168 Menit 55 Detik

51 2 0
                                    


Malam itu suasana lantai 3 kostanku sepi sekali , Arga belum kembali sejak tadi sore hingga tengah malam ini , entah apa yang direncanakannya tapi firasatku mengatakan kalau semuanya masih dalam kontrolku. Mungkin ia tidak akan pulang malam ini , sehingga aku bisa sedikit bersantai saat berjaga malam ini , pikiranku terasa kosong sejak pagi tadi sehingga aku hanya mengandalkan reaksi spontanku saja sejak tadi . Semua masih sesuai rencana sehingga aku tak perlu berpikir ulang soal apa yang sedang atau apa yang akan aku lakukan.

Pria berpakaian serba hitam itu juga sudah berdiri di depan kostanku seperti malam - malam sebelumnya , aku merasa aneh melihat gerak geriknya malam ini , mungkin ia merasa kalau sedang aku awasi secara diam - diam tapi itu mungkin lebih masuk akal karena Arga mungkin telah memberinya informasi . Tepat pada tengah malam pria tersebut bergerak sedikit ke arah sumber cahaya yang berada di dekat pagar kostanku , ia berdiri lalu melihat tepat kearahku ! , matanya berwarna merah dan ia hanya tersenyum seperti seorang psikopat yang telah menemukan mangsanya , aku refleks berjongkok dan memegang gagang pisauku dengan cukup kencang , rasa takut menyelimutiku tiba - tiba dan kepercayaan diriku yang ada sejak malam sebelumnya seolah - olah menghilang begitu saja saat melihat wajahnya . Lalu aku beranikan untuk sedikit mengintip dari jendela , ia masih berada di posisi yang sama tapi dengan cepat kembali menundukkan wajahnya lalu pergi begitu saja .

Apa - apaan itu ? untuk sesaat aku sempat berpikir kalau pria itu bukanlah manusia , tapi apa maksudnya ? rasa takut yang datang tiba - tiba ini membuat tanganku gemetaran . sial , sial , sial ! pikirku saat itu mengutuk perubahan suasana yang drastis ini . Butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikan fokusku kembali dan beruntung hingga waktu hampir menunjukkan pukul 4 pagi Arga belum kembali ke kostan ,pria berpakaian serba hitam itu pun tak terlihat kembali sejak ia pergi , hingga tepat pukul 4 Arga kembali dengan terburu - buru membuka gembok lalu masuk dengan cepat . Aku dapat mendengar langkah kakinya menuju lantai 3 ini , langkah yang cepat seperti sedang dikejar oleh sesuatu hingga ia berhenti tepat di depan kamarku , aku bisa melihat sedikit bayangannya dari bawah pintu , ia seperti sedang memikirkan sesuatu hingga tiba - tiba pintu kamarku ditendang dengan cukup kencang dari luar .

Refleks aku berjongkok dibalik kursiku berjaga - jaga jika saja dia tiba - tiba melempar sesuatu atau langsung berlari ke arahku . Aku akan siap melawan jika ia langsung berbuat nekat , tidak masalah jika aku menghabisi nyawanya karena aku hanya membela diri . Pintu itu sama sekali tak mudah dibuka paksa dengan cara ditendang , beberapa kali ia tampaknya beristirahat dan mengatur nafasnya kembali lalu menendang pintu itu kembali . Engsel pintuku juga terlihat seperti sudah melonggar , tapi tiba - tiba aku samar - samar mendengar langkah kaki dari arah luar dan hilang begitu saja tertutup suara getaran pintu yang sudah hampir terbuka . Arga kini berteriak - teriak seperti orang yang sudah frustasi , kini suara langkah - langkah kaki yang kudengar tadi terdengar lebih jelas di lantai 3 ini .

Mati aku , pikirku saat itu , aku merasa kini ia membawa teman - temannya untuk membungkamku hingga satu tendangan terakhir tadi membuat pintu kamarku terbuka pelan saat dan melihat Arga sedang berdiri terengah - engah sambil memegang sebuah parang di tangan kanannya . Ia tersenyum sinis kearahku seolah - olah mengatakan bahwa ia kini telah menang hingga ia tiba - tiba menjatuhkan parang itu dan mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah . Keringat bercucuran dari keningnya , hingga tiba - tiba terlihat 3 orang mengenakan jaket kulit hitam menodongkan senjata ke arahnya , mereka polisi ! , pikirku lega saat itu , sambil berdiri lalu mendekat kearahnya hingga seorang polisi lainnya menyuruhku tetap mundur dengan mendorong pelan diriku tapi aku tak mungkin melewatkan pemandangan ini . Arga terus melihatku dengan tatapan kecewa saat ia digiring seorang polisi kebawah , tatapan yang sepertinya berkata kalau ini semua masih belum selesai .

Tidak lama setelah itu suasana disekitar kostanku ramai dikelilingi oleh warga dan penghuni kost yang ada disekitar sana , aku sempat dimintai keterangan singkat oleh salah satu polisi , begitu juga penjaga kostanku yang langsung dibawa ke kantor polisi . Polisi berkata kalau Arga adalah target operasi mereka sejak lama , ia menjalankan bisnisnya dari satu kostan ke kostan lainnya dan pada penangkapan sebelumnya ia berhasil lolos lalu menghilang selama beberapa bulan hingga kepolisian mendapat kabar kalau ia sedang menghuni kostan ini , pengawasan dilakukan selama beberapa hari untuk memastikan keberadaan Arga dan gerak geriknya hingga akhirnya mereka memutuskan melakukan penyergapan pagi ini . Tapi mereka tak pernah menyangka kalau Arga bisa melakukan tindak kekerasan yang mengancam nyawa orang lain , dan karena rasa penasaranku aku bertanya apakah mereka juga mengawasi Arga dimalam hari ?

Tapi polisi tersebut berkata tidak pernah , karena lingkungan kostanku yang cukup sepi sehingga agar tidak terlalu mencolok pengawasan hanya dilakukan hanya dengan melewati kostan , itupun dilakukan dengan menggunakan mobil dan hanya sekali berputar. Semua pertanyaanku yang berhubungan dengan pria berpakaian serba hitam seperti menguap tidak ada kejelasan , hingga setelah kejadian tersebut pria misterius itu tak pernah muncul disekitar kostanku .

***


" Gw tidak mengikuti proses hukum Arga saat itu , jadi gak tau berapa lama dia berada dipenjara " , ucapku menyelesaikan cerita .
Dimas , Sam dan teman - temanku lainnya tetap melihatku berharap ada penjelasan lainnya soal pria misterius berpakaian serba hitam itu , tapi aku merasa tak perlu menceritakan soal mitos - mitos yang kubaca dari internet , hingga kusudahi cerita tentang 2 tahun yang lalu dimalam yang sudah semakin larut itu . Beberapa temanku memuji kenekatanku melawan Arga saat itu dan lainnya masih berspekulasi soal pria berpakaian serba hitam tersebut , tapi biarlah cukup sampai situ saja cerita tersebut kuceritakan .

Setibanya dikamarku aku merebahkan diri lalu memejamkan mataku dan mencoba untuk tertidur , tapi sebuah gambaran masa lalu seperti kembali ke dalam pikiranku . Sebuah teriakan seorang petugas polisi terdengar tiba - tiba menyuruh petugas yang berada didekatku untuk membawaku ke sebuah ruangan yang dulunya selalu ditempati pemilik kost sebelumnya , selintas aku melihat wajah penjaga kost yang pucat saat dibawa ke kantor polisi . Tapi tiba - tiba bau busuk membuatku hampir muntah saat itu , tapi petugas polisi tersebut tetap membawaku masuk hingga aku melihat sebuah kasur didorong cukup jauh dari tempatnya dan dibawah kasur tersebut terdapat sebuah pintu berwarna coklat dengan tulisan putih yang sudah memudar sehingga tak terlihat apa yang pernah tertulis disitu , panjangnya kira - kira satu meter lebih dan aku tak pernah tau kalau ada pintu tersembunyi di bawah kasur ini tapi bau busuk ini seperti berasal dari dalam sana .
" Buka lagi " , perintah polisi yang tampaknya sedang menahan nafasnya kepada seorang polisi yang berada dekat sebuah pintu yang tertanam di lantai tersebut , dan tampaklah sesosok mayat wanita tanpa kepala yang terbujur kaku di dalam sebuah kotak yang cukup sempit itu , tunggu dulu , ini kan peti mati !!. siapa yang menanam peti mati dibawah sebuah kasur ?!! dan siapa mayat wanita tanpa kepala ini ?!

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang