Leon sedang mencari-cari sesuatu, ia kembali ke tempat dimana ia menabrak Wendy.
"Lo cari sesuatu?" Tanya Wendy, jujur ia takut menanyakan ini, tapi ia berusaha berani karena Wendy yakin, kalau Leon mencari gelangnya yang hilang.
"Gak cari apa-apa." Jawab Leon, ia berlalu pergi meninggalkan Wendy.
Sudah Wendy duga akan seperti ini, tapi Wendy tidak akan menyerah, ia akan tetap mengembalikan gelang itu pada yang punya.
"Lo cari gelang?" Leon mengehentikan langkahnya.
Wendy menghela nafas saat merasa kegugupannya bertambah saat Leon menoleh padanya, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.
"Ini punya lo?" Leon menoleh, ia melihat gelang itu, itu gelang pemberian Lisa.
"Gue nemuin gelang ini disini waktu itu, gelangnya putus, tapi sekarang udah gue baikin kok." Tidak tau lagi bagaimana keadaan jantung Wendy, jantungnya berdetak tak karuan, ia sungguh gugup.
Leon menghampiri Wendy.
"Iya ini punya gue."Wendy menyerahkan gelang itu pada Leon.
"Lo bisa baikinnya?" Wendy mengangguk."Kalau gelang ini dari Lisa, itu artinya gelang ini buatan gue, mangkanya gue bisa baikin." Leon agak terkejut.
"Minggu lalu, Lisa pesen gelang ke gue, pakai inisial huruf 'L' gue pikir buat dia, ternyata lo, ohh iya gue jual gelang online, kalau lo mau pesen, lo bisa bilang ke gue." Kata Wendy sambil tersenyum manis.
Leon mengangguk-angguk, "Makasih."
"Gelangnya bagus." Wendy memerah, jantungnya terasa kembali berdetak kencang.
"Ma-makasih Leon." Leon mengangguk sambil berlalu pergi.
Ini pertama kalinya Wendy merasakan hal seperti ini, dipuji seperti itu saja sudah membuat kakinya lemas, apalagi kalau yang di ucapkan Leon adalah ungkapan cinta, mungkin Wendy sudah tidak sanggup untuk menopang berat tubuhnya sendiri.
"Apa gue seudik ini? Ya ampun Wendy, ini cuma pujian bukan ungkapan perasaan." Ucap Wendy bermonolog.
•••
Malam puncak perayaan ulang tahun sekolah diadakan malam ini, tepat Sabtu malam, yang biasanya digunakan oleh orang-orang yang punya pasangan untuk malam mingguan.Panggung, soundsystem, dan kursi-kursi penonton sudah siap, para tamu undangan dan beberapa penonton juga sudah hadir di sana.
Contohnya seperti, Lisa, dia sudah ada di sana sejak 2 jam yang lalu, bukannya apa-apa, dia datang bersama Leon yang memang bertugas mengatur belakang panggung sehingga harus pergi lebih awal.
"Chaeng!"
"Lisa, lo udah disini?"
Lisa mengangguk. "Sejak 2 jam yang lalu Chaeng." Chaeyong ber oh ria.
"Gak capek apa?"
"Capek sih, tapi kan dari tadi cuma duduk jadi gak terlalu capek." Chaeyong mengangguk-angguk.
"Lisa gak sabar mau liat penampilan kak Wendy."
Chaeyong terbahak-bahak, "sabaran dikit buk!"
Lisa ikut tertawa, namun tiba-tiba matanya menangkap sosok tinggi dengan pakaian serba hitam, itu Taehyung, penampilannya begitu memukau di mata Lisa, hidung bangir, mata tajam, tubuh tinggi dan satu lagi senyum tipis Taehyung yang mampu menggetarkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Teen Fiction[END] Satu hal yang dipegang teguh Taehyung, menghindari masalah dan semua penyebab masalah-masalah itu, menghindari kepopuleran yang ia sebut sebagai sumber masalah. Terutama pada gadis bernama Lalisa Jung. gadis pengacau waktunya, Lalisa yang seti...