7 Menit 47 Detik

44 2 0
                                    


Beberapa hari setelah pesan misterius itu masuk , tidak ada hal - hal aneh terjadi padaku apalagi yang berhubungan tentang petunjuk selanjutnya . Bicara soal aneh , tentunya lebih mudah jika mencari tau siapa dibalik pengirim pesan tersebut hingga aku putuskan untuk menyelidiki dengan bertanya kepada provider kartu sim yang digunakannya , aku melaporkan nomer tersebut sebagai nomer penipu namun nomer tersebut sama sekali tidak pernah terdaftar atau bahkan sudah diproduksi . Walaupun telah aku perlihatkan isi pesan pendek dengan nomer tersebut , mereka juga ikut merasa aneh saat melihatnya karena selain tidak terdaftar ataupun telah diproduksi merupakan satu hal yang tidak mungkin jika bisa menerima sebuah pesan tapi secara bersamaan tidak bisa mengirim pesan .

Kecurigaanku tertuju pada 3 orang , Arga , pria berpakaian serba hitam dan wanita penghuni kostan lantai 2 dulu . Berita tentang penangkapan Arga sama sekali tidak bisa ditemukan namun setelah bertanya kesana kemari dapat dipastikan bahwa Arga masih berada dibalik jeruji hingga 8 tahun kedepan sehingga tidak mungkin jika ia berkata akan menunjukkan wajahnya padaku sekali lagi . Lalu informasi soal wanita penghuni lantai 2 dulu juga masih mengambang , aku bertanya ke beberapa warga tentang kepindahannya atau informasi apapun soal wanita ini tapi semua informasi yang kudapat semuanya berbeda - beda , ada yang bilang jika ia dijemput sebuah mobil lalu kembali setelah 5 hari dan memasukkan seluruh barang - barangnya ke dalam mobil yang sama dan pergi begitu saja namun ada juga yang bilang jika wanita tersebut tetap melakukan kegiatannya seperti biasa hingga suatu hari ia tiba - tiba panik dan lari keluar kostan hingga keesokan harinya beberapa temannya datang untuk mengambil barang-barangnya lalu pergi.

Entahlah , beberapa warga disekitar kostanku mengingat saat - saat penangkapan Arga tapi rasanya mereka memang benar tak tahu soal penemuan mayat tanpa kepala seakan - akan polisi tidak menginvestigasi lebih lanjut soal pembunuhan sadis ini . Dan bicara soal pria berpakaian serba hitam , ia sudah tak terlihat lagi setelah aku menerima kabar meninggalnya pemilik warung sehingga aku tak memiliki banyak informasi soal pria ini tapi ada kemungkinan dia bisa muncul lagi kapanpun sehingga aku bisa mengejarnya dan bertanya secara langsung. Walaupun ada rasa tak yakin karena jika bertemu dengannya 2 kali itu berarti kematian sedang menungguku , tapi untuk sementara ini aku hanya menganggapnya sebagai mitos belaka.

Aku juga sudah membaca banyak artikel tentang The Monster with 21 Faces , kasus tentang individu atau kelompok yang melakukan penculikan , pemerasan , pembakaran hingga menebar ancaman lewat surat - suratnya kepada kepolisian dan media saat itu , bahkan dengan nekatnya memasukkan sianida ke dalam produk makanan 2 perusahaan besar di Jepang yaitu Glico dan Morinaga . Kasus ini memang sangat menarik sekaligus mengerikan bagiku karena kejadian ini berlangsung selama 15 bulan dan kepolisian di Jepang sana sangat kewalahan mencari pelaku yang belum tertangkap hingga kini . Surat - suratnya yang berisi olokan bahkan membuat salah satu kepala kepolisian mengakhiri hidupnya dengan membakar dirinya sendiri .

Semuanya tidak saling berhubungan , pikirku saat itu sambil merebahkan diriku dan memejamkan mataku yang sudah cukup lelah membaca artikel demi artikel yang sama seharian ini , tak ada yang berbeda dari seluruh artikel tersebut selain menunjukkan bahwa pelaku sama sekali tidak tertangkap walaupun telah melakukan banyak tindakan kejahatan . Apakah maksudnya sama ? , pikirku lagi mengambil kesimpulan sambil menaikkan selimutku hingga hampir mengenai ujung telingaku , jika sama maka pengirim pesan misterius ini berpikir kalau aku tidak akan bisa menang ? Ah ! apapun itu aku benar - benar tak mengerti apa maksudnya ia mengarahkanku pada kasus yang terpecahkan ini .

Aku mengubah posisi tidurku beberapa kali bukan karena aku tak nyaman , tapi karena aku tak bisa berhenti berpikir sejak tadi . Aku coba menenangkan pikiranku dan mencoba tak memikirkannya lagi , suasana malam ini juga sudah sangat sepi sehingga sesekali aku dapat mendengar dedaunan di pohon dekat jendelaku terganggu oleh angin malam sehingga menimbulkan suara daun - daun yang cukup lebat itu beradu satu sama lain . Aku merasa semakin terlelap hingga aku mendengar suara lain yang ikut tertiup oleh angin malam tersebut , sebuah suara sesuatu yang beradu dengan batang pohon , suara sesuatu yang terdengar seperti sebuah teror yang sedang hendak menyelimuti ruangan ini , ya ! itu dia , teror ! maksud dari The Monster with 21 Faces adalah teror , pikirku sambil membuka mataku kembali yang sudah hampir terlelap saat itu , tapi mengapa suara yang terdengar dari alam bawah sadarku itu kini terdengar lebih jelas !.

Duk.. dukk... dukk... dukkk..

Suara yang berasal dari pohon yang berada cukup dekat dengan jendela kamarku itu sempat membuatku ngeri , tapi karena rasa penasaran aku putuskan untuk membuka jendela tersebut dan melihat ke arah pohon tersebut tapi angin yang cukup kencang ini membuat ranting - ranting pohon ini menghalangi pandanganku dari sumber suara tersebut .

Duk.. dukk.. dukk...

Dan setelah aku meminggirkan beberapa ranting menggunakan tanganku , aku berhasil menemukan sumber suara tersebut dari sesuatu yang berasal dari sesuatu yang tergantung di dahan pohon bergoyang ke kiri secara perlahan dan terbentur oleh batang pohon tersebut , hingga terlihat sebuah rambut yang cukup panjang.. Jantungku berhenti saat menyadari sesuatu yang tergantung di dahan pohon tersebut adalah kepala seseorang yang terikat di salah satu dahan pohon ini .

11 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang