ,dia udah kaya gini " jawab Dimas sambil terus menggoyangkan tubuh Timur
" Tim bangun tim ! bangun Tim ! " , ucapnya terus menerus
Hingga lorong lantai 3 ini tiba - tiba dipenuhi oleh para penghuni yang terbangun dan ingin melihat apa yang terjadi , tapi semua wajah mereka dipenuhi rasa heran dan takut dengan bau darah yang saat itu menyelimuti lantai 3 ini .

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang