"AAPAA... RUMAH BAPAK" pekik Azizah yang tak dapat lagi menahan keterkejutannya.
"Allisa butuh dokter" Fauzan langsung membimbing kedua mahasiswinya memasuki bangunan megah di hadapanya.
"Silahkan masuk" Fauzan mempersilahkan masuk dan menyuruh mereka berdua duduk di ruang tamu selagi Dia meminta Mbok Jah membuatkan minum dan menemui sang kakak ipar.
Setelah melihat Fauzan cukup jauh, Azizah tak tahan untuk berkomentar.
"Ya ampun gusti, ini bukan mimpi kan Sa." Azizah sungguh tak menyangka bisa berada di rumah dosen yang Ia kagumi. Mengamati interior rumah yang futuristik dan tentunya banyak barang antik lagi mahal seperti lukisan karya maestro dunia, guci kramik kuno, berbagai furnitur ukiran jati baik yang di tempel di dinding maupun yang di letakkan di sudut ruang. Tanpa disadar Ia mencubit lengan Allisa yang duduk di sebalahnya.
"Aduuh, sakit tau" reflek Allisa mengusap lengannya
"Maaf, sakit ya?"
"Iya lah, mana ada di cubit rasanya manis"
"Ya Allah Sa. Aku masib ndak menyangka banget loh, Kita di ajakin ke rumahnya pak Al. Ternyata dibalik sikapnya yang dingin nan kejam ternyata beliau baik juga."
"Udah tau"
"Iih kok Kamu ndak exaited gitu sih." Azizah heran dengan sikap sahabatnya yang biasa aja, tak lama iya menepuk jidatnya.
"Ooh iya lupa Aku, Kamu kan temen adiknya pak Al ya. Pasti sering ke sini. Adeknya cowok atau cewek Sa."
"Cowok"
"Lebih ganteng mana"
"Iisshh.. kepo banget sih Zah. Di ruang tengah ada tuh foto keluarganya liat aja". Allisa mengusap kepalanya yang kembali terasa pusing.
"Silahkan diminum non" Mbok Jah menyugukan 2 cangkir teh hangat dan beberapa camilan.
"Iya makasih Mbok" jawab Allisa dan Azizah bersamaan
"Kenapa kepalanya Mbak Sa" Mbok Jah memperhatikan Allisa yang memijat kepalanya
"Pusing Mbok"
"Oalah.. mau di pijat atau mau minum obat entar Mbok ambilkan dulu"
"Ndak usah, Mbok istirahat aja udah malem ini."
"Ora popo to Mbak, amit yo Mbok pijit kepalanya biar enakan" Mbok Jah meletakkan nampan di atas meja duduk di samping Allisa, tangannya terulur untuk memijat kepala Allisa.
"Iki pasti telat makan Mbaknya"
Mbok Jah begitu sayang dengan keluarga majikannya apalagi Allisa yang udah dianggap putrinya sendiri. Sedangkan Azizah menatap takjub dengan kedekatan Mereka."Allisa, Kamu ini emang bandel ya." Misha datang dengan membawa perlengkapan medisnya. "Udah tahu kegiatan padat tapi Kamu masih ngeyel puasa, telat makan sampai pucat gini." Omelnya sambil menggantikan posisi mbok Jah yang pindah ke kursi lain.
"Maaf Mbak, besok-besok janji deh bakalan nurutin omongan Mbak." Allis tertunduk menyesal.
"Periksa di kamar tamu aja Mbak." Fauzan menyarankan pemeriksaan dilakukan di kamar tamu agar lebih leluasa.
Selagi Allisa di periksa Fauzan pamit berganti pakaian, Azizah ditemani oleh Mbok Jah.
"Mbak Allisa itu ceroboh banget, kalau sudah fokus, lupa sama kesehatannya sendiri."
"Anaknya emang gitu, kalau udah sakit gini baru terasa."
"Eh non temen kuliahnya Mbak Allisa ya, monggo di makan kuenya non, buatan Mbak Allisa ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
DOSENKU SUAMIKU
Fiksi UmumSejak ayahnya meninggal ketika Ia masih berumur 8 tahun Allisa tumbuh menjadi gadis yang mandiri, cerdas, tangguh, dan bertanggung jawab. Demi mewujudkan cita-citanya Allisa menerima tawaran beasiswa pendidikan di Kota sehingga ia harus rela...