17

3.7K 421 10
                                    

Hari ini Lisa begitu bahagia, karena Leon akan kembali dari luar kota dan yang Lisa tau, Leon berhasil mendapat mendali emas, bangga? Tentu saja, Lisa akan senantiasa bangga pada kakaknya yang satu itu.

Lisa dan Louis sudah ada di bandara sejak tadi pagi untuk menunggu kepulangan Leon.

"Leon!" Lisa menghambur memeluk Leon.

"Lisa sama Louis kangen banget sama Leon." Leon membalas pelukan adiknya.

"Iyaa Leon kangen kalian juga, selama Leon gak ada, kamu baik-baik aja kan?" Lisa mengangguk

"Lisa baik-baik aja Leon." Leon terkekeh, syukurnya lebam di pipi Lisa sudah menghilang, Ia juga sudah meminta Chanyeol untuk tidak memberi tahu Leon.

"Besok sekolah?" Tanya Lisa.

"Iyaa, bentar lagi ujian, Leon mau fokus belajar." Lisa mengangguk-angguk, kakaknya ini memang rajin, jauh sekali dengan dirinya.

Mereka berjalan masuk ke dalam mobil, Leon mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya.

"Ini buat kamu, Leon beli waktu di sana." Lisa berdecak kagum, kotak musik berbentuk piano merah muda.

"Ihh Leon, ini lucu Lisa suka banget!" Leon mengacak rambutnya pelan.

"Lisa mau kasih Leon hadiah juga." Leon menatap Lisa penasaran.

"Ini gelang." Lisa memberi gelang tali dengan huruf "L".

"Bagus gak?" Leon langsung memakainya.

"Bagus Leon suka." Lisa tersenyum manis, gelang itu begitu cocok dengan Leon.

"Oh iya Leon, kemarin Kak Wendy bilang Lisa main pianonya bagus." Leon mengangguk

"Iya, nanti Leon ajari lagi." Lisa mengangguk-angguk.

"Leon." Rengek Louis.

Leon mengambil alih Louis dari tangan baby sisternya.

"Louis mau hadiah?" Louis kecil mengangguk.

"Ini buat Louis." Kata Leon menyerahkan mobilan berbentuk bis berwarna biru.

"Makasih Leon, ini mirip tayo, kartun kesukaan Louis" Louis memeluk Leon.

•••

Malam ini Abraham Jung kembali ke rumah, sebab ia ingin menemui putranya yang begitu membanggakan, ia pulang dengan sekretarisnya, Sandara.

"Ini sudah hampir malam, mampirlah dan makan malam." Pinta Abraham, pada sekretarisnya.

"Tidak usah Pak, saya bisa makan di rumah nanti."

"Tidak-tidak makan di sini saja, aku menyewa tukang masak yang enak." Sandara tersenyum tipis.

"Pak saya tidak mau ada kesalahpahaman lagi, saya tidak mau anak-anak bapak akan salah paham." Abraham Jung menghela nafas.

"Percaya padaku, anak-anak ku tidak akan kenapa-napa, mereka anak baik, mereka hanya rindu ibunya." Sandara tampak berpikir, tidak enak juga menolak tawaran bos.

"Baiklah Pak" Abraham mengangguk lalu ia masuk diikuti Sandara dibelakangnya.

Abraham sampai di meja makan, ia melihat putra-putrinya sibuk membantu menyiapkan makan malam.

"Daddy pulang ...." ucap Abraham yang langsung mendapat perhatian dari anak-anak serta pembantunya.

"Daddy..." teriak Louis dan Lisa yang langsung memeluk daddy-nya.

Leon hanya terdiam sambil terus membantu menyiapkan makan malam, sesekali melihat ke arah Sandara dengan tatapan tak suka.

"Daddy sama si_ Tan-te?" Sandara tersenyum tipis.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang