Sudah satu bulan berlalu dari kejadian Aku di rawat selama 5 hari karena thypus. Aku kini menjalankan aktivitas seperti biasa menjadi pelayan paruh waktu di salah satu restoran cepat saji. Untung saja menager tempatku bekerja sangat baik beliau memberikan izin selama 1 bulan agar Aku bisa cepat sembuh dan konsentrasi dalam UNBK dengan konsekuensi Aku harus bekerja fulltime setelah selesai ujian.
"Lisa antar pesanan ke meja 5" pinta Mas Eko pelayan senior kepadaku
"Baik Mas" Aku pun segera mengambil nampan dan membawanya menuju meja 5
"Silahkan menikmati" sapaku ke pelangan sambil tersenyum dan kembali lagi ke back stage .
Aku Selalu yakin Allah akan selalu menolong hamba-Nya yang selalu bersabar dan istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya. Aku tak pernah mengeluh dengan kondisi perekonomian keluargaku setelah Ayah meninggal. sejak kecil Ayah selalu mengajarkanku hidup dalam kesederhanaan walaupun Ayahku bekerja sebagai mandor di proyek dengan gaji yang cukup besar namun Ayah tak pernah memanjakanku malah sebaliknya Ayah mengajarkan betapa pentingnya berbagi dengan sesama.
Ibu yang seorang ibu rumah tangga harus berjuang mencari uang untuk biaya hidup dan pendidikanku dengan berjualan kue dan nasi uduk di pasar. Tak ingin menjadi beban Aku belajar dengan giat agar bisa mendapat beasiswa pendidikan sejak SMP dan besar harapanku dapat beasiswa lagi untuk masuk perguruan tinggi. Aku sengaja kerja paruh waktu untuk biaya hidup di kota yang tak murah aku tak ingin bergantung dengan uang kiriman ibu setiap bulannya.
*******
Tiba hari kelulusan Aku izin dari pekerjaan di restoran untuk menghadiri wisuda di sekolahku. Aku pergi di dampingi Ibu yang tiba kemarin sore sedangkan Mita dan keluarganya menginap di hotel sejak 2 hari lalu. Seluruh siswa kelas XII memakai kebaya merah bagi yang perempuan dan yang laki-laki memakai kemeja putih dengan jas warna hitam. Acara dilaksanakan di aula sekolah yang telah di dekorasi oleh anggota OSIS dengan memasang berbagai foto kegiatan seluruh siswa kelas XII dari masa MOS hingga UNBK kemarin.
"Bapak ibu semuanya, Kita patut berbangga salah satu siswa di sekolah kita meraih nilai UNBK tertinggi se-provinsi dan siswa ini juga mendapatkan beasiswa pendidikan perguruan tinggi atas nama Allisa Putri Hamid kelas XII MIA 1"
Tangis haru bahagia tak dapat Aku bendung tatkala kepala sekolah mengumumkan Aku sebagai peraih nilai tertinggi UNBK tingkat provinsi dan meraih beasiswa di universitas negeri favoritku. Aku masuk jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) melalui jalur undangan (SNMPTN)
"Kepada Allisa dimohonkan naik ke atas panggung" ujar Mc acara yang langsung disambut riuh tepuk tangan seluruh tamu undangan yang hadir.
"Selamatnya Lisa tingkatkan terus prestasimu jangan pernah berbangga dengan hasil yang kamu capai saat ini terus kejar cita - citamu banggakan orang tua, guru dan nama baik sekolah dan jangan lupa bersyukur kepada-Nya"
"Terimakasih bu" Bu Winny membawaku kedalam dekapannya beliau sudah seperti ibuku sendiri
"Iya Lisa, semangat terus ya ibu selalu mendukung dan berdoa untuk kesuksesanmu"
"Iya bu"
Acara wisuda telah usai di tutup dengan foto bersama guru dan teman seangkatan. Beberapa teman mengajakku foto dengan kamera pribadi yang mereka bawa dari rumah sebagai dokumentasi.
"Sa congratulate atas prestasinya Kita foto bareng yuk" ajak Salsa teman satu kelasku
"ALLISA" Mita memanggilku di ikuti Fauzi di belakangnya
"Mita Fauzi foto bareng yuk" ajakku yang langsung di sambut anggukan dari fauzi dan Mita. Fauzi menyerahkan kamera canon yang menggantung di lehernya ke Andre yang kebetulan lewat untuk memfoto kami. Berbagai pose dari normal hingga yang candid berhasil diabadikan .
"Allisa selamatnya Aku doakan kamu sukses" Fauzi tersenyum tetapi matanya menyiratkan kesedihan " Aku pamit yah bentar lagi pesawatku take off "
"Kamu mau kemana?" Tanya Mita bingung
"Aku mau lanjut kuliah di Jerman"
"Kamu kenapa ndak pernah bilang ke kita"
"Ini udah perjanjian dengan Papa Sa, karena tinggal Aku harapan satu-satunya untuk meneruskan perusahaan. Aku sengaja ndak bilang biar kalian ndak sedih atas kepergianku"
"Uzi makasih atas bantuan kamu selama ini, kamu adalah sahabat terbaikku. Pergilah tunaikan janjimu dan berbaktilah kepada kedua orang tuamu. Ridhonya Allah ada pada ridho orang tua. Sukses buat kuliahmu"
"Makasih Sa Kamu sama Mita juga sahabat terbaikku dari kalian Aku belajar banyak makna kehidupan"
"Zi jangan lupain kita ya, ntar kalau ada bule yang cakep bilang Aku di sini menunggunya" sontak aku dan Fauzi mengelengkan kepala atas tingkah absurd Mita
"Mita kalau mimpi jangan ketinggian, mana ada bule cakep yang mau sama kamu, kamu tu cocoknya sama abang somay yang mangkal di pertigaan JM "
"Ih Uzi jahat" tawa kami pecah mendengar nada manja Mita hingga dering ponsel Fauzi menghentikan tawa Kami
"Assalamualaikum Mas"
"......"
"Iya Aku lagi pamitan dengan temenku dulu, bentar lagi Aku keluar"
"......."
"Oke siap waalaikumsalam" Fauzi memasukkan kembali ponselnya ke saku celana.
"Guys Aku udah harus pergi. Kalian jangan rindu ya"
"Huuuu, kamu ndak bakalan rindu sama Kamu"
"Save flight sukses selalu ya" hanya itu yang mampu Aku ucapkan untuk sahabat terbaikku
"Bye assalamualaikum" salamnya kemudian pergi keluar aula
Aku mengedarkan mata ke sekeliling ruangan mencari ibuku.
"Ta liat ibuku ndak?
"Loh, Budhe kemana Sa? Apa sama Ayah dan Bunda ya. Aku telpon Bunda dulu" Mita segera mengubungi Bundanya
"Sa Bunda tadi lihat Budhe udah keluar gedung. Mungkin Budhe ada di halaman yuk kita cari."
Aku dan Mita keluar gedung untuk mencari ibuku. Saat Kami menyusuri lorong menuju halaman depan ponselku berbunyi terera nama Ibu di layar yang langsung aku jawab
"Assalamualikum bu, ibu dimana?"
"Waalaikum salam, ini dengan anaknya Ibu Siti" terdengar suara laki-laki yang menjawab salamku
"Iya benar, maaf saya berbicara dengan siapa ini?"
"Kamu bisa ke klinik Persada dekat SMA Merah Putih, Ibu Siti saya temukan pingsan dan Saya bawa ke sini"
"APA, baik Saya segera kesana" jawabku panik dan segera memutuskan sambungan telpon
"Ada apa Sa?"
"Ibu di klinik Persada katanya Ibu tadi pingsan. Aku harus segera kesana"
"Ayok, kita naik mobilku saja biar cepat" Mita segera menarikku menuju parkiran
Ya Allah tolong jaga Ibu, berikan Ia kesehatan dan keselamatan, angkatlah penyakitnya ya Allah. Doaku dalam hati

KAMU SEDANG MEMBACA
DOSENKU SUAMIKU
Ficção GeralSejak ayahnya meninggal ketika Ia masih berumur 8 tahun Allisa tumbuh menjadi gadis yang mandiri, cerdas, tangguh, dan bertanggung jawab. Demi mewujudkan cita-citanya Allisa menerima tawaran beasiswa pendidikan di Kota sehingga ia harus rela...