Yuhuuu....... I'm come back again, enjoyed this story. Don't forget leave Vote and comment. Happy reading 😅😊
Tepat pukul 7 malam Aku, Mas Fauzan, Mama dan Papa tiba di bandara setelah 5 jam lebih perjalanan menggunakan mobil. Padahal dalam waktu normal hanya 3 jam perjalanan dari Desaku. Kami bergegas menuju ruang tunggu keberangkatan dalam negeri. Om Jaka sekretaris Papa sudah menunggu sejak magrib.
"Assalamualikum" Sapa Papa sambil menjabat tangan Om Jaka yang berdiri menyambut kedatangan Kami.
"Waalaikumsalam, baru tiba Pak?"
"Iya Jak, macet parah. Jam berapa take off nya? " tampak gurat lelah di wajahnya.
"10 menit lagi Pak." Om Jaka mengingatkan jadwal keberangkatan pesawat.
"Kami pamit ya, kalian hati-hati pulangnya."
"Selamat menikmati waktu berduaan sayang, jangan lupa buat cucu untuk Mama ya" pesan Mama yang membuatku menundukkan kepala menahan malu.
"Mereka baru nikah Mah, udah nagih cucu aja. Mama nih suka banget bikin mantunya malu" tegur Papa di balas cengiran oleh Mama.
"Selamat menempuh hidup baru Mas Al dan Mbak Lisa semoga menjadi keluarga Samawa. Maaf Om ndak menghadiri acaranya tadi."
"Do'anya lebih utama Om, " ucap Mas Fauzan. Aku hanya menganggukan kepala dan tersenyum singkat.
"Ya udah, ayo masuk udah panggilan terakhir tuh." ajak Papa.
Aku dan Mas Fauzan bergantian menyalimi Papa, Mama dan Om Jaka yang akan berangkat ke Makasar. Pelukan hangat dan kecupan di kedua pipiku dihadiahkan Mama dan Papa sebelum Mereka berjalan menuju pintu check in.
Sungguh Aku tak tega melihat Mama dan Papa yang harus bolak balik dari Kota ke desa dan balik ke kota lagi. Pasti Mereka sangat lelah. Mas Fauzan dan keluarga berangkat setelah subuh dari Kota, tiba pukul 8 pagi dan langsung melaksanakan prosesi pernikahan hingga dzuhur. Rencana Mereka akan mengingap dan kembali ke kota esok hari.
Aku dan Mas Fauzan mengantar Mama dan Papa ke bandara karena khawatir kalau Papa harus menyetir mobil sendirian. Beberapa akses jalan menuju desaku ada yang rusak dan rawan kecelakaan dengan tikungan tajam dan jurang. Sedangkan Keluarga lainnya tetap menginap sambil berlibur di desaku.
"Langsung pulang atau makan dulu?"
"Ke kosan Aku aja Mas, capek kalau harus pulang ke desa lagi" jawabku sedikit merengek
"Yang ngajak pulang ke desa siapa?"
"Hehehe" kekehku
"Kita langsung pulang ya, entar pesan go-food aja" putus Mas Fauzan yang hanya Aku jawab dengan anggukan kepala.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang melewati jalanan yang ramai lancar.
"Kok terus Mas, kan harusnya belok kiri" protesku ketika melewati pertigaan JM, jalan menuju kosanku.
Tak ada tanggapan dari Mas Fauzan yang fokus dengan kemudi membuatku menggeplak lengan kirinya.
"Sakit Dek"
"Kita udah kelewatan Mas, puter balik"
"Kata siapa?"
"iih di kasih tahu kok ngeyel" jujur Aku kesel banget dengan reaksinya yang hanya menaikan sebelah alis. Iiih nyebelin
Aku menolehkan kepala ke samping kiri mencoba menenangkan diri sebelum kembali bertanya.
"Kita mau kemana sih Mas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSENKU SUAMIKU
Fiksi UmumSejak ayahnya meninggal ketika Ia masih berumur 8 tahun Allisa tumbuh menjadi gadis yang mandiri, cerdas, tangguh, dan bertanggung jawab. Demi mewujudkan cita-citanya Allisa menerima tawaran beasiswa pendidikan di Kota sehingga ia harus rela...