3 Menit 58 Detik

38 3 0
                                    

Malam semakin larut ditambah gerimis yang membuat suasana malam terasa lebih dingin , tampak Sam dan Dimas yang masih terjaga ditengah malam ini . Sam masih asyik membaca buku yang dititipkan oleh Anne dikamar Dimas sedangkan Dimas tampak sesekali bolak balik dari balkon lalu kembali ke kamarnya , ia sedikit khawatir dengan Timur yang masih belum kembali sejak kemarin malam ditambah siang tadi beberapa anggota polisi datang menanyakan perihal Anne yang hilang meninggalkan barang - barang berharganya masih didalam mobil yang terparkir di sebuah jalan yang tak jauh dari sini . Tentu saja polisi tersebut mendapatkan informasi kalau mobil Anne sempat terlihat sedang terparkir cukup lama di depan kostan ini sebelum ia menghilang , tapi mereka berdua tidak buka mulut soal bersitegangnya Anne dan Timur semalam .

" Ini sih makin gak beres Sam , apa kita bilang aja ke polisi soal Timur ? " , ucap Dimas memecah keheningan malam itu.
" Gw gak tau Mas harus gimana sekarang , gw juga khawatir soal Timur apalagi setelah denger Anne hilang ", jawab Sam sambil membalikkan halaman dan terus membaca.
" Kok lu bisa santai amat sih baca buku " , ucap Dimas protes.
" Handphonenya gak aktif , dia pergi kemana kita gak tau Mas , mau gimana lagi ? mending tunggu sampe pagi kalau gak ada kabar juga baru kita bicara sama polisi " , jelas Sam agar Dimas tak terlalu panik.
" Iya juga sih . Ngomong - ngomong buku tentang apaan sih Sam ? Seru bener kayanya " , tanya Dimas mengganti topik.
" Tentang desa kecil gitu Mas , penduduknya cuma ada 121 orang nah tiap malam ada penduduk yang mati sama mahkluk misterius nah sekarang sisa 1 orang terakhir yang masih bertahan yang sedang nunggu mahkluk misterius itu muncul " , jawab Sam sambil terus membaca
" Haha , konyol bener , kenapa gak kabur aja dari desa itu coba " , ucap Dimas sambil tertawa.
" Mati juga mas , yang pergi keluar desa juga tiba - tiba mati secara misterius gitu makanya kaya terperangkap gitu mereka , tapi buku ini ngingetin gw ama anehnya kostan ini deh " terang Sam.
" Aneh gimana Sam ? " , tanya Dimas penasaran.
" Bagian buku ini dimulai dari angka 121 terus dihitung mundur sampai angka 1 yang artinya sisa penduduk yang masih hidup . Ngerti ga maksud gw ? " , jelas Sam lagi tapi Dimas hanya menggelengkan kepalanya tak paham hingga Sam terpaksa melanjutkan penjelasannya.
" Kita di lantai 3 kan , tapi nomer kamar lu itu nomer 1 , nomer kamar Timur itu 2 dan kamar yang paling dekat sama pintu keluar lantai 1 malah nomer 19 . Bukannya kebalik tuh ? harusnya dimana - mana juga kamar nomer 1 itu dimulainya dari bawah Mas " , lanjut Sam.
" Iya juga ya , gw gak pernah merhatiin nomer kamar juga sih gak penting soalnya yang penting kan biaya sewanya hehe " ucap Dimas cengengesan.
" Eh Mas , lu liat nih 3 halaman terakhir ditempel rapih begini terus ditengahnya kaya ada sesuatu yang ditempel lagi diantara 3 halaman ini " , Ucap Sam sambil memperlihatkan 3 halaman yang terlihat janggal tersebut.
" Sobek aja Sam " pinta Dimas penasaran dengan apa yang tertempel diantara halaman tersebut , Sam mengangguk dan menyobek samping halaman yang tertempel tersebut dan setelah selesai mereka berdua keheranan melihat sesuatu yang ditempel dengan sebuah isolasi di halaman tersebut , sebuah kunci !

Sam menarik kunci tersebut dari halaman tersebut dan melihatnya dengan seksama . Mereka berdua saling bertatapan dengan wajah keheranan , mengapa buku yang dititipkan Anne ini terselip sebuah kunci ?.

***

Aku berhasil keluar dari hutan tersebut dan terus berlari lagi agar bisa keluar dari tempat yang dikelilingi oleh banyak pohon bambu ini , aku bisa merasakan beberapa butiran air hujan menempel di wajahku saat aku berhasil keluar dari hutan tersebut . Tapi bayangan hitam itu masih bisa mengikutiku dari kejauhan , sial ! tubuhku terlalu lelah untuk terus berlari seperti ini tapi aku tak punya pilihan lain ! mengapa aku harus membunuh wanita ini dan menguburkan kepalanya jauh di dalam hutan seperti ini ?! aku cuma masih bisa mengingat sedikit dari apa yang terjadi tapi pikiranku terganggu dengan datangnya bayangan hitam tersebut secara tiba - tiba.

Gerimis berganti dengan hujan yang cukup deras saat aku berhasil keluar dari hutan bambu tersebut , aku menoleh ke belakang untuk memastikan kalau bayangan hitam tersebut telah kehilangan jejakku tapi aku tak dapat melihat dengan jelas karena suasana yang sangat gelap . Aku putuskan untuk terus berlari dan pergi dari sini , hingga tak sengaja kakiku menabrak sebuah nisan lalu aku jatuh tersungkur di salah satu kuburan ini , isi kotak yang daritadi terus kupegang dengan erat kini menggelinding keluar dari kotak tersebut tapi saat aku berhasil menggapainya dan berusaha memasukkannya kembali ke dalam kotak tersebut cahaya kilat muncul secara tiba - tiba dari langit sehingga tak sengaja mataku menangkap seseorang dengan jubah hitam berdiri didekat pohon bambu tempatku keluar tadi . Ia berjalan mendekat kearahku dibawah derasnya hujan , aku yang kebingungan saat itu mencari - cari pisau yang tadi kugunakan untuk menggali tapi sialnya aku baru menyadari kalau aku meninggalkan pisau tersebut disana !.

Sial , sial , sial.. ini keadaan yang sangat mendesak , mengapa tidak kau tunjukkan dirimu sekarang ?!! teriakku dalam pikiranku memancing kepribadianku yang lain agar aku bisa selamat dari keadaan ini , tapi mengapa seolah - olah tak terjadi apa - apa ? bagaimana cara kerjanya ? apa aku harus benar - benar sangat terancam ?. seseorang dengan jubah hitam itu semakin mendekat dan berhenti tepat didepanku , tapi mengapa ?

" Dia tidak nyata "

Sosok tersebut tiba - tiba membuka penutup kepalanya dengan perlahan dan berkata padaku.

" Anda kalah "

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang