Part 12

8.8K 372 16
                                        

Fauzan pov

Aku mematut diri di depan cermin yang ada di kamar.

"Mas pinjam jam tangan dong?"

"Ambil aja di laci nakas, jangan rusak ataupun hilang" kebiasaannya yang ceroboh dan sering menghilangkan koleksiku

"Diusahakan tapi ndak janji ya" jawabnya sambil menutup kembali pintu kamarku.
Awas aja kalau sampai hilang, jangan harap ada uang jajan tambahan dari Mas.

Seluruh anggota keluarga sudah tiba di gedung serba guna SMA Merah Putih menyaksikan perayaan pelepasan siswa kelas XII. Seluruh wali murid menggunakan batik sebagai dresscode. Setiap siswa hanya diperbolehkan membawa 2 orang wali saja akan tetapi peraturan itu tak diindahkan keluarga pemilik yayasan yang memboyong seluruh anggota keluarganya untuk menyaksikan putra bungsunya mengakhiri masa SMA.

Sebelum acara resmi di mulai para tamu di hibur dengan penampilan dari siswa seperti menari, puisi dan bernyanyi.

"Selamat pagi semuanya, izinkan saya mempersembahkan sebuah lagu untuk sahabatku yang hari ini tampil sangat cantik. This song for you my princes" Fauzi bernyanyi di iringi teman bandnya. Dia mulai memetik gitar dipangkuannya. Lagu milik SO7-Sebuah Kisah Klasik. Layar monitor menampilkan foto-foto  kebersamaan Fauzi dengan 2 perempuan berjilbab yang Aku temui di acara lomba cerdas cermat dan di rumah sakit. Mereka tampak kompak dan saling menjaga satu sama lain.

Penampilan Fauzi menjadi penutup pensi yang menandakan acara resmi akan segera di mulai. Saat Papa menyampailan sambutan hpnya berdering. Sepertinya ada panggilan penting sehingga Papa  mengakhiri sambutannya.

"Zan, Papa butuh bantuanmu"  ucapnya setengah berbisik dan memintaku membaca pesan di hpnya

"Innalillahi wa innalillahi rojiun. Baik Pa Fauzan segera ke sana" segera Aku pamit dan keluar ruangan

"...peraih nilai tertinggi UN tingkat provinsi atas nama Allisa Putri Hamid, anak pertama bapak Abdul Hamid dan Ibu Siti Aminah, kepada Allisa dimohonkan naik ke atas panggug" Aku terpaku mendengar nama itu, tubuhku  ingin berlari ke dalam gedung kembali. Namun Aku tak bisa membuat orang lain menungguku terlalu lama.

******

"Atas nama perusahaan dan  keluarga, saya mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya putri pak Atma" ucapku kepada rekan bisnis perusahaan.

"Terimakasih Pak Al, Saya juga minta maaf telah mengubah jadwal pertemuannya"

"Tidak  masalah Pak" Kami berjabat tangan sebagai tanda perpisahan setelah kesepakatan kerjasama disetujui  kedua belah pihak.

Aku segera kembali ke Sekolah Fauzi. Diperjalanan  ada panggilan telpon dari Pak Dekan,  Aku pun menepikan mobil untuk menjawabnya.

Sepertinya Allah belum mentakdirkan Aku bertemu Icha. Pak Dekan meminta segera datang menghadap, padahal Aku telah mengambil izin selama seminggu terhitung mulai hari ini. Sabar Zan ini bentuk pengabdianmu, semangat.

"Maaf ya Al udah mengganggu waktu cutimu, tapi ini kondisinya darurat. Bapak minta tolong Kamu bisa menggantikan Pak Zailani menghadiri pelatihan di Jepang karena beliau mengalami musibah kecelakaan pagi tadi."

"Innalillahi, bagaimana kondisi beliau saat ini pak?"

"Kritis  Al, makanya Bapak minta Kamu gantiin. Dosen lain ndak ada yang sesuai persyaratan."

"Saya juga harus pergi ke Jerman sore ini Pak."

***

Azan Zhuhur berkumandang yang bergema keseluruh wilayah kampus. Agenda rapat pun dihentikan sementara untuk melaksanakan sholat berjamaah.

DOSENKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang