Selesai Andin berlari dan push up langsung segera menyamperin Alvin yang sedang fokus melatih anak murid yang lainnya
"Udah selesai " dengan nada bete
"Bagus kalau gitu, silahkan duduk ketempat dan tunggu giliran prakteknya" kata Alvin melihat ke Andin
"Baik " berjalan menuju tempat Andin duduk tadi
Andin pun melihat kearah seorang yang sedang kayak bergulat apalah pokoknya ngeri sendiri gimana giliran nya nanti
"Kamu sama Lia, silahkan berdiri " kata Alvin
"Hahhh saya " kata Andin gak percaya bahwa yang ditunjuk adalah dia
"Ia kamu, berdiri sekarang juga " nada ngebentak
Andin pun segera berdiri ketempat tersebut dengan agak sedikit takut
"Baik siap mulai" kata pengintruksi
"Tunggu dulu, ia siap" kata Andin dengan nada ragu
"Ia mulai " kata orang tersebut mengintruksi kembali
Andin pun mengindar terus mengindar dan akhirnya Andin kalah juga, sudah diduga dengan tampang kesakitan atas main kaki yang dilakukan cewek tersebut Andin jalan dengan kaki agak terpincang duduk kembali
"Latihan hari ini selesai, kalian bisa pulang sekarang " kata Alvin sambil melihat kepergian Andin dengan jalan agak pincang
Andin pun segera ketempat pakiran pak Ujang berada dengan agak nyeri dikakinya
"Pak Ujang ayo pulang sekarang " kata Andin sambil menahan sakit dikakinya
"Lah non Andin Kenapa kakinya pincang gitu" kebinggungan keluar dari aula kakinya sudah jalan tak seimbang
"Udalah pak, ayo saya capek nih " Andin berucap sambil masuk kedalam mobil pribadinya
"Baik non, pak Ujang anter pulang sekarang " masuk mobil tersebut
Dari arah kejauhan Alvin sedang melihat Andin berjalan yang ternyata dianter pulang oleh supir pribadi nya
"syukurlah kalau gitu" kata Alvin dengan fokus melihat mobil Andin yang keluar dari gerbang tempat karatenya
Andin pun sudah sampai dirumah dengan muka masih bete dan menahan sakit kakinya
"Bik Mina tolong bawain es batu diembernya yang banyak nya" kata Andin teriak dari arah lantai atas kamarnya
"Ia non bibik bawa kekamar " sambil menyiapkan apa yang disuruh oleh non pemilik rumah
"Bik tarok sini aja " kata Andin sambil menunjuk kearah sudut ruangan
Andin pun segera menggeluarkan kakinya menuju bangku dipojok ruangan tempat tidurnya berada
"Masya allah non, kakinya kenapa ini mah bengkak sama keseleyok non. apa saya panggil tukang urut supaya gak sakit lagi"nada panik seolah merasa anaknya sendiri
Wajar bik Mina mengganggap Andin sebagai anaknya sendiri, karena sudah lama banget bik Mina menggurusnya hingga saat ini. dia juga tau sifat dan kepribadiana Andin
" Ya udah bik, panggil tukang urutnya. aduh kaki gue sakit" dengan nada menahan sakit
"Baik non saya keluar dulu " kata bik Mina keluar dari kamar Andin
...Berapa jam kemudian...
"Ini non tukang urutnya " menunjuk ketukang urut tersebut
"Yang mana yang sakit kakinya Mba " melihat kekaki Andin
KAMU SEDANG MEMBACA
Stick With It ( completed )
Fiksi RemajaInilah hubungan antara kedua remaja berjalan tanpa rencana Disaat satu mulai memilih untuk membuka hati tapi luka yang tiba muncul "Alvin Lo keterlaluan buat temen gue kecewa" Seketika yang diajak bicara cuma diam tanpa ada dosa sedikit pun untuk m...